Hotline Redaksi: 0817-21-7070 (WA/Telegram)
Headline

Panglima TNI Laksamana Yudo Dinilai Bersikap Ksatria dan Luar Biasa

253
×

Panglima TNI Laksamana Yudo Dinilai Bersikap Ksatria dan Luar Biasa

Sebarkan artikel ini
Panglima TNI Laksamana Yudo Dinilai Bersikap Ksatria dan Luar Biasa

Suara-Pembaruan.com — Panglima TNI Laksamana Yudo Dinilai Bersikap Ksatria dan Luar Biasa

Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono, memberikan permohonan maaf kepada warga Pulau Rempang, dan tindakan ini menciptakan gelombang apresiasi yang begitu mendalam di kalangan masyarakat.

Pernyataan permintaan maaf yang tulus dan rendah hati ini, yang disampaikan oleh Laksamana Yudo, mendapatkan apresiasi di tengah krisis kepercayaan publik terhadap pejabat negara saat ini.

Laksamana Yudo Margono tampil dengan sikap yang begitu luhur. Dalam beberapa kata, dia berhasil mengingatkan kita akan sosok ksatria dari tokoh pewayangan Bimo, salah satu ksatria Pandawa yang dikenal karena sifat jentlemannya.

Dalam sebuah pernyataan kepada media, Laksamana Yudo Margono meminta maaf atas pernyataan kontroversial yang pernah diucapkan oleh seorang panglima.

Kejadian ini terjadi di tengah-tengah acara Asean Soliderity Exercise 01 Natuna tahun 2023 di Dermaga Batu Ampar, Batam, pada pagi hari tanggal 19 September.

Tidak ada alasan untuk mempertanyakan integritas dan keutamaan Laksamana Yudo.

“Permohonan maaf yang datang dari seorang Panglima TNI, pemimpin tertinggi di dalam jajaran TNI, adalah sesuatu yang sangat jarang terjadi,” ujar Asri Hadi dari Public Watch Integrity (PWI)

PWI mengapresiasi sikap jantan semacam ini. Kita sebagai rakyat Indonesia telah lama merindukan kejujuran dan kejujuran yang begitu tulus dari seorang pejabat negara. Tindakan ini patut dijadikan teladan oleh semua pemimpin, agar kita dapat membangun negara yang lebih baik.

Seorang analis Kebijakan Publik dalam catatan Pinggirnya menyebut, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono telah menciptakan dua sejarah baru di Batam.

Yang pertama, ini adalah kali pertama negara-negara ASEAN melakukan latihan bersama. Yang kedua, ini adalah kali pertama seorang pemimpin tertinggi dalam sebuah organisasi besar pada era milenium ini meminta maaf atas kesalahan yang pernah dilakukan.

Sikap tulus dan natural yang ditunjukkan oleh Laksamana Yudo mungkin dapat diterjemahkan sebagai hasil dari akar budaya dan kearifan lokal.

Kita tidak boleh melupakan bahwa Laksamana TNI Yudo Margono juga dikenal sebagai seorang Laksamana budayawan yang mempromosikan seni tradisional seperti wayang kulit, wayang orang, gamelan, dan lainnya. Wayang adalah seni yang sangat menonjolkan nilai-nilai kesatria dari para pelakunya.

Semua ini merupakan bagian integral dari kehidupan Laksamana Yudo Margono. Karakter ksatria yang dimilikinya tumbuh dari pengalaman dan tatanan kehidupan di kapal.

Hal ini memvalidasi pemikiran Psikologi Kurt Lewin, yang menyatakan bahwa perilaku individu adalah hasil dari interaksi antara diri mereka dan lingkungan di sekitarnya.

Dengan demikian, pernyataan permintaan maaf yang luar biasa ini tidak hanya mencerminkan sikap ksatria Laksamana Yudo Margono, tetapi juga menjadi tanda bahwa nilai-nilai kesatria dan integritas masih hidup dan relevan dalam zaman kita saat ini.

Semoga momen ini menjadi inspirasi bagi pemimpin lainnya untuk bersikap tulus, rendah hati, dan jujur, karena itulah yang dibutuhkan oleh bangsa ini untuk tumbuh dan berkembang.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *