Hotline Redaksi: 0817-21-7070 (WA/Telegram)
Headline

Bisa Dialami Siapa Saja, Waspada Penyakit Giardiasis yang Ganggu Saluran Cerna

199
×

Bisa Dialami Siapa Saja, Waspada Penyakit Giardiasis yang Ganggu Saluran Cerna

Sebarkan artikel ini
Bisa Dialami Siapa Saja, Waspada Penyakit Giardiasis yang Ganggu Saluran Cerna

[ad_1]

Penyakit Giardiasis mungkin kurang familiar terdengar. Meski demikian,  siapapun sebenarnya berisiko mengalami penyakit penyakit saluran cerna akibat parasit ini.

Namun janga khawatir, penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya tanpa menimbulkan komplikasi yang serius.

Penting untuk dipahami lebih dulu bahwa giardiasis merupakan penyakit saluran cerna yang disebabkan oleh infeksi parasit giardia lamblia pada usus. Parasit ini dapat menyebar melalui air, makanan, permukaan benda yang terkontaminasi, kontak dengan tinja penderita, serta melalui seks anal. Penyakit ini juga banyak ditemukan di area dengan sanitasi yang buruk.

7 Gejala Giardiasis yang Perlu Diwaspadai

Sebagian individu dengan giardiasis bisa tidak bergejala, namun tetap dapat menularkannya kepada orang lain melalui tinja. Pada sebagian lainnya, giardiasis menimbulkan gejala-gejala berikut:

  • Diare dengan tinja encer, berminyak, dan berbau.
  • Mual.
  • Kram perut.
  • Perut kembung karena dipenuhi gas.
  • Kelelahan.
  • Dehidrasi.
  • Berat badan menurun.

Gejala biasanya muncul 1 sampai 3 minggu setelah terinfeksi. Gejala umumnya berlangsung selama 2 sampai 6 minggu, dan dapat lebih lama pada sebagian individu. Penyakit ini juga dapat kambuh di kemudian hari.

Analisis tinja diperlukan untuk mengonfirmasi keberadaan parasit Giardia. Oleh karena parasit ini bisa tidak muncul di setiap sampel yang diambil, Anda mungkin akan diminta untuk mengirimkan sampel tinja selama beberapa hari. Bila gejala berat, dokter akan memeriksa usus menggunakan selang khusus melalui prosedur endoskopi. Sampel jaringan dari dinding dan isi usus akan diambil untuk diperiksakan lebih lanjut di laboratorium.

Penyebab Penyakit Giardiasis

Giardiasis disebabkan oleh infeksi parasit Giardia lamblia. Parasit ini hidup di dalam usus manusia dan hewan sehingga ditemukan pada tinja yang dikeluarkan. Menariknya, parasit Giardia dapat bertahan hidup di luar usus selama berbulan-bulan karena terbungkus dalam sebuah cangkang keras (kista) sebelum masuk ke dalam tubuh.

Ketika berada di dalam tubuh (inang), kista akan larut. Selanjutnya, parasit dilepaskan dan mulai memperbanyak dirinya.

Bisa Dialami Siapa Saja, Waspada Penyakit Giardiasis yang Ganggu Saluran Cerna

Anda berisiko mengalami giardiasis, apabila:

  • Minum dari sumber air yang tidak diolah (seperti danau, sungai, kolam renang).
  • Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
  • Bepergian ke area dengan sanitasi yang buruk.
  • Menelan parasit setelah menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi.
  • Terpapar tinja yang terkontaminasi saat mengganti popok anak.
  • Seks anal tanpa kondom dengan individu yang terinfeksi.

Cara Mengobati Giardiasis

Pengobatan giardiasis disesuaikan dengan berat ringannya penyakit. Pada kasus yang ringan atau tanpa gejala, tidak dibutuhkan perawatan khusus karena dapat sembuh dalam beberapa minggu. Namun pada kasus yang lebih berat, diperlukan pemberian antibiotik dengan efek antiparasit untuk membunuh parasit di dalam usus. 

Obat-obatan yang umum diberikan, yakni:

  • Metronidazole. Ini adalah obat yang paling umum digunakan. Efek samping yang mungkin muncul antara lain mual dan muncul rasa logam di mulut. Hindari konsumsi alkohol saat minum obat ini.
  • Tinidazole. Kinerja sama baik dengan Metronidazole. Efek samping pun sama. Obat ini dapat diberikan dalam dosis tunggal, artinya cukup satu kali minum.
  • Nitazoxanide. Obat ini berbentuk cair dan lebih mudah dikonsumsi anak-anak. Efek samping dapat berupa mual, perut kembung dan bergas, mata kuning, dan urin berwarna kuning cerah.

Bila giardiasis dialami saat hamil, selama gejala ringan dokter mungkin akan menunda pengobatan hingga setelah trimester pertama terlewati. Ini karena obat dapat membahayakan janin. Bila diperlukan pengobatan, diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan opsi yang terbaik.

Pencegahan yang Bisa Dilakukan

Meski jarang, giardiasis dapat menyebabkan komplikasi berupa intoleransi laktosa dan penurunan berat badan secara drastis. Anak-anak di bawah usia 5 tahun yang mengalami giardiasis juga berisiko mengalami malnutrisi, sehingga dapat memengaruhi tumbuh kembangnya.

Bisa Dialami Siapa Saja, Waspada Penyakit Giardiasis yang Ganggu Saluran Cerna

Oleh sebab itu, mencegah tentu lebih baik ketimbang mengobati. Berikut beberapa cara untuk mengurangi risiko terinfeksi parasit penyebab giardiasis:

  • Cuci tangan sesering mungkin saat sebelum dan sesudah makan, setelah dari toilet, dan setelah mengganti popok anak. Cucilah tangan menggunakan sabun dan air mengalir setidaknya selama 20 detik.
  • Minum air dari sumber yang aman. Bila kebersihan air untuk konsumsi tidak terjamin, pastikan untuk merebusnya terlebih dahulu sebelum meminumnya. Atau pilih air kemasan yang tersedia.
  • Perhatikan apa yang dikonsumsi. Sebaiknya cuci bersih semua buah dan sayur dengan air panas sebelum mengonsumsinya. Hindari pula mengonsumsi daging mentah atau setengah matang.
  • Berhubungan seks dengan aman. Gunakan kondom saat melakukan seks anal dan sebisa mungkin, hindari seks oral-anal. Setelahnya, ingat pula untuk mencuci tangan.

Meski penyakit giardiasis tidak berbahaya, bukan berarti bisa disepelekan, ya!

Baca juga: 

Diare Berdarah? Hat-hati Amebiasis, Infeksi Parasit Usus yang Sebabkan Disenteri

Bisa Dialami Siapa Saja, 13 Hal Ini Bisa Memicu Penyakit Hernia

Bisa Meredakan Nyeri Haid, Perhatikan Dulu Aturan Konsumsi Obat Neuralgin

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

[ad_2]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *