Hotline Redaksi: 0817-21-7070 (WA/Telegram)
Headline

Penebalan dinding rahim membuat sulit hamil? Catat gejalanya berikut ini!

202
×

Penebalan dinding rahim membuat sulit hamil? Catat gejalanya berikut ini!

Sebarkan artikel ini
Penebalan dinding rahim membuat sulit hamil? Catat gejalanya berikut ini!

[ad_1]

Penebalan dinding rahim (endometrium) merupakan salah satu ciri seseorang mengalami gangguan Hiperplasia Endometrium. Apa sih yang dimaksud dengan hiperplasia endometrium?

Kondisi ini umumnya disebabkan karena kelebihan pertumbuhan sel. Meskipun bukan kanker, kondisi ini juga dapat memicu kanker pada rahim.

Bagaimana Penebalan Dinding Rahim Bisa Terjadi Sepanjang Siklus Menstruasi?

Endometrium berubah sepanjang siklus menstruasi sebagai respons terhadap hormon. Selama periode pertama dari siklus menstruasi, hormon estrogen dibuat oleh ovarium yang nantinya akan menghasilkan estrogen.

Estrogen ini menyebabkan selaput tumbuh dan menebal untuk mempersiapkan rahim untuk kehamilan. Di tengah siklus, sel telur dilepaskan dari salah satu ovarium (ovulasi). Setelah ovulasi, kadar hormon lain yang disebut progesteron mulai meningkat.

Progesteron menyiapkan endometrium untuk menerima dan memelihara telur yang telah dibuahi. Jika kehamilan tidak terjadi, kadar estrogen dan progesteron menurun. Penurunan progesteron memicu menstruasi, atau meluruhnya lapisan dinding rahim yang tadinya menebal. Setelah lapisan benar-benar luruh, siklus menstruasi baru dimulai.

Penyebab Penebalan Dinding Rahim

Saat ovulasi tidak terjadi, progesteron tidak dibuat, dan lapisannya tidak terlepas. Endometrium dapat terus tumbuh sebagai respons terhadap estrogen.

Sel-sel yang membentuk lapisan mungkin berkumpul bersama dan mungkin menjadi tidak normal. Kondisi ini, yang disebut hiperplasia, dapat menyebabkan kanker pada beberapa wanita.

Artikel terkait: Endometriosis, Penyakit yang Membuat Wanita Sulit Punya Anak

Perlu diketahui, ada beberapa pemicu yang dapat membuat lonjakan kadar estrogen tapi sedikit progesteron, yaitu:

  • Penggunaan obat-obatan yang bertindak seperti estrogen
  • Penggunaan jangka panjang estrogen dosis tinggi setelah menopause (pada wanita yang belum menjalani histerektomi)
  • Periode menstruasi yang tidak teratur, terutama yang berhubungan dengan sindrom ovarium polikistik atau infertilitas
  • Kegemukan

Faktor Risiko Hiperplasia Endometrium

Ada risiko untuk mengembangkan hiperplasia endometrium. Bila memiliki satu atau lebih dari hal ini, Anda bisa memiliki faktor risiko mengembangkan hiperplasia endometrium.

Beberapa faktor risiko umum meliputi:

  • Berusia di atas 35 tahun
  • Berkulit putih
  • Pubertas dini atau terlambat menopause
  • Kegemukan
  • Perokok
  • Memiliki riwayat keluarga dengan kanker rahim, kanker usus besar, atau kanker ovarium
  • Punya riwayat diabetes, sindrom ovarium polikistik (PCOS), penyakit kandung empedu, atau penyakit tiroid

Artikel terkait: 4 Cara ini dapat menurunkan risiko kanker ovarium

Gejala Penebalan Dinding Rahim

Tanda hiperplasia yang paling umum adalah perdarahan uterus abnormal. Jika Anda memiliki salah satu dari yang berikut ini, Anda harus mengunjungi penyedia layanan kesehatan:

  • Pendarahan selama periode menstruasi yang lebih berat atau berlangsung lebih lama dari biasanya
  • Siklus menstruasi yang lebih pendek dari 21 hari (dihitung dari hari pertama periode menstruasi hingga hari pertama periode menstruasi berikutnya)
  • Perdarahan setelah menopause

Ada kemungkinan gejala tidak disebutkan di sebutkan di atas. Namun bila Anda memiliki kecurigaan atau kekhawatiran tentang gejala yang dirasakan, priksakanlah ke dokter.

Mendiagnosis Penebalan Dinding Rahim 

Ada banyak penyebab perdarahan uterus yang abnormal. Jika Anda mengalami perdarahan abnormal dan Anda berusia 35 tahun atau lebih, atau jika Anda lebih muda dari 35 tahun dan perdarahan abnormal Anda belum mencoba obat-obatan, penyedia layanan kesehatan dapat melakukan tes diagnostik untuk hiperplasia dan kanker endometrium.

Ultrasonografi transvaginal dapat dilakukan untuk mengukur ketebalan endometrium. Alat kecil ditempatkan di vagina yang nantinya akan menunjukkan gambar organ panggul. Jika endometrium tebal, itu mungkin berarti bahwa hiperplasia endometrium ada.

Pengobatan yang Bisa Dilakukan

Dalam banyak kasus, hiperplasia endometrium dapat diobati dengan progestin. Progestin diberikan secara oral, dalam satu suntikan, dalam alat kontrasepsi, atau sebagai krim vagina.

Berapa banyak dan berapa lama Anda menggunakannya tergantung pada usia dan jenis hiperplasia. Pengobatan dengan progestin dapat menyebabkan perdarahan vagina seperti periode menstruasi.

Jika Anda memiliki hiperplasia atipikal, terutama hiperplasia atipikal kompleks, risiko kanker meningkat. Histerektomi biasanya merupakan pilihan perawatan terbaik jika Anda tidak ingin memiliki anak lagi.

 

Referensi: Everyday Health, ACOG.org, Women’s Health

Baca juga: 

Inilah 5 Tanda penyakit endometriosis yang tidak diketahui wanita

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

[ad_2]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *