[ad_1]
Suara-Pembaruan.com – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) melalui program SIG Mandiri menggelar pelatihan menjahit pakaian wanita dan anak di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, dan pelatihan pertanian terpadu di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Melalui pelatihan ini, SIG berharap para pelaku UMKM dapat meningkatkan kualitas produk, lebih kreatif serta terus berinovasi.
Kegiatan ini sebagai upaya peningkatan produktivitas bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sekitar wilayah operasional perusahaan, demikian siaran pers SIG yang diterima, Rabu (14/4).
Pelatihan menjahit pakaian wanita dan anak diikuti oleh 16 orang ibu rumah tangga dan anggota PKK Kelurahan Singosari, Gresik. Kegiatan dilaksanakan selama selama lima hari, mulai Senin (29/3) hingga Jumat (2/4). Pelatihan yang diberikan antara lain metode teori, demonstrasi dan praktik menjahit.
Selain itu, SIG juga memberikan 16 mesin jahit tipe 23 pola jahitan kepada para peserta.
Sedangkan di Kabupaten Rembang, SIG memberikan pelatihan pertanian terpadu bagi 40 UMKM mitra binaan sektor peternakan. Pelatihan dilaksanakan selama dua hari, Rabu dan Kamis (7-8 April 2021) di Auditorium Fave Hotel.
Program pelatihan meliputi cara budi daya sapi, domba, ayam, serta pengolahan limbah ternak menjadi biogas.
General Manager of CSR SIG Edy Saraya mengatakan kegiatan ini merupakan wujud kontribusi nyata SIG bagi masyarakat dalam upaya meningkatkan ekonomi, terutama masyarakat sekitar perusahaan.
“Melalui pelatihan ini, SIG berharap para pelaku UMKM dapat meningkatkan kualitas produk, lebih kreatif serta terus berinovasi demi menjaga kelangsungan usahanya, terutama di masa pandemi Covid-19,” kata Edy Saraya.
Pelatihan ini disambut baik oleh Syamsuddin, salah satu mitra binaan sektor peternakan SIG asal Desa Lodan Kulon, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang.
Menurutnya, Rembang memiliki potensi besar dalam hal peternakan, karena didukung oleh potensi alam yang baik. Pelatihan ini kian mendukung upaya peternak dalam memaksimalkan potensi tersebut.
“Banyak ilmu yang kami dapat, di antaranya bagaimana membuat pakan ternak alternatif, mampu merawat hewan ternak yang baik, serta bagaimana mengolah kotoran ternak menjadi kompos yang ternyata dapat menambah penghasilan para peternak.
”Semoga dengan adanya pelatihan ini ke depan pengelolaan ternak hewan lebih produktif,” ujar Syamsuddin. (red/pen)
[ad_2]