[ad_1]
Majalahtime.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyelenggarakan seminar online bertema “Pentingnya Literasi Digital Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara”.
Dalam seminar itu turut mengundang pihak dari DPR dan para praktisi di bidangnya, antara lain Junico BP Siahaan dari Komisi I DPR RI, Devie Rahmawati dari TA Menkominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa dan Karim Suryadi, guru besar Komunikasi Politik pada Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial Universal Pendidikan Indonesia (UPI).
Seminar tersebut merupakan dukungan Kominfo terhadap Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, beberapa tujuan dalam seminar itu salah satunya adalah untuk menghimbau masyarkat luas khusunya dalam menaggapi perkembangan digital dan terkait dengan pemahaman pengunanaan gadget sebagai alat digital yang kini sudah digunakan oleh setiap generasi, akan tetapi karena dirasa masih banyak beberapa generasi yang belum mahir dalam meghadapi digitalisasi.
Diketahui di Indonesia sendiri sudah 170 juta penduduk tercatat aktif di sosial media (Sosmed), sudah semudah itu kita semua dalam mengakses dalam dunia digital, lalu sudah 98.2% dari jumlah penduduk di Indonesia yang menggunakan smart phone.
“Negara serta DPR sudah merancang dalam membuat tol langit, yaitu pengembangan dalam literasi digital, dengan tujuannya Indonesia harus menjadi insan dunia. Dengan kesulitan yang kita alami dalam pembangunan saranya pada setiap daerah di Indonesia terutama pada Indonesia pada bagian Timur, untuk bisa meratakan dalam merasakan kemajuan digital dan seperti yang dikatankan oleh Bung Karno “Bukan hanya sarana yang dibangun, namun kita juga harus membangun manusianya” untuk lebih berkembang,” kata Nico melalui webinar Zoom, Rabu (13/10/2021).
Nico mengatakan dirinya memiliki info data bahwa beberapa penduduk Indonesia rata-rata bisa menggunakan smart phone dengan durasi 8 jam 52 menit, sebegitu pentingnya digital saat ini untuk kehidupan setiap orang dalam berbagai fiture menarik dari dunia digital.
Sementara itu, Devie Rahmawati menginfokan, bahwa warga milenial merupakan orang yang sibuk dengan dirinya sendiri, ada juga budaya yang tidak sehat adalah diri kita sendiri yang mudah stres, dilanjutkan oleh Devi, bahwa jika memliki penyakit iri dan dengki karena melihat orang lain lebih baik dari kita, lalu juga seringnya kita yang pamer apa yang kita miliki di sosial media yang mengakibatkan dampak yang bisa merugikan.
“Budaya haus akan apresiasi karena ingin diberikan penghargaan dia memberikan hoax melalui sosial media, ada juga penyakit ingin viral, bagus bila dengan segi positif bukan melalui sensasi. Mari ambil madunya, jauhi racunnya dunia digital, ambil segi baik dari digital media dan dari sosial media yang sering sekali kita kita pergunakannya. Waspadalah pada Jejak media yang kita ciptakan,” tegasnya.
Karim Suryadi, selaku guru besar komunikasi politik pun ikut menginfokan bahwa Indonesia akan memasuki era Indonesia emas yang dicanangkan pada tahun 2025 mendatang, kita menjadi negara muda karena berstruktur kepastian, jadi harus diisi dan memberikan bekal pada anak-anak muda yang fungsional agar bisa memberdayakan masyarakat.
“Jangan lupa dalam literasi digital juga harus mempertimbangkan perihal psikologi muda, yaitu masa penting yang penuh dengan gejolak, selain itu penting juga adalah warisan sejarah dan tumpuan visi Indonesia emas kedepan, dalam memasuki fase tumbuh kembang sangat menentukan, agar tidak jadi sasaran virus digital seperti iri, dengki, hujatan, hoax dan tindakan konsumtif dan sebagainya yang terjadi melalui digitalisasi,” kata Karim.
[ad_2]
Source link