[ad_1]
Pemerintah Rusia, Kamis (29/2) mengonfirmasi bahwa mereka akan memberlakukan larangan ekspor bahan bakar minyak selama enam bulan, per 1 Maret.
“Keputusan ini diambil untuk menjaga kestabilan harga di pasar bahan bakar, menjelang periode di mana permintaan BBM meningkat akibat dimulainya kegiatan penanaman di ladang gandum pada musim semi, musim liburan, dan jadwal perbaikan kilang minyak,” urai perwakilan pemerintah negara itu melalui saluran Telegram resminya.
Rusia adalah pengekspor minyak terbesar kedua di dunia.
Jelang pilpres Rusia pada tanggal 15-17 Maret mendatang, harga BBM domestik menjadi isu sensitif bagi para pengguna kendaraan bermotor dan petani di negara pengekspor gandum terbesar di dunia itu. Selain itu, beberapa kilang minyak Rusia diserang pesawat nirawak Ukraina dalam beberapa bulan terakhir.
Rusia dan Ukraina saling menyerang sarana infrastruktur energi mereka untuk mengacaukan jalur pasokan dan logistik, serta mematahkan semangat musuhnya. Mereka berupaya mencari celah di tengah konflik yang sudah berlangsung hampir dua tahun dan belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir itu.
Produk minyak dan gas sejauh ini merupakan komoditas ekspor terbesar Rusia. Migas menjadi sumber utama pendapatan devisa Rusia, yang ekonominya bernilai 1,9 triliun dolar AS (setara Rp29,8 kuadriliun), dan membuat Moskow berada di posisi teratas dalam politik energi global.
Kremlin telah bekerja sama dengan Arab Saudi, eksportir minyak terbesar di dunia, untuk menjaga harga migas tetap tinggi. Kedua negara itu adalah anggota OPEC+ (Organization of the Petroleum Exporting Countries), yang beranggotakan anggota OPEC dan negara-negara sekutu utama mereka.
Rusia telah secara sukarela memangkas ekspor minyak dan bahan bakarnya sebanyak 500.000 barel per hari, pada kuartal pertama 2024 sebagai bagian dari upaya OPEC+ untuk menopang harga di pasar energi.
Sejak awal tahun ini, harga grosir bensin Ai-92, merek bensin terpopuler di Rusia, telah meningkat 22,4 persen, menurut perhitungan kantor berita Reuters yang didasarkan pada data bursa St. Petersburg (SPIMEX).
Pada tahun 2023, Rusia memproduksi 43,9 juta ton BBM dan mengekspor sekitar 5,76 juta ton, atau sekitar 13 persen dari produksinya. Pengimpor terbesar BBM Rusia adalah negara-negara Afrika, termasuk Nigeria, Libya, dan Tunisia, serta Uni Emirat Arab. [br/jm]
[ad_2]