[ad_1]
Suara-Pembaruan.com – Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi memprediksi ekonomi digital Indonesia dapat tumbuh hingga delapan kali lipat pada 2030 menjadi Rp4.531 triliun dari posisi pada 2020 yang sebesar Rp632 triliun. Dan bussines to bussines ekonomi digital akan bertumbuh dengan porsi 13 persen atau setara Rp763 triliun.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Lutfi usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 10 Juni 2021.
“Di situ, e-commerce (perdagangan daring) akan memerankan peran yang sangat besar yaitu 34 persen atau setara Rp 1.900 triliun,” katanya.
Dalam proyeksi ekonomi digital Indonesia satu dekade mendatang itu, selain e-commerce yang bertumbuh pesat, Lutfi memprediksi bussines to bussines ekonomi digital akan bertumbuh dengan porsi 13 persen atau setara Rp763 triliun.
Kemudian, terdapat juga layanan kesehatan berbasis teknologi (health-tech) sebesar Rp471 triliun atau delapan persen dari ekonomi digital.
“Ini adalah bagian-bagian yang kita bicarakan bahwa e-commerce kita memiliki level playing field yang sangat besar,” ujar Lutfi.
Di sektor lain, kegiatan ekonomi yang mengadaptasi teknologi digital juga akan menopang produk domestik bruto Indonesia pada 10 tahun ke depan seperti online travel, online media, dan layanan transportasi digital.
“Kita sadar ekonomi digital di Indonesia punya prospek baik. Tahun 2020, ekonomi digital menghasilkan empat persen dari produk domestik bruto (PDB). Dalam 10 tahun ke depan atau 2030, pertumbuhan PDB dari Rp15.400 triliun menjadi Rp24.000 triliun,” ujarnya.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk AS itu menambahkan Indonesia dengan jumlah populasi yang besar, akan memegang peranan penting dalam ekonomi digital di kawasan ASEAN.
Bahkan PDB ekonomi digital Indonesia akan tumbuh melebihi 55 persen bagian dari PDB ekonomi digital ASEAN atau setara dengan Rp323 triliun dan akan tumbuh menjadi Rp 417 triliun pada 2030.
“Indonesia akan mempunyai GDP lebih dari 55 persen daripada GDP digital ASEAN, dari Rp 323 triliun akan tumbuh menjadi Rp417 triliun pada tahun 2030,” jelas Lutfi.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan peran UMKM harus terus dilibatkan dalam pengembangan ekonomi digital. Hal itu sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo.
“Presiden mengarahkan harus ada strategi proaktif jemput bola, pendampingan, kurasi produk sampai ke SDM, pembiayaan, sampai mereka bisa onboarding di e-commerce,” jelas Teten dalam keterangan pers virtual di Jakarta, Kamis.
Teten mengatakan Presiden meminta adanya percepatan digitalisasi UMKM. Berdasarkan data Asosiasi E-commerce Indonesia, per Mei 2021 sebanyak 13,7 juta pelaku UMKM sudah onboarding di ekosistem digital atau sebesar 21 persen.
Pemerintah menargetkan pada 2024, sebanyak 30 juta UMKM sudah merambah ekosistem digital.
“Tadi, disepakati karena ini lintas sektoral akan dibentuk PMO atau manajemen profesional yang akan mengoordinasikan proses digitalisasi ini,” terangnya. (red/pen)
[ad_2]