[ad_1]
Toyota BZ4X, konsep mobil listrik berwujud SUV. (Toyota)
JAKARTA, Majalahtime.com – Toyota semakin serius nyemplung ke era kendaraan elektrifikasi. Terbaru, produsen mobil asal Jepang itu berencana bangun pabrik baterai di AS, dengan modal USD 3,4 miliar atau sekitar Rp 48 triliun.
Mengapa AS, karena negara ini merupakan pasar terbesar bagi Toyota dan merek otomotif lain di dunia. Hanya beberapa merek yang bisa menikmati pasar di Cina, VW salah satunya, tapi bukan merek Jepang atau Korea Selatan.
Dilansir Nikkei (22/10/2021), pabrik baterai ini ditarget mulai produksi 2025 dengan serapan tenaga kerja baru, hingga 1.750 orang. Pabrik ini dibangun menggandeng anak perusahaan Toyota Tsusho yang biasa produksi komponen Toyota.
Konsep Toyota BZ4X, untuk bersaing di pasar mobil listrik AS. (toyota)
Pabrik ini bakal jadi basis produksi baterai pertama Toyota di AS. Tahap awal, Toyota akan memproduksi baterai lithium-ion untuk model-model hybrid dan PHEV andalan, kemudian baru memasok BEV.
Seperti diketahui, Toyota dan Subaru sudah mengumumkan kolaborasinnya menciptakan mobil listrik murni. Subaru dengan Solterra, sedangkan Toyota punya konsep BZ4X. Keduanya akan mengepung konsistensi Tesla di negeri sendiri.
Sebenarnya rencana Toyota serius masuk ke dunia mobil dengan baterai ini sudah disampaikan sejak September 2021. Toyota menyatakan, menyiapkan dana tidak kurang dari 1,5 triliun yen atau sekitar Rp 187 triliun untuk mengembangkan baterai mobil listrik di dunia hingga 2030. Mungkin rencana memboyong perakitan baterai buat mobil hybrid di Indonesia masuk juga dalam skema ini.
Pada 2030, Toyota menargetkan bisa menjual 8 juta unit kendaraan elektrifikasi, termasuk hybrid, PHEV, dan BEV. Tapi, dari jumlah itu 2 juta unit disumbangkan khusus dari fuel cell dan BEV murni.

Suasana kabin konsep Toyota BZ4X, calon mobil liistrik di AS. (Toyota)
Kalau secara logika, sebetulnya Toyota paling pengalaman kalau berurusan dengan baterai. Biar bagaimana pun, Toyota sudah jualan Prius hybrid, yang sudah menggunakan baterai sebagai sumber tenaga sekunder sejak 1996, jauh sebelum Tesla lahir. Jadi, kemampuan pengetahuan serta teknologi yang dimiliki Toyota sepertinya cukup mumpuni agar bisa bersaing di era ini.
Pabrik baterai di AS ini, merupakan perusahaan ketiga Toyota yang fokus mengembangkan baterai. Sebelumnya, Toyota sudah menggandeng Panasonic di Jepang sejak 1996 dengan mendirikan Primearth EV Energy untuk memasok kebutuhan mobil hybrid.
Kemudian, 2020, kedua perusahaan kembali meluncurkan Prime Planet Energy & Solutions sebagai basis riset dan pengembangan baterai untuk industri otomotif.
[ad_2]