Suara-Pembaruan.com — Gebyar P5 SMPN 5 Bekasi, Angkat Inovasi Dan Kreatifitas Anak Didik
Bekasi – Didalam proses pembelajaran siswa tidak hanya dituntut keaktifannya saja tapi juga kekreatifitasannya, karena kreatifitas dalam pembelajaran dapat menciptakan situasi yang baru, tidak monoton dan menarik sehingga siswa akan lebih terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Gebyar P5 merupakan bagian program dari kurikulum merdeka dan kegiatan gebyar P5 adalah kegiatan rutin yang memiliki tema beraneka ragam dalam tiap angkatan kelas di sekolah khusus pendidikan tingkat menengah pertama (SMP).
Ada 7 tema dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) program yang dirancang Kemendikbudristek sebagai bagian dari Kurikulum Merdeka yang bertujuan untuk mendorong tercapainya Profil Pelajar Pancasila.
Adapun program ini diterapkan dengan menggunakan paradigma baru, yakni melalui pembelajaran berbasis projek.
“Setelah mereka selesai satu semester melakukan kegiatan P5, masing masing kelas mengusung tema berbeda dalam kegiatan Gebyar P5 yang diadakan tiap tahunnya.”
“Saat ini kelas 7 mengusung tema kearifan lokal, kelas 8 mengambil tema Bhineka tunggal Ika, kelas 9 pada tema ke wirausahaan,” ujar Sri Mulyani, M.Pd, M.P.P Kepala Sekolah SMPN 5 Bekasi saat ditemui wartawan disela sela acara, Rabu 5 juni 2024 di Bekasi Jawa Barat.
Menurut Sri Mulyani, yang diambil dalam kegiatan implementasi tentu pada pendidikan karakter yang menjadi fondasi kegiatan P5 seperti berakhlak mulia, berketuhanan yang maha esa, bernalar intuitif, kreatif, gotong royong, mandiri, dan kegitan tersebut adalah bagian implementasi yang ditanamkan pada anak anak didik di pembelajaran merdeka.
Penciptaan kreatifitas pada acara gebyar P5 semuanya dilakukan pelajar siswa dan siswi SMPN 5 Bekasi dilakukan atas kreatifitas sendiri dengan bimbingan guru seni, dan guru mata pelajaran lainnya yang kompeten pada kegiatan tersebut.
“Kelas tujuh misalnya angkat masalah kearifan lokal, mereka lakukan kegiatan membatik yang penggambaran dalam ide batiknya bernuansa kearifan lokal kota Bekasi seperti gabus yang merupakan bagian utama bahan kuliner kota bekasi,selain bir pletok dan lain-lain yang digambarkan dalam batik yang dibuat,” ujar Sri Mulyani menjelaskan.
Kegiatan P5 punya 7 tema ; Ke Wirausahaan, Kearifan Lokal, Gaya Hidup Keberlanjutan, Rekayasa Teknologi, Kebhinekaan, Suara Dermokrasi, Bangun Jiwa dan Raga.
SMPN 5 Bekasi merupakan salah satu sekolah pelopor sekolah penggerak di Kota bekasi yang terpilih 4 tahun lalu, dan SMPN 5 bisa dibilang salah satu sekolah pelopor yang kini menjadi sekolah imbas.
“Sekolah imbas yang dimaksud adalah sekolah yang dapat memberi imbas pada lingkungan sekitar maupun pada sekolah sekolah sederajat. Saat ini ada 7 sekolah SMP yang akan menjadi sasaran imbas, namun baru 5 sekolah yang masuk pada MoU ( perjanjian kerjasama),” papar Sri Mulyani.
“Semua kelas baik kelas 7, 8, dan 9 dilibatkan. Dari 7 tema tiap tahun hanya beberapa tema berbeda yang kami laksanakan di akhir tahun ajaran,”ujar Heni Handayani, M.Pd, (5/6/2024), Ketua Pelaksana Harian Gebyar P5 SMPN 5 Bekasi yang juga seorang guru mata perlajaran Bahasa Indonesia dalam wawancara di sekolah.
Ada yang menarik pada tema yang diusung pada kelas 7 yang mengambil tema gaya hidup berkelanjutan dan kearifan lokal.
Dengan mengambil barang barang bekas seperti kantong kresek dimodifikasi dan dijadikan barang yang bermanfaat seperti sebuah gaun yang dipertunjukan lewat sebuah fashion show di acara gebyar P5.
Selain munculnya ide dan inovasi, diharapkan juga menjadi bagian untuk memunculkan kreatifitas sang anak didik dari barang yang tak terpakai menjadi barang yang bisa dimanfaatkan kembali.
”Dari kantong kresek yang sudah terpakai, mereka cuci, lalu mereka buat pola dan mereka jahit sendiri dengan menggunakan tangan,” kata Heni menjelaskan.
Kelas 8 sendiri mengusung tema suara demokrasi dan rekayasa teknologi dengan membuat orasi juga mengimplementasikan pada penggambaran ekspresi dalam cerita mewakili pemilihan OSIS sekolah dalam bentuk komik. Baik pembuatannya lewat teknologi digital maupun manual dengan teknik sketching dan ilustrasi serta pewarnaan manual/analog.
Untuk kelas 9 tema yang di angkat bangunlah jiwa raga . “Dengan tema bangunlah jiwa raga kami realisasikan kegiatan dengan mengangkat isu bullying dan empat sehat lima sempurna dengan berbagai sajian kuliner.
Menjadikan sekolah adalah tempat ramah anak, dan ada kampanye anti bullying lewat kreasi penciptaan poster poster yang akan dipasang tiap sudut sekolah di usai acara kegiatan,” ujar Heni.
Menurut Heni, dijaman digital dimana banyak anak menggunakan gadget dan hal paling penting selain aktifitas langsung.
Bullying juga sering terjadi di dunia siber.
Itu sebab hal terkait siber bullying juga penting dilakukan dan menjadi gerakan preventif agar anak anak jangan melakukan tindakan tak terpuji tersebut melalui gadget yang digunakan.
“Tujuannya sudah barang tentu agar anak anakpun cerdas dan bijak dalam menggunakan gadget atau bermedsos. Karena jaman pesatnya informasi digital terkadang anak anak bisa menumpahkan isi hati dan kekesalan nya lewat media sosial, itu yang coba kami cegah dan edukasikan” papar Heni.
Di tahun ketiga dalam kurikulum merdeka, SMPN 5 Bekasi adakan gebyar P5 merupakan bentuk salah satu cara mencari bakat terpendam dari anak didik.
“Bisa saja karya karya merekapun bisa disalurkan bila ada lomba yang berkaitan dengan penciptaannya dalam tingkat kota,kabupaten,propinsi maupun nasional ,” ujar Heni.
#Beng Aryanto