[ad_1]
SuaraPemerintah.id – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat (Jabar) berupaya mengakselerasi industri kepariwisataan untuk mendongkrak perekonomian, disamping mengendalikan atau menekan penyebaran virus Covid-19.
Kepala Disparbud Jabar Dedi Taufik mengatakan berdasarkan data Disparbud Jabar, angka pendapatan sektor pariwisata yang diperoleh dari kabupaten/kota selama triwulan pertama atau Januari sampai Maret 2021 sebesar Rp819 miliar. Jumlah tersebut diperoleh dari pajak hotel, restoran dan rumah makan, tempat hiburan, dan retribusi.
“Di sektor pariwisata yang memang kita sekarang dalam rangka pemulihan. Di Tahun 2022, kita berharap nanti ada sebuah penormalan-penormalan, ini juga diawali dengan pemulihan kita punya strategi-strategi,” katanya, Minggu (30/5/2021).
Pihaknya memiliki sejumlah pilar sebagai strategi dalam rangka mengakselerasi pariwisata dan kebudayaan di Jawa Barat.
Pertama, menguatkan kekuatan budaya. Jabar memiliki zona budaya, Sunda Betawi, Sunda Priangan di wilayah Metropolitan Bandung dan sekitarnya dan Cirebonan. Kekuatan itu akan diangkat melalui sebuah ekspansi budaya di masing-masing kabupaten kota di masa pemulihan ini.
Kedua, menguatkan SDM. Alasannya, di dalam Adaptasi Kebiasaan Baru ada adaptasi di internal dan eksternal pariwisata yang sigap menyesuaikan terhadap kondisi pandemi. Kemudian, mengembangkan konten destinasi.
Ada destinasi yang berbasis religi, alam, dan buatan. Namun, di masa pemulihan, pihaknya lebih memprioritaskan pariwisata berbasis alam karena dianggap lebih sesuai dengan kondisi pandemi.
“Selain destinasi alam tadi, kita industrinya adalah industri lokal ya, supaya dalam situasi seperti ini yang kita inginkan ekonomi kreatif kita jalan ya karena Jawa Barat ini ada keunggulan, di film, fashion, kuliner, dan kriya,” terang dia.
“Kita juga akan pendekatannya ke desa dari 5.312 desa, sekarang ada 215 desa wisata yang memang harus punya basis keunikan, baik kesenian, budaya, kerajinan, keunikan di alam, dan lainnya. Kemudian kita harus perkuat adalah pemasarannya,” Dedi melanjutkan.
Seiring itu, strategi mitigasi Covid-19 harus dilakukan mengingat kunjungan wisatawan mengalami penurunan setelah pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan sosial.
Kunjungan ke sejumlah destinasi pariwisata di Jawa Barat dari wisatawan mancanegara turun sebesar 16 persen. Sedangkan, dari turis nusantara anjlok hingga sekitar 80 persen. Perlu dilakukan strategi untuk kembali membangkitkan sektor pariwisata.
Pertama, melakukan pendekatan kondisi gawat darurat Covid-19 dengan refocusing dan realokasi anggaran bidang pariwisata.
“Diharapkan pada tahun 2022 kondisi sektor pariwisata sudah normal kembali seperti biasa. Terdapat beberapa langkah yang dilakukan di antaranya promosi bersama antara pusat, provinsi, dan kabupaten dan kota, serta melakukan pengawasan protokol kesehatan yang ketat di setiap tempat wisata. “Jawa Barat itu betul-betul menggunakan protokol sertifikasi CHSE [Cleanliness, Health, Safety, and Environtment Sustainability] untuk memberi kenyamanan pengunjung,” pungkasnya
[ad_2]