TV

Vino G. Bastian dan Marsha Timothy: Petuah-petuah Keluarga dalam Sabtu Bersama Bapak

146
×

Vino G. Bastian dan Marsha Timothy: Petuah-petuah Keluarga dalam Sabtu Bersama Bapak

Sebarkan artikel ini
Vino G. Bastian dan Marsha Timothy: Petuah-petuah Keluarga dalam Sabtu Bersama Bapak

[ad_1]

Pasangan suami istri Marsha Timothy dan Vino G. Bastian kembali beradu peran dalam serial terbaru, Sabtu Bersama Bapak. Serial produksi Falcon Pictures yang disutradarai Rako Prijanto ini mulai tayang di layanan mengalir Prime Video mulai 29 Juli 2023.

Dalam serial keluarga ini keduanya memerankan dua tokoh utama yang juga suami istri, Gunawan dan Itje. Diceritakan, Gunawan meninggal di usia 30-an karena kanker paru-paru sedangkan Itje ditinggalkan untuk mengurus dua anak laki-lakinya yang masih kecil.

“[Gunawan adalah] seorang laki-laki tidak ditakdirkan untuk hidup mudah. Ketika masih muda, dia sudah harus mengurus ibunya yang sakit. Ketika dia sudah punya keluarga sendiri, ia harus bertahan dengan sakit yang dideritanya,” jelas Vino dalam wawancara eksklusif bersama Volix pada 22 Juli 2023.

Vino menjelaskan bahwa walau hidupnya dirundung masalah, Gunawan selalu bisa bangkit dengan caranya sendiri. Salah satunya dengan merekam petuah-petuah hidup dan pesan-pesan dalam bentuk video rumahan untuk kemudian diputar oleh Itje dan anak-anaknya setiap Sabtu.

“[Judulnya] Sabtu Bersama Bapak karena setiap hari Sabtu Gunawan yang sudah meninggal ini menyampaikan pesan-pesan dia wariskan ke anak-anaknya. Walau pun di kemudian hari ketika zaman berubah pasti akan ada gap generasi sehingga membuat pesan-pesannya itu bisa jadi tidak relevan. Tapi tetap saja dia membuat sebuah rencana yang luar biasa untuk anak-anaknya kelak,” ujar Vino.

Walau serial ini dibungkus dalam bentuk drama keluarga yang hangat, tema kematian selalu meliputi episode-episode-nya. Menurut Marsha Timothy, hal itu justru menjadi keunikan serial ini.

“Di serial ini bisa dilihat bahwa kematian itu tidak menjadi mengerikan. Bahkan menjadi indah,” ujarnya. “Kita tidak bisa memungkiri bahwa ada sedihnya di situ tapi [ceritanya] menjadi indah. Cerita dalam keluarga itu menjadi indah walau harus diawali dengan kematian Bapak.”

Menurut Marsha, cerita ini menjadi amat istimewa karena memperlihatkan betapa kuatnya cinta seorang suami kepada istrinya dan sebaliknya. Kekuatan cinta, menurut Marsha, membuat mereka kuat menghadapi berbagai terpaan masalah dalam hidup termasuk kematian.

“Si istri tidak mungkin bisa sekuat itu, setangguh itu [seperti yang terlihat] di serial ini jika ia tidak menyadari bahwa cinta dari suaminya sebesar itu,” ujar Marsha. “Bisa dilihat bahwa Gunawan itu membuat video karena ia begitu cinta pada istrinya. Ia membuat video-video itu untuk menemani istrinya membimbing anak-anaknya, supaya istrinya tidak membesarkan anaknya sendirian.”

“Jadi memang kekuatan seperti itu tidak akan muncul hanya dari salah satunya—dari ibunya saja atau dari bapaknya saja, tapi harus dari keduanya. Itu harusnya bisa berhubungan kepada siapapun yang menonton, ketika membentuk keluarga yang utama itu harus solid antara suami dan istri. Terutama ketika sudah punya anak.”

