[ad_1]
Suara-Pembaruan.com – Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan menyatakan produk Indonesia mulai membanjiri Dubai setelah pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) membuka pariwisatanya. Salah satunya pada pameran produk perhotelan bertajuk The Hotel Show 2021 di Dubai World Trade Center (DWTC), di mana produk-produk perhotelan (hospitality) mencatatkan potensi transaksi sebesar 1,56 juta dolar AS.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi lewat keterangannya di Jakarta, Rabu, 9 Juni 2021.
“Keikutsertaan di The Hotel Show 2021 menunjukkan bahwa Indonesia berupaya memanfaatkan peluang yang muncul di tengah pandemi COVID-19 dengan maksimal. Selain itu, partisipasi Indonesia juga menunjukkan komitmen untuk terus menyasar negara-negara tujuan ekspor nontradisional guna meningkatkan kinerja perdagangan nasional,” katanya.
The Hotel Show adalah pameran di bidang hospitality berskala internasional terbesar di wilayah Timur Tengah dan Afrika bagian utara. Pameran berlangsung 31 Mei – 2 Juni 2021.
Didi menyambut baik kegigihan pelaku usaha nasional yang tetap tangguh memanfaatkan berbagai peluang perdagangan, khususnya ekspor. Melalui Indonesia Trade Promotion Center (ITPC), Kementerian Perdagangan berkomitmen terus memfasilitasi pelaku usaha dalam negeri untuk memperkuat kinerja ekspor.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Uni Emirat Arab (UEA) Husin Bagis mengatakan, keikutsertaan Indonesia pada The Hotel Show 2021 merupakan peluang besar untuk menghidupkan kembali produk-produk nasional di sektor hospitality yang sempat mengalami penurunan permintaan karena pandemi COVID-19.
“Kami berharap produk Indonesia dapat sukses di industri perhotelan di Dubai sebagai pusat hiburan di wilayah Timur Tengah, serta kawasan Timur Tengah dan Afrika,” jelasnya.
Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Dubai Muhammad Khomaini menjelaskan, potensi trasaksi di The Hotel Show 2021 menunjukkan produk-produk hospitality Indonesia diminati wisatawan Timur Tengah.
“Potensi transaksi juga didorong oleh mulai menggeliatnya industri perhotelan di Dubai usai Pemerintah UEA membuka kembali kedatangan wisatawan asing pada Juli 2020,” imbuh Khomaini.
Khomaini mengungkapkan, pada November 2020, tingkat hunian hotel di Dubai mendapatkan peringkat kedua tertinggi di dunia, melampaui London dan Paris. Sebelumnya, berdasarkan data Pemerintah UEA, tingkat hunian hotel di Dubai pada Juni 2020 tercatat sebesar 26,3 persen atau turun 60,8 persen dibandingkan Juni 2019.
Pada pameran kali ini, Indonesia menghadirkan sembilan pelaku usaha di sektor perhotelan, termasuk jasa perhotelan yaitu penyedia tenaga kerja perhotelan dan jasa penyedia manajemen sistem perhotelan.
Keikutsertaan para peserta pameran tersebut difasilitasi Kementerian Perdagangan melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Dubai. Para pelaku usaha menampilkan produk-produknya di Paviliun Indonesia yang terletak di Zabeel Hall 2 DWTC.
Kesembilan pelaku usaha tersebut yaitu PT Merpati Mahardika (minyak esensial dan fasilitas hotel), PT Bahtera Jaya Persada (handuk dan linen hotel), PT Versaguna International (perlengkapan mandi, fasilitas, aksesori, dan desain interior hotel), Kopi Ketjil Indonesia (biji kopi dan kopi specialty), dan CV Jawa Classic Aesthetic Furniture and Craft (kerajinan tangan).
Kemudian, PT Haeng Nam Sejahtera Indonesia (keramik dan peralatan meja hotel), PT Jenggala Keramik Bali (keramik dan peralatan meja hotel), PT Pyxis Ultimate Solution (manajemen sistem perhotelan), dan PT Sukamulia Mandiri Agung (penyedia tenaga kerja perhotelan).
“Kehadiran perusahaan yang bergerak di bidang jasa ini menjadi pembeda paviliun Indonesia dengan paviliun negara lain. Hal ini rupanya juga membuat paviliun Indonesia semakin ramai didatangi pengunjung,” jelas Khomaini. (red/pen)
[ad_2]