Headline

Kami berada dalam Krisis Air. Kita Harus Bertindak Seperti Itu – Majalah Time.com

109
×

Kami berada dalam Krisis Air. Kita Harus Bertindak Seperti Itu – Majalah Time.com

Sebarkan artikel ini

[ad_1]

Salah satu pelajaran terbesar dari pandemi ini adalah kita dapat menghadapi tantangan ancaman eksistensial ketika kita menggabungkan kekuatan kolektif dari kreativitas, inovasi, dan industri kita. Saat krisis iklim memburuk, kita perlu menangani perlindungan dan pelestarian air dengan urgensi yang sama seperti yang kita lakukan untuk membuat vaksin. Kita perlu bertindak seolah-olah hidup tergantung pada keseimbangan—karena memang begitu.

Air sudah membentuk politik kita, ekonomi kita dan keamanan nasional kita juga. Entah itu banjir atau kekeringan, badai atau kebakaran hutan—terlalu banyak air, atau terlalu sedikit—bentuk air hidup di Amerika Serikat dan di seluruh dunia. Kami saat ini melihat permainan ini secara real time di Barat, yang dalam banyak hal merupakan titik nol untuk perubahan iklim, karena kami melihat persimpangan antara kekeringan besar dan musim api bertabrakan satu sama lain.

[time-brightcove not-tgx=”true”]

Kembali pada tahun 2012, komunitas intelijen mempersiapkan laporan tentang keamanan air global, meramalkan bahwa dalam satu dekade kekurangan air dan banjir di banyak negara akan “mengambil risiko ketidakstabilan dan kegagalan negara, meningkatkan ketegangan regional, dan mengalihkan mereka dari bekerja dengan Amerika Serikat.” Laporan yang sama meramalkan bahwa sebelum tahun 2040, permintaan dunia akan air tawar tidak akan dapat memenuhi pasokan, kecuali jika kita mengelola air kita jauh lebih baik daripada yang kita lakukan hari ini.

Baru tahun ini, Dapur Pusat Dunia bekerja erat dengan Program Pangan Dunia untuk mengirimkan 27.000 paket makanan ke keluarga Guatemala dalam beberapa bulan setelah badai hebat menghancurkan negara itu. Tanaman yang menopang mereka hancur, dan di beberapa tempat air perlu waktu berbulan-bulan untuk surut.

Jelas dari contoh ini dan terlalu banyak contoh lainnya bahwa kekurangan air dan badai besar yang dipicu oleh perubahan iklim telah membahayakan perdamaian dan kemakmuran di berbagai belahan dunia. Jika kita jujur, kita bisa melihat potensi itu di rumah juga. Tapi kenyataannya, tidak harus seperti ini. Air dapat dan harus menjadi sumber kerjasama, inovasi, dan kemurahan hati.

Dari sumber hingga wastafel, kita harus lebih pintar dalam mengelola air—dan berbagi pengetahuan, teknologi, dan investasi kita—agar alam dan manusia dapat berkembang bersama.

Mari kita mulai dengan penggunaan air terbesar: makanan kita. Pertanian menyumbang sekitar 70 persen dari penggunaan air di seluruh dunia. Planet kita mengerang di bawah beban tuntutan kita untuk lebih, karena populasi dunia tumbuh sementara kenaikan suhu membuat air tawar lebih sulit ditemukan.

Kita perlu mengajukan pertanyaan kritis tentang bagaimana kita dapat berbuat lebih banyak dengan lebih sedikit. Di mana kita bisa bertani dengan lebih cerdas, menggunakan tanaman penutup tanah atau irigasi yang lebih efisien untuk melindungi tanah dan air? Apa keseimbangan memiliki cukup ikan di lautan untuk menjaga rantai makanan yang berkembang, sementara juga menyediakan makanan laut yang cukup untuk memberi makan orang secara berkelanjutan dan mendukung pekerjaan penangkapan ikan?

Kabar baiknya adalah jika kita meluangkan waktu untuk berpikir dan bertindak secara kolektif, ada solusi yang memungkinkan kita memberi makan lebih banyak orang sekaligus melindungi air kita.

Kita dapat menerapkan inovasi dalam teknologi seperti monitor elektronik yang membantu petani dan peternak secara tepat mengelola nutrisi yang mereka masukkan ke dalam tanah, sehingga tidak menjadi polutan di air kita; atau navigasi satelit yang membantu menurunkan biaya penangkapan ikan yang berkelanjutan untuk bisnis di seluruh dunia, sehingga industri makanan laut berkelanjutan secara lingkungan dan ekonomi.

Kita juga perlu mengajukan pertanyaan besar tentang bagaimana cara terbaik kita bekerja dengan alam untuk mengurangi beberapa dampak air terburuk dari perubahan iklim? Di mana kita dapat mendukung infrastruktur alam untuk melindungi masyarakat dari kekurangan air, atau banjir, atau gelombang badai?

Kita perlu berhenti merusak sumber daya yang kita miliki, melestarikan apa yang tersisa, dan menemukan cara untuk hidup secara berbeda. Kita perlu bertani di darat dan memanen dari laut dengan metode baru yang membangun masa depan yang lebih baik. Yang terpenting, kita perlu berinvestasi satu sama lain—dalam komunitas yang saling peduli sebelum bencana melanda, bukan hanya setelah badai atau kebakaran.

Terlalu mudah untuk menerima air begitu saja. Tetapi air selalu hadir dalam bencana yang kita alami di rumah dan di seluruh dunia. Itu perlu hadir dalam pemikiran kita, perencanaan kita, dan dalam kebijakan kita, sehingga kita dapat merencanakan masa depan kita juga.

Sumber Berita

[ad_2]

Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *