Hotline Redaksi: 0817-21-7070 (WA/Telegram)
FOODKabar Terhangat

Perbedaan Antara Kafe dan Pub, Benarkah Agak Rancu?

214
×

Perbedaan Antara Kafe dan Pub, Benarkah Agak Rancu?

Sebarkan artikel ini
Perbedaan Antara Kafe dan Pub, Benarkah Agak Rancu?

 

Perbedaan Antara Kafe & Pub, kini memang sudah agak rancu. Apalagi, di mall terkemuka, ada banyak kafe yang asyik buat kongkow.

Suara-Pembaruan.com — Biasanya teman atau sahabat lama, tiba-tiba mengontak kita untuk makan atau mentraktir sekedar kongkow.

Secara etika, maka kita sebagai sohib lama yang mentraktirnya, walau dalam ekonomi mungkin tamu yang dari luar kota itu sudah sangat berkecukupan dan sanggup membayari makan atau ngopi.

Ya, ini sekedar etika. Yang lebih dalam dari itu, adalah silaturahmi. Karena rejeki, biasanya datang dari silaturhami itu, tanpa peduli etika dipatuhi atau tidak.

Tempat untuk berhandai-handai sambil makan dan minum semakin dibutuhkan orang untuk pergaulan dan bisnis. Bahkan, kini kantor-kantor menyediakan anggaran khusus bagi stafnya untuk duduk-duduk di tempat-tempat tersebut.

Apa sebenarnya perbedaan antara kafe & pub? Kini memang sudah agak rancu.

Yang pertama adalah warisan dari budaya kontinental, khususnya Prancis, sementara yang kedua berasal dari Inggris. Namun, pada pengertiannya sekarang, kafe lebih mengutamakan makanan dan minuman, bisa dengan atau tanpa hiburan, sedangkan pub lebih menekankan minuman beserta hiburan musik.

Pada masa lampau, kafe & pub melulu dikuasai oleh kaum pria, dengan sesekali ladies night atau happy hours (waktu-waktu siang hari dengan potongan harga) saat wanita berani menginjakkan kaki di situ.

Sedangkan kini, wanita beramai-ramai bahkan melenggang seorang diri pun wajar-wajar saja menjejakkan kaki di situ.

Trend masa kini pun tidak mengharuskan pria bertanggung jawab sepenuhnya tanpa diminta terhadap pembayaran rekening.

Nah, dalam suasana yang santai itu, masih adakah adab yang pernah dicermati?

Kencan

Menentukan tempat dan waktu harus tepat, terutama bila kencan dilakukan pada siang hari. Sebab, mungkin waktu amat berharga bagi orang lain.

Jangan lupa, pesanlah tempat dan informasikan kepada kencan bisnis atau kencan pribadi Anda setidaknya dua hari sebelumnya kecuali bila itu merupakan kencan spontan. Ulangi dengan membuat rekonfirmasi sehari sebelumnya.

Memesan makanan dan minuman

Ada tempat-tempat yang menentukan cover charge, biaya masuk yang biasanya sudah termasuk minuman pertama.

Bila tidak, pengundang mempersilahkan kencan atau tamunya memilih. Satu hal, jangan memaksa seseorang yang tidak minum alkohol untuk mencoba.

Jenis minuman pembuka sangat beragam. Biasanya aperitif, yang ringan, terasa dry, dan tidak manis meski ada juga jenis-jenis koktail non-alkohol yang manis –asem.

Untuk jenis minuman penyegar ini biasanya diiringi dengan makanan kecil dan kacang-kacangan.

Bila Anda yang diundang, pilih tawaran minum yang moderat saja. Jangan, “menyusahkan” si pengundang dengan: “Adakah anggur tahun…?” atau “ saya hanya minum…” yaitu nama-nama minuman yang susah didapat atau, kalau toh ada, harganya selangit.

Anda pun sebaiknya minta per gelas saja, bukan per botol atau karaf.

Bagaimana dengan minuman kedua?

Pengundang biasanya masih menawarkan minuman kedua untuk menemani hidangan. Dan aturannya masih sama dengan aturan tadi.

Hanya, Anda bisa menyesuaikannya dengan macam hidangan. Yang lazim adalah jenis anggur merah untuk daging-dagingan, sedangkan anggur putih untuk jenis ikan dan ayam di kafe.

Pub sedikit berbeda. Tekanannya memang untuk minum-minum.

Karena itu, gelas Anda masih bisa ditambah hingga yang ketiga atau keempat. Selebihnya, sebaiknya Anda berhenti sampai di situ.

Sebab, pertama, bila minuman itu beralkohol, sudah pasti Anda akan mulai meracau atau melayang.

Kedua, Anda akan dianggap kurang “memahami” pengundang.

Siapa harus bayar

Bila Anda orang yang konservatif, pola pria bertanggung jawab masih bisa dianut terutama bila Anda yang mengajak wanita ke situ.

Bila sang wanita ingin urun bayar, sebaiknya Anda menolak jika Anda yang mengajak.

Pada era serba-ekual antara pria dan wanita kini, tak ada salahnya pula terutama bila pergi beramai-ramai untuk urun bayar dengan sistem jumlah total dibagi bersama.

Sebab, rasanya “go Dutch”’ alias masing-masing hanya membayar apa yang disantap. Masih terlalu indivisualistis untuk diterapkan di sini.

Tip tidak perlu Anda bayar bila sudah termasuk dalam tax and service yang tercantum di rekening, kecuali kerelaan saja.

Mabuk dan Teler

Nah, ini jadilah masalah. Siapa pun yang mabuk karena minuman ataupun menenggak obat-obatan pasti menyusahkan orang lain.

Kalau toh tidak sampai digotong pulang, ia akan meracau dan sering salah omong. Catatan pinggirnya adalah, orang yang beradab, sebaiknya jangan sampai mabuk-mabukan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *