SUARA-PEMBARUAN.COM – Perhelatan akbar Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII resmi dibuka dengan gegap gempita di Halaman Kantor Gubernur NTB, Sabtu malam (26/7).
Acara yang dihadiri oleh puluhan ribu peserta dari seluruh Indonesia ini bukan hanya menampilkan semangat kebugaran dan kebersamaan, tetapi juga menjadi panggung bagi kebudayaan dan kreativitas lokal.
Panggung Besar untuk Persatuan dan Ekspresi Daerah
Begitu matahari tenggelam di atas langit Mataram, sorotan lampu dan semangat ribuan orang memenuhi halaman utama kantor gubernur.
FORNAS VIII bukan sekadar festival olahraga. Ia adalah perayaan semangat nasional dalam wujud yang paling membumi: tubuh yang bugar, pikiran yang gembira, dan budaya yang diberi ruang untuk bicara.
Mengusung tema “Kalah Menang Semua Senang, Bersatu dalam Sehat, Menunjukkan Indonesia Lebih Bugar dan Gembira,” acara pembukaan menjadi bukti nyata bahwa olahraga masyarakat bisa bersanding erat dengan kekayaan budaya lokal.
Tidak ada batas antara gelanggang dan panggung. Semua berpadu dalam satu harmoni yang menggugah rasa.
Ketika Desainer Lokal Naik ke Podium Nasional
Sorotan malam itu bukan hanya tertuju pada para atlet, tapi juga para perancang busana lokal NTB.
Brand Kate Bridal & Couture menyita perhatian publik ketika karyanya dikenakan oleh publik figur nasional seperti Edo Kondologit, Choky Sitohang, dan Shinta Sukma Dewi.
Busana mereka memadukan unsur tradisi dan kontemporer yang membanggakan, membawa NTB naik ke catwalk budaya nasional.
Puncak momen terjadi saat anak panah simbolis diserahkan oleh Wakil Menpora Taufik Hidayat kepada atlet muda Arum Nazlus Shobah, yang tak hanya berprestasi secara internasional dalam panahan berkuda, tetapi juga tampil anggun mengenakan busana hasil karya desainer lokal.
Sementara itu, penyanyi Gita KDI menghipnotis hadirin dengan penampilannya dalam balutan busana dari label Itaoei, yang menonjolkan indahnya wastra NTB. Mataram malam itu menjadi panggung yang menyatukan semangat, budaya, dan kecintaan pada Tanah Air.
Angka, Dampak, dan Harapan yang Tumbuh dari NTB
Festival ini bukan hanya acara seremonial. Dalam data panitia, tercatat:
-
38 kontingen provinsi ikut berpartisipasi,
-
12.378 penggiat pertandingan hadir,
-
3.870 ofisial dan perangkat pertandingan terlibat,
-
74 Inorga berlaga di 847 nomor,
-
13 Inorga ekshibisi dan 3 Inorga undangan khusus tampil,
-
dan total lebih dari 18.000 orang memenuhi NTB selama FORNAS berlangsung.
Bersamaan dengan itu, perputaran ekonomi lokal diperkirakan menembus angka Rp800 miliar, menyentuh sektor perhotelan, logistik, transportasi, kuliner khas Sasambo (Sasak, Samawa, Mbojo), serta UMKM lokal.
Bahkan, kegiatan ini turut menciptakan lebih dari 9.500 lapangan kerja, baik formal maupun informal.
FORNAS: Lebih dari Sekadar Lomba, Ini Soal Jati Diri Bangsa
Ketua Panitia Ibnu Riza Pradipto, Ketua Umum KORMI Nasional Adil Hakim, Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal, dan Menko Pembangunan & Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) turut menyampaikan sambutan hangat.
Mereka menekankan bahwa olahraga masyarakat bukan hanya media kebugaran, tetapi juga wadah untuk membangun karakter, kreativitas, dan kerja sama lintas sektor.
Dukungan juga datang dari Wamendagri Bima Arya, Wamen PUPR Diana Kusumastuti, Wamenparekraf Teuku Riefky Harsya, hingga para anggota DPR RI dari Dapil NTB, yang semuanya hadir dan memberi semangat langsung kepada peserta.
Defile 38 kontingen provinsi pun menjadi simbol nyata semangat persatuan dalam keberagaman.
Tak ada podium yang lebih tinggi dari partisipasi, tak ada medali yang lebih berarti dari kebersamaan.
Di Antara Gerak Tubuh dan Nada Budaya, Ada Indonesia yang Penuh Warna
Festival seperti FORNAS adalah wajah Indonesia yang ramah, sehat, dan penuh semangat.
Di sana, anak-anak muda berlari, para ibu menari, desainer berkarya, dan pelaku UMKM membuka harapan baru. Tak ada yang ditinggalkan.
Karena sejatinya, dalam olahraga masyarakat, semua punya tempat, semua bisa menang.
Kalah menang semua senang bukan hanya slogan—tapi kenyataan yang hidup, bergema di bumi NTB, dan mengakar di hati setiap orang yang hadir malam itu.