[ad_1]
Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil temuan terbaru opini publik terkait elektabilitas partai politik menjelang Pemilu 2024. Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengatakan partai politik mengalami tren penurunan elektabilitas selama setahun terakhir.
Survei itu dilakukan dengan wawancara via telepon pada 31 Maret hingga 4 April 2023 terhadap 1.229 responden. Adapun tingkat kesalahan survei lebih kurang 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
“Partai-partai itu mengalami tren penurunan hampir setahun terakhir dari Juli 2022 sampai April 2023,” kata Djayadi, Minggu (9/4).
Djayadi memaparkan dalam survei terbaru itu PDIP hanya meraih 17,7 persen dari responden. Lalu, 12,8 persen memilih Partai Gerindra, Parrai Golkar 7,8 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 7,6 persen, Partai Demokrat 5,4 persen, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 4,4 persen, Partai Nasdem 4,1 persen, dan Partai Perindo 3,1 persen. Sedangkan, partai politik lainnya di bawah 2 persen.
“PDIP pada Januari 2023 masih 22 persen turun menjadi 19 persen pada Februari. Lalu, turun lagi menjadi 17,7 persen pada April 2023. Khusus untuk Partai Gerinda justru cenderung stabil selama hampir setahun terakhir 12,1 persen pada Juli 2022. Kemudian, 12,8 persen pada April 2023. Dibandingkan Februari 2023 Partai Gerindra sedikit mengalami perbaikan dari 11 persen menjadi 12,8 persen pada April 2023,” ujar Djayadi.
Sementara untuk partai politik seperti Golkar, PKB, Demokrat, PPP, dan PAN juga cenderung stabil atau sedikit mengalami penurunan.
“PKS dibandingkan Februari 2023 sama dengan Partai Gerindra cenderung sedikit mengalami perbaikan,” ucap Djayadi.
Basis Partai di Daerah
Dalam survei itu LSI juga memaparkan basis partai politik menurut sebaran wilayah. Adapun wilayah Sumatra pada survei tersebut cenderung paling tinggi memilih Partai Golkar, PDIP, dan Gerindra. Kemudian di wilayah Banten, Partai Gerindra bersaing dengan PDIP dan disusul oleh PKS serta NasDem. Lalu, untuk wilayah DKI Jakarta paling tinggi sementara PDIP disusul oleh Demokrat, PKS, dan Gerindra.
“Di Jawa Barat itu cenderung merata antara Gerindra, PDIP, dan PKS. Di Jawa Tengah masih PDIP yang paling tinggi disusul oleh Gerindra. Di Jawa Timur masih PDIP, Gerindra, dan PKB. Sementara di Bali dan Nusa Tenggara masih didominasi PDIP. Selanjutnya di Kalimantan, Partai Gerindra dan PDIP saling bersaing,” pungkas Djayadi.
Sementara itu pakar politik Philips J. Vermonte menilai pilihan terhadap calon presiden (capres) akan membawa efek perolehan suara partai politik di pemilu legislatif.
“Beberapa partai seperti PAN, PPP, dan lainnya relatif sepertinya ada split massa pemilihnya dengan capres pilihan koalisi. Walaupun semakin solid pencalonan capres tapi partai politik harus ingat bahwa mereka perlu memperkuat kursi mereka di DPR,” katanya yang juga hadir dalam survei tersebut. [aa/em]
[ad_2]