[ad_1]
BuzzFeed – Satu satunya warga Papua yang pernah menjabat sebagai Komisioner Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Natalius Pigai. Setelah jabatannya usai, Pigai aktif melontarkan kritiknya ke Pemerintahan, salah satunya kritik keberadaan Jokowi dan Ganjar Pranowo.
Bahkan, Dia juga menuding adanya tindakan rasis kepada warga Papua. Dalam cuitaanya, agar masyarakat jangan percaya dengan orang Jawa Tengah Joko Widodo dan Ganjar Pranowo.
“Jgn percaya org Jawa Tengah Jokowi & Ganjar. Mrk merampok kekayaan kita, mereka bunuh rakyat papua, injak2 harga diri bangsa Papua dgn kata2 rendahan Rasis, monyet & sampah. Kami bukan rendahan. kita lawan ketidakadilan sampai titik darah penghabisan. Sy Penentang Ketidakadilan).” demikian cuitan Pigai lewat akun Twitter miliknya, @NataliusPigai2 seperti dilihat detikcom, Sabtu (2/10).
Jgn percaya org Jawa Tengah Jokowi & Ganjar. Mrk merampok kekayaan kita, mereka bunuh rakyat papua, injak2 harga diri bangsa Papua dgn kata2 rendahan Rasis, monyet & sampah. Kami bukan rendahan. kita lawan ketidakadilan sampai titik darah penghabisan. Sy Penentang Ketidakadilan). pic.twitter.com/VD9CxhJ16H
— NataliusPigai (@NataliusPigai2) October 1, 2021
Namun cuitan Natalius Pigai tidak sesuai realitas yang dialami oleh masyarakat Papua merasa nyaman selama tinggal di Jawa Tengah. Salah satunya berbagai komunitas Papua di Jawa Tengah justru tidak sepakat dengan Pigai. di Jawa Tengah.
Gibran Rakabuming menegaskan bahwa tidak ada tindakan rasialisme kepada warga Papua di Kota Solo. Dia pun menjamin keamanan dan kenyamanan masyarakat Papua yang tinggal di Kota Solo.
“Mereka aman dan nyaman di sini, bala kabeh (semua teman),” kata Gibran usai meninjau vaksinasi di Pura Mangkunegaran, Senin (04/10/2021).
Mendapatkan jaminan dari Gibran, warga Papua yang tinggal dan menempuh pendidikan di Solo memberikan apresiasi. Namun dia mengaku tetap waspada setelah adanya cuitan Pigai.
“Bisa lebih nyaman dengan adanya jaminan ini. Misalkan terjadi apa-apa bisa menyampaikan laporan. Tetapi, wacana seperti itu, tidak tahu tindakan di bawah seperti apa. Tidak ada tekanan enjoy saja, tetap ada kewaspadaan. Walaupun nyaman,” ujar Yehud, salah seorang mahasiswa asal Papua di Solo, kepada detikcom, Senin (04/10/2021).
Yehud mengatakan sejauh ini dia tidak merasakan dampak apapun atas ucapan Natalius Pigai yang menyerang orang Jawa Tengah dalam cuitannya. Namun demikian Yehud bukannya tidak khawatir jika sewaktu-waktu terjadi respons warga terhadap warga Papua atas ucapan Pigai tersebut.
“Pertama yang dirasakan itu (jika sampai ada) intimidasi, dampaknya bisa sangat besar, kalau tidak bisa ditanggulangi ujung-ujungnya rasis,” ujarnya.
Salah satu warga asal Merauke, Papua, yang sudah puluhan tahun hidup di Jawa Tengah. Gabriel Ndawi atau yang akrab disapa Gandi mengatakan cuitan itu tidak mewakili warga Papua.
“(Cuitan) Natalius Pigai tidak mewakili orang Papua. Orang Papua itu banyak, lho,” kata Gabriel Ndawi di Semarang, Senin (04/10/2021).
“Orang-orang di Jawa Tengah luar biasa. Saya hidup dengan orang Jawa Tengah puluhan tahun. Orang lain mau bicara orang Jawa Tengah gimana, terserah,” ujarnya.
Gandi pun menjelaskan dirinya sudah ada di Yogyakarta dan Jawa Tengah sejak usia sekitar 20 tahun. Dia merasakan kehangatan di manapun ia tinggal.
“Kalau menganggap ada orang tidak baik, di seluruh dunia ada orang tidak baik,” imbuhnya.
[ad_2]
Source link