[ad_1]
Digital ekonomi sedang menjadi fokus yang dibidik pemerintah. Melihat hal ini, Bank Danamon hadirkan layanan pembayaran BI Fast di aplikasi perbankan seluler D-Bank PRO. Hal ini merupakan wujud dukungan Danamon terhadap upaya digitalisasi ekonomi nasional dari Bank Indonesia.
BI Fast adalah infrastruktur pembayaran ritel nasional baru, sebagai alternatif dari Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) yang ada. Implementasi dari layanan ini juga merupakan bagian dari komitmen Danamon untuk menjadi pengaktif dan katalis keuangan bagi seluruh nasabah agar dapat memegang kendali atas pengelolaan keuangannya.
Andreas Kurniawan, Chief Digital Officer PT Bank Danamon Indonesia, Tbk menyampaikan bahwa layanan ini mampu memudahkan nasabah untuk menikmati berbagai keuntungan seperti waktu penyelesaian transaksi yang lebih cepat, fleksibel, lebih aman dan tarif transaksi yang lebih kompetitif.
“Danamon bangga dapat mengambil bagian dalam upaya mendukung inisiatif transformasi digital perbankan di Indonesia dengan kehadiran layanan BI Fast di aplikasi D-Bank PRO. Kami berharap adanya layanan ini dapat membantu nasabah dalam mengelola keuangannya dengan lebih baik,” ujarnya.
Layanan BI Fast di D-Bank PRO melengkapi sejumlah layanan transaksi pengiriman dana yang telah disediakan Danamon dalam aplikasi perbankan seluler D-Bank PRO seperti fasilitas online Transfer Dana Antar Bank (IBFT), Sistem Kliring Nasional (SKN) dan Penyelesaian Bruto Waktu Nyata (RTGS). Menariknya lagi, melalui layanan ini, transaksi transfer dana menjadi lebih leluasa dengan kemampuan menggunakan alamat email atau nomor ponsel sebagai rekening tujuan pengiriman. Adapun biaya yang dikenakan untuk setiap transaksi adalah Rp 2500 serta limit per transaksi hingga Rp 250 juta dan limit harian Rp 1 juta.
“Di tengah perkembangan teknologi yang pesat, Danamon siap untuk senantiasa menghadirkan teknologi terbaru dalam perbankan bagi nasabah. Terutama bagi para generasi muda yang aktif dan cerdas digital sesuai dengan perspektif perbankan Danamon yang modern, dinamis dan adaptif,” tutup Andreas.
Redaktur: Eko Adiwaluyo
[ad_2]






