[ad_1]
Jakarta, Majalahtime.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan salah satu kendala pemasyarakatan mobil listrik di berbagai belahan dunia – termasuk Indonesia – adalah harganya yang masih mahal. Faktor supply chain komponen – khususnya baterai – menjadi penyebab banderol mobil bersumber tenaga dari setrum masih selangit.
Untuk mengatasi hal itu, Indonesia telah berupaya membangun ekosistem kendaraan listrik yakni pembangunan supply chain dari hulu hingga hilir. Beruntung, kata Luhut, Indonesia memiliki cadangan sejumlah bahan baku pembuatan baterai seperti nikel, kobalt, mangan, dan sebagainya.
Kini pemerintah Indonesia terus mendorong masyarakat agar berminat menggunakan kendaraan listrik. Dengan mengajak berbagai kalangan – baik di pemerintahan maupun swasta – pemerintah membangun jaringan infrastruktur stasiun pengisian dan penggantian baterai untuk listrik yang merupakan salah satu mata rantai penting dalam ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air.
Menko Marves Luhut B.P, Menkes Budi Sadikin, serta Menhub Budi Karya Sumadi berkunjung ke pabrik Wuling Motors Indonesia – dok.Wuling
Hanya, upaya itu masih terbentur kondisi seperti “lingkaran setan” antara penyerapan produk kendaraan listrik dengan pembangunan ekosistem. Mahalnya harga menjadi penyebab utama.
“Mahalnya harga mobil listrik itu menjadi tantangan kita. Oleh karena itu bagaimana menjadikan harga yang lebih terjangkau merupakan pekerjaan rumah kita. Karenanya seperti mobil Wuling itu kita minta harganya Rp 150 juta sehingga menjadi mobil rakyat,” papar Luhut saat seminar virtual Investment of Electric Vehicle in Indonsia, Intelligent Transport System (ITS) Indonesia, yang digelar di Jakarta, Rabu (17/11/2021).
Menurut Luhut saat ini harga mobil listrik berada di kisaran Rp 800 juta. Padahal daya beli masyarakat – terbanyak – masih menjangkau mobil dengan harga Rp 300 jutaan.
Mobil listrik Wuling Hongguang Mini – dok.Istimewa
Kesiapan Wuling Motors RI
Wuling Motors pada 11 November kemarin telah meluncurkan platform Global, Small Electric Vehicle (GSEV) di hajatan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 yang kini tengah berlangsung di ICE Serpong Tangerang. Platform itu disebut sebagai cikal bakal mobil listrik yang akan diproduksi di Indonesia pada tahun 2022 nanti.
“Pengenalan GSEV oleh Wuling di GIIAS 2021 merupakan langkah nyata komitmen kami untuk mendukung program pemerintah Indonesia dalam hal percepatan elektrifikasi kendaraan. Inisiatif ini merupakan bentuk keseriusan Wuling di industri otomotif, serta mengambil peran dengan turut serta menghadirkan kendaraan listrik bagi konsumen Indonesia dalam waktu dekat,” ujar Vice President of Wuling Motors, Han Dehong, saat pengenalan platform tersebut di pameran otomotif yang berlangsung 11 – 21 November 2021 di ICE Serpong, Tangerang, itu.

Pengenalan platform Wuling GSEV atau platform mobil listrik Wuling di GIIAS 2021 – dok.Wuling
Persiapan Wuling menghadapi era elektrifikasi kendaraan di Indonesia, lanjut Han Dehong, sudah dimulai sejak tahun 2018 dengan menghadirkan produk EV pertama di berbagai pameran otomotif. Kini, di GIIAS 2021, Wuling menunjukkan kesiapannya terhadap ekosistem EV di Indonesia dengan memamerkan dua produk berbasis platform GSEV.
Sebelumnya Luhut sempat bertandang ke pabrik Wuling Motors Indonesia di Cikarang, Kamis (30/9/2021). Mantan Menkopolhukam itu bahkan sempat melihat dan mencoba mobil listrik Wuling Hongguang EV, kini Wuling Motors Indonesia memperkenalkan platform mobil listrik itu. (Fan/Ara)
[ad_2]