Dalam proses produksi serial ini, Marsha mengaku amat tertantang untuk memerankan Itje yang karakternya direkam dalam rentang usianya terpaut amat jauh—dari sejak remaja sebelum bertemu Gunawan, hingga umur pertengahan 50an ketika anak-anaknya telah besar dan memberinya cucu. Serial ini memang mengambil pengaturan waktu tahun 1986, 1995, dan 2022 dalam alur maju mundur.

“Jadi tantangan buat saya untuk membuat penonton bisa melihat bedanya Itje ketika muda dan ketika sudah berumur 57. Berusaha supaya bisa pas ditonton untuk jadi ibunya Rey Mbayang dan Adipati Dolken (pemeran anak-anak Itje dan Gunawan),” ujar Marsha.

Selain perbedaan umur yang jauh, Marsha juga tertantang untuk memerankan Itje yang mengalami berbagai perkembangan kepribadian seiring berjalannya cerita.

“Yang menjadi istimewa buat saya dalam peran ini adalah bagaimana Itje bertransformasi, dari ketika baru ketemu Gunawan, kemudian pacaran, menjadi ibu, dan kemudian harus ditinggal,” ujarnya. “Di awal cerita, dia adalah seorang perempuan yang nggak percaya diri, yang gampang takut. Yang menguatkan dia adalah Gunawan.”

Marsha menuturkan bahwa ketika Itje takut, Gunawan selalu berujar “Ada Kakak, Adik,” dalam bahasa Sunda yang berarti “Ada Akang, Neng.” Sampai akhirnya ketika Gunawan yang sedang menghadapi kematian mengatakan bahwa ia takut, Itje harus mengambil peran sebagai pihak yang menguatkan.

“Itje harus bisa bilang, “Ada enam, Kang,” ujar Marsha. “Itu cukup mendalam buat saya.”

Atas kebaikan Video Utama

Alih wahana

Cerita Sabtu Bersama Bapak diangkat dari novel berjudul sama karya Adhitya Mulya. Sebelumnya, pada 2016 cerita ini diadaptasi menjadi film panjang yang disutradarai oleh Monty Tiwa. Walau demikian, serial baru ini menjadi istimewa karena Adhitya Mulya mengambil peran sebagai penulis naskah dan malah menambahkan banyak hal baru dalam semesta ini, membuat ceritanya menjadi makin kaya dan segar.

“Dan ketika saya membaca skrip ini untuk pertama kalinya, saya merasa ini adalah pengembangan yang luar biasa dari bukunya,” ujar Vino. “Ini salah satu skrip terbaik yang pernah saya baca.”

Selain skrip yang luar biasa, Vino juga merasa senang bisa bekerjasama dengan istrinya. Vino dan Marsha memang sudah berkali-kali bekerja sama, seperti di film Qodrat (2022) dan Mimpi Toba (2015).

“Plusnya ya pasti selalu nyaman kerjasama dengan istri. Minusnya ya nggak ada sih ya,” ujarnya sambil tertawa.

“Tapi untuk membangun karakter ini kan tidak menjadi Vino dan Marsha di kehidupan nyata. Kami menjadi Wawan dan Itje. Dengan latar belakang kehidupan di Bandung, latar belakang sosial yang berbeda… Jadi untuk masuk ke karakter ini kita mulai dari nol lagi,” ujarnya. “Kita mulai prosesnya belajar lagi, membedah skrip lagi, membangun chemistry baru lagi untuk membikin orang ketika nonton ini tuh lupa sama Vino dan Marsha, tapi ingetnya sama Gunawan dan Itje.”

Keduanya berharap serial ini bisa menjadi kenang-kenangan yang baik untuk seluruh keluarga Indonesia, dan bisa relevan ditonton kapanpun.

“Mudah-mudahan serial ini bukan hanya serial yang bisa ditonton sekarang, tapi kapanpun orang mau nonton, bahkan ketika anak saya sudah besar, masih relatable,” ujar Vino.

Penulis: Gisela Swaragita

[ad_2]

Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *