[ad_1]
Ambil contoh saja, absensi atau ketidakhadiran karyawan meningkat 25 persen selama satu tahun terakhir di Inggris. Di mana peneliti menyoroti bahwa kerja keras malah menjadi lebih buruk. Ironisnya, budaya lembur terjadi pada jenjang pekerjaan sekelas manajer atau kepala perusahaan yang memang harus bekerja lebih keras dan dituntut untuk bekerja lebih cepat.
Selain itu, penelitian juga menunjukan mereka yang berperan kompetitif akan menghiraukan rasa lelah, stres, gangguan makan, atau kondisi mental yang klinis, demi mendapatkan nilai pekerjaan yang dilakukan. Apalagi pemecatan dalam sebuah perusahaan menjadi ancaman tersendiri, sehingga hal tersebut membuat seseorang akan melakukan pekerjaan lebih keras dan munculah budaya lembur itu sendiri. Artinya, tingkat stres sudah melewati batasnya.
Demi meringankan hal itu, mengutip dari laman gq-magazine, tidak sedikit mereka yang menyadari mengonsumsi kafein berlebih, obat anti depresi atau obat-obatan lain untuk menangani stres karena pekerjaan yang menumpuk (lembur-read).
Tapi terkadang kondisi tersebut tidak memberikan solusi. bahkan dengan kondisi mental dan tekanan pekerjaan yang kurang baik. Banyak yang mengalihkan solusinya pada bunuh diri sebagai jalan akhir. Seperti yang terjadi di Jepang beberapa tahun yang lalu.
Solusi
Baru-baru ini, penelitian dari University of East Anglia mengungkapkan bahwa perusahaan yang menggunakan “perasaan” bisa membantu mencegah rasa lelah secara emosional dan menciptakan kebahagiaan baik bagi karyawan secara pribadi, bos, maupun tim. Dalam penelitian tersebut, mengungkapkan beberapa cara bagaimana perusahaan bisa menanggulangi atau menahan stres bagi keseluruhan jajaran atau tingkatan di perusahaan.
Pertama, pelatihan kesehatan mental untuk manajerial. Di mana pelatihan untuk lini manajer disesuaikan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kesehatan mental di tempat kerja, yang kemudian bisa memiliki efek pada staf.
Kedua, kerja yang fleksibel. Di mana perusahaan agar bisa membiarkan stafnya untuk menyeimbangkan kehidupan pribadi dan kerja mereka, sehingga staf bisa mengelola kesehatan mereka.
Ketiga, memilih makanan sehat. Sebuah tubuh yang sehat pasti memiliki pikiran yang sehat. Untuk membuat tubuh yang sehat tentu bagiamana Anda memilih makanan atau minum yang sehat pula. Sehingga, perlu selektif dalam memilih makanan maupun minuman.
[ad_2]