Hotline Redaksi: 0817-21-7070 (WA/Telegram)
Headline

IKPNI Family Gathering and Team Building

1572
×

IKPNI Family Gathering and Team Building

Sebarkan artikel ini
IKPNI Family Gathering and Team Building

Suara-Pembaruan.com — Di bawah lembut naungan kabut pagi yang turun pelan di perbukitan Sentul, waktu seolah berjalan lebih lambat. Angin membawa harum pinus dan embun yang belum sempat menguap.

Di antara hijaunya pepohonan dan gemericik air yang tak jauh dari Vila Aman D’Sini, langkah-langkah penuh makna menyatu dalam satu niat—mengenang, menghidupkan, dan meneruskan nilai-nilai perjuangan yang diwariskan oleh mereka yang telah lebih dahulu mengabdi: para Pahlawan Nasional.

Hari itu, Senin 26 Mei, udara Sentul tidak hanya menjadi saksi alamiah dari sejuknya udara pegunungan, tetapi juga dari hangatnya kebersamaan dalam kegiatan Family Gathering dan Team Building Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia (IKPNI).

Dalam helaan napas para cucu dan cicit para pahlawan, sejarah bukan sekadar narasi masa lalu. Ia hadir, duduk bersama, tertawa bersama, dan bermain bersama dalam tubuh-tubuh yang masih setia menjaga bara perjuangan leluhur.

Langkah pertama dimulai sejak pagi, kala para peserta dari berbagai penjuru negeri berkumpul dan melaju bersama menuju pelataran vila yang asri.

Registrasi dilakukan dengan senyum dan sapa, diikuti dengan lagu Indonesia Raya dan Mars IKPN yang berkumandang menggetarkan dada.

Di momen ini tampak Ketua Umum Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia (IKPNI) periode 2024-2029, Prof. Dr. Meutia Farida Hatta Swasono (putri Proklamator RI/ Wakil Presiden pertama Bung Hatta). Mantan Menteri Nagara Pemberdayaan Perempuan ditemani oleh adik bungsunya Halida Hatta.

Hadir juga Antarini Malik (Sekjen IKPNI) Putri Wapres Adam Malik.

Tampak mantan Wakil Ketua MPR Melani Leimena (putri mantan Waperdam Dr. J. Leimena), Mantan Ka BAIS Marsdya TNI (Purn) Ian Santoso Perdanakusuma (anak dari Marsdya TNI (Anumerta) Abdul Halim Perdanakusuma. Nono (putra Jenderal TNI Basuki Rahmat).

Juga hadir Ganang Soedirman (cucu Jenderal Besar Soedirman), Upik Syahrir (anak mantan Perdana Menteri pertama Sutan Syahrir), dan Ria Martadinata ( anak mantan KASAL Laksamana R.E. Martadinata), Indah ( cucu dari Dr. Wahidin Sudirohusodo).

Ada Indra Widodo (wakil keluarga Marsma TNI Iswahyudi), kemudian Aisyah Natsir ( cucu mantan PM M. Natsir), keluarga K.H. Achmad Dahlan, Deyang (putri Dr. Soeharto), keluarga Gatot Soebroto, Dewi Sartika, Sani (cucu M.H. Thamrin serta keluarga Dr. Moewardi.

Dipimpin oleh Ibu Yodith, lagu-lagu itu bukan hanya seremoni pembuka, tetapi doa dalam nada, penghormatan dalam irama.

Ketua Pelaksana acara Family Gathering dan team building IKPNI (Iskandar Purba) menyapa hadirin dengan semangat, membuka jalan bagi pesan penuh hikmah dari Ketua Umum IKPNI, Prof. Dr. Meutia Hatta Farida Swasono.

Putri dari Wakil Presiden pertama RI itu mengingatkan, bahwa warisan terbesar dari para pahlawan bukanlah nama di buku sejarah, tetapi integritas dalam hidup, moralitas dalam bersikap, dan keberanian dalam mencintai negeri ini tanpa pamrih.

Dalam suasana khidmat, Mas Ibong memimpin doa, menghantar semangat semua yang hadir untuk kembali merapatkan barisan pengabdian dalam sunyi dan syukur.

Lalu tibalah sesi perkenalan—hangat, penuh tawa, dan seringkali diselipi kisah singkat tentang siapa yang mereka warisi: nama-nama besar yang dahulu menulis kisah bangsa dengan darah dan keberanian.

Kemeriahan terus bergulir dalam sesi permainan kelompok. Bukan hanya tentang menang dan kalah, tetapi bagaimana bekerja sama, percaya, dan saling melengkapi dalam tiap tantangan.

Di sana, semangat juang hidup kembali, dalam bentuk yang mungkin lebih ringan, namun tetap sarat makna: kebersamaan.

Saat rehat tiba, para peserta larut dalam istirahat, sholat, dan makan siang yang menyatukan perut dan hati.

Semangat tak mengendur. Sesi Quiz Trivia bertema “Nilai-Nilai dan Riwayat Kepahlawanan” menjadi pengingat bahwa kisah pahlawan bukan hanya harus diketahui, tetapi perlu dihidupi, dalam keseharian dan keputusan hidup kita.

Mas Abdul owner Villa Aman D’sini yang telah memfasilitasi tempat, santap siang dan transportasi.

Dentuman musik dari Group Band Warna menjadi pelengkap kebersamaan. Lagu demi lagu mengalun, tapi satu yang menutup segalanya dengan rasa: Syukur. Selain Nina Tamam juga dihibur penyanyi yang juga dokter gigi Dinah Kandi.

Di tepian kolam, bersama nyanyian lirih dan cahaya sore yang mulai turun, foto dan video bersama bukan hanya dokumentasi, tapi testimoni bahwa cinta pada negeri ini masih hangat dan hidup.

Dalam wawancara, Ismeth Wibowo, cucu dari Ir. H. Djuanda Kartawidjaja—tokoh yang mempersatukan lautan Indonesia dalam Deklarasi Djuanda—berbicara dengan tegas namun penuh kelembutan: “Kini, tugas generasi penerus adalah menjaga nyala api perjuangan itu dengan penuh integritas.”

Dan seperti ditegaskan dalam Pasal 34 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2009, IKPNI bukan hanya wadah administratif. Ia adalah jantung hidup dari warisan nilai. Ia adalah pelita di tengah zaman yang mudah lupa dan sering tergoda.

Di sinilah nilai-nilai kepahlawanan dijaga: bukan di museum, tetapi di dada manusia yang masih percaya bahwa keberanian, kejujuran, dan cinta tanah air adalah kompas utama kehidupan berbangsa.

Maka hari itu, Sentul bukan hanya tempat. Ia menjadi panggung, menjadi altar, menjadi ruang sunyi di mana sejarah berpaut mesra dengan masa depan—di tangan generasi yang tak hendak lupa. Karena bangsa yang besar, adalah bangsa yang tahu dari siapa ia datang, dan untuk siapa ia terus melangkah.

Klik juga: https://www.hariankami.com/profile-kami/23615229547/kebersamaan-dan-nilai-kepahlawanan-warnai-family-gathering-dan-team-building-ikpni-di-sentul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *