Hotline Redaksi: 0817-21-7070 (WA/Telegram)
Headline

Kabar Gembira, Pemerintah Luncurkan Bantuan Senilai 1,2 Juta untuk PKL, Simak Cara dan Daftarnya

129
×

Kabar Gembira, Pemerintah Luncurkan Bantuan Senilai 1,2 Juta untuk PKL, Simak Cara dan Daftarnya

Sebarkan artikel ini
Kabar Gembira, Pemerintah Luncurkan Bantuan Senilai 1,2 Juta untuk PKL, Simak Cara dan Daftarnya

[ad_1]

BuzzFeed – Dunia pendidikan kembali dihebohkan yakni Konflik diantara sesama mahasiswa soal perselisihan adanya selebaran yang menolak ajakan untuk berdemonstrasi. yang menjadi sasarannya adalah Tiga Mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) jadi korban pengeroyokan oleh rekannya di salah satu kafe di Jalan Puspitek, Setu, Tangerang Selatan pada Minggu  (11/10/2021).

Hal tersebut dibenarkan oleh saksi mata berinisial D (26) menyampaikan keributan tersebut di Bursa Kuliner seberang gedung Universitas Pamulang.

“Pertama kali saya lihat langsung ada keributan. Ada suara teriak-teriak dan langsung terjadi keributan. Saya lihat mereka saling kejar, saling banting, saling pukul yang saya lihat begitu,” jelas D.

Dikabarkan, pelaku penganiyaan merupakan organisasi ekstra kampus berasal dari Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Pamulang (KBM Unpam).

Kabar lainnya, juga menghantam dua mahasiswa dua mahasiswa Universitas Pamulang yang merupakan Ketua Mahasiswa Teknik Elektro (HMTE) dan Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMM).

Atas keributan itu, sejumlah barang milik Bursa Kuliner yang ada di seberang Kampus Unpam mengalami kerusakan.

“Kalau senjata tajam saya enggak lihat, tetapi ada korban bocor di kepala mungkin dipukul atau dibanting pakai pot besar,” ucap dia.

Tiga mahasiswa tersebut, yang jadi korban berinisial M, R, J yang mengalami luka-luka. Sebelumnya, korban tersebut ditemani oleh seniornya berinisial NA (25) dan temannya bertolak ke lokasi guna mediasi kelompok mahasiswa serukan demonstrasi.  bahkan J dan R sempat mendapat perawatan di rumah sakit.

”Jadi kita datang ke kafe depan kampus Unpam Viktor untuk mediasi menyelesaikan persoalan itu. Saya selaku senior salah satu korban, lalu ada beberapa teman lain di jurusan juga ikut datang,” kata NA (25).

Mediasi tak berlangsung mulus, hingga akhirnya beberapa mahasiswa dari kelompok pendemo melakukan pengeroyokan. Pelaku disebutkan berjumlah 30 orang. Mereka bentak-bentak sampai pukul meja.”Memang yang mereka incar itu si J ini, terus korban yang dua lagi karena disitu juga ikut dikeroyok. Teman-teman yang lain lari, karena kan dari kita ada perempuan juga,” ungkapnya. NA.

Akibat pengeroyokan itu, korban mengalami luka sobek di bagian kepala dan di bagian tangan. Kasus itu pun telah dilaporkan ke Mapolres Tangsel beberapa jam setelah kejadian.”Sudah buat laporan semalam di Polres, sudah visum juga,” ucapnya.

S, rekan korban menjelaskan kalau peristiwa penganiayaan dan pengeroyokan diduga bermula dari kekesalan KBM Unpam terhadap dua organisasi mahasiswa atas tersebarnya flyer penolakan dan larangan aksi demo pada 7 Oktober 2021 lalu.

“Dengan adanya larangan tersebut HMTE Unpam kemudian menjadi incaran dari KBM Unpam. Karena dianggap menghalang-halangi aksi mereka,” jelas dia.

Dia mengaku, sebelumnya pertemuan antara mahasiswa Unpam di Bursa Kuliner, seberang Kampus Unpam itu adalah untuk mengklarifikasi dan menjernihkan persoalan sebelumnya.

“Sebenarnya kami adakan diskusi bersama KBM dan ormawa terkait masalah ini di kantin bursa seberang kampus. Kami kirim 3 perwakilan yang dihadiri oleh ketua umum HMTE dan ketua Hima manajemen,” jelas dia.

Selang beberapa waktu kemudian, saat sedang berdiskusi pihak KBM mulai berulah dengan menggebrak meja dan mengeroyok serta menyerang beberapa rekannya.

“Ketum HMTE ada luka di bagian Kepala, sementara Ketum HMM di lengan,” jelas S.

Sementara pihak Unpam ikut menjelaskan pemicu perselisihan yang berujung pada kekerasan terhadap 3 mahasiswanya. Hal itu dimulai dengan adanya seruan untuk berdemo oleh satu kelompok mahasiswa pada 7 Oktober 2021 lalu.

”Ada flyer dari kelompok ini mengatakan ayo ikut aksi demo, kemudian dicounter oleh teman-teman Hima (Himpunan Mahasiswa), hampir semua Hima mengatakan mereka tidak mau ikut aksi seperti itu, lebih-lebih saat ini masa pandemi,” kata Wakil Rektor III Unpam M Wildan.

Perselisihan soal selebaran ajakan berdemo itu lalu berlanjut pada mediasi hingga berujung pengeroyokan di lokasi. Wildan pun menyayangkan masih adanya perilaku oknum mahasiswa yang mengedepankan kekerasan di luar akal sehat. ”Unpam itu adalah kampus yang mengusung visi humanis dan religius. Jadi perilaku-perilaku yang kemarin itu tidak menjiwai visi Unpam yang memiliki nilai humanis dan religius,” tegasnya.



[ad_2]

Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *