[ad_1]
SuaraPemerintah.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pidie Jaya, Aceh berencana akan membangun penggilingan modern. Untuk itu, pemkab membutuhkan anggaran lebih dari Rp100 miliar.
Wakil Bupati Pidie Jaya, Said Mulyadi mengatakan, keberadaan penggilingan padi modern tersebut untuk mencegah gabah petani dijual keluar daerah.
Selama ini, sebagian besar gabah petani dijual keluar daerah karena keterbatasan penggilingan padi di Pidie Jaya.
“Karena keterbatasan penggilingan padi, pendapatan petani lebih rendah jika yang dijual gabah bukan beras,” katanya, Rabu (21/4/2021). Dia mengatakan, Pemkab Pidie Jaya sudah membuat perencanaan pembangunan penggilingan padi modern tersebut. Proposalnya akan diajukan ke pemerintah pusat.
“Kami berharap pemerintah pusat menyetujui dan membiayai pembangunan penggilingan padi modern. Untuk membangun dengan anggaran sendiri, Pemkab Pidie Jaya tentu tidak sanggup karena keuangan yang terbatas,” katanya.
Selama ini Pidie Jaya termasuk kabupaten di Provinsi Aceh yang mengalami surplus padi. Produksi padi di Pidie Jaya mencapai 115.000 ton per tahun.
Sementara, kebutuhan masyarakat hanya berkisar 15.000-20.000 ton per tahun. “Kami terus berupaya meningkatkan produktivitas petani dengan meningkatkan musim panen. Selama ini, musim panen dua kali setahun, ke depan diupayakan lima kali dalam setahun,” katanya.
Menurut dia, peningkatan produktivitas padi tersebut harus sejalan dengan kehadiran penggilingan dengan teknologi modern, sehingga hasil jual berasnya lebih meningkat. Bukan seperti selama ini, yang dijual gabah, bukan beras.
“Karena itu, kami berharap pemerintah pusat membangun penggilingan padi modern di Pidie Jaya guna meningkatkan kesejahteraan petani di kabupaten pemekaran Pidie tersebut,” kata Said.
[ad_2]