[ad_1]
Suara-Pembaruan.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) mendorong petani untuk menanam tanaman porang karena memiliki potensi untuk meningkatkan pendapatan. Targetnya kabupaten Banyuasin dapat jadi sentra tanaman porang di Indonesia.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Sumatera Selatan (Sumsel) Rudi Arpian di Palembang, Minggu, 20 Juni 2021. Pihaknya mengatakan petani karet dapat memanfaatkan tanaman ini disela-sela tanamannya karena harga umbi porang terbilang mahal meski dapat dipanen setelah dua tahun.
“Proses penanaman porang ini tidak sulit, tidak membutuhkan biaya yang tinggi dan lahan yang luas, berbeda denga sawit, karet dan buah kelapa,” kata dia.
Sejauh ini Sumsel baru sebatas mengirimkan porang ke Jawa, padahal Indonesia sudah mengekspor ke 22 negara.
Pemprov Sumatra Selatan telah menetapkan Kabupaten Banyuasin sebagai sentra budidaya tanaman porang untuk mendukung pengembangan komoditas pertanian tersebut.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan pihaknya akan menjadikan kabupaten yang selama ini terkenal sebagai sentra padi tersebut untuk proyek percontohan pertanian umbi porang. Banyuasin dapat jadi sentra tanaman porang di Indonesia.
“Target besarnya Banyuasin dapat jadi sentra tanaman porang di Indonesia. Apalagi jika dilihat, sejauh ini budidaya porang sangat menjanjikan,” kata dia.
Porang dapat diolah menjadi panganan pengganti beras, yakni bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, dan bahan untuk pembuatan lem atau jelly karena mbi porang banyak mengandung glucomannan berbentuk tepung.
Glucomannan merupakan serat alami yang larut dalam air biasa digunakan sebagai aditif makanan, dan sebagai emulsifier atau pengental, bahkan dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lem ramah lingkungan dan pembuatan komponen pesawat terbang.
Ketua Asosiasi Petani Porang Sumsel Rabik S.E mengungkap Sumsel memiliki peluang yang besar untuk pertanian porang karena sementara ini hanya memanfaatkan 100 hektare (Ha) dengan jumlah petani sekitar 35 orang. Potensi porang saat ini mampu menambah pendapatan petani.
“Harga jual porang Rp6.000 per Kg, sementara modal diperkirakan hanya Rp2.000 per Kg. Dengan selisih harga ini maka berpotensi menambah pendapatan petani,” kata dia.
Untuk mengembangkan pertanian porang ini, asosiasi mengharapkan dukungan dari pemerintah. (red/pen)
[ad_2]