Hotline Redaksi: 0817-21-7070 (WA/Telegram)
Headline

Menjadi Orang Netral, Bukan Golput: Memelihara Integritas dalam Pemilihan Tokoh Penting

222
×

Menjadi Orang Netral, Bukan Golput: Memelihara Integritas dalam Pemilihan Tokoh Penting

Sebarkan artikel ini
Menjadi Orang Netral, Bukan Golput: Memelihara Integritas dalam Pemilihan Tokoh Penting

Suara-Pembaruan.com — Menjadi Orang Netral, Bukan Golput: Memelihara Integritas dalam Pemilihan Tokoh Penting

 

  • Catatan Pinggir SS Budi Raharjo: Mengenai Orang Netral dalam Pemilihan Tokoh Penting di Bangsa Ini

Dalam arena pemilihan tokoh penting bagi bangsa, menjadi orang netral sering kali mendapat sorotan tajam dan kritik pedas dari berbagai pihak.

Dalam perhelatan pemilu yang baru saja berlalu, saya memutuskan untuk tetap berada di tengah, tidak terjebak dalam dinamika dualitas yang kerap digambarkan sebagai “cebong” atau “kampret”.

Sebagai seorang jurnalis, menjaga posisi netral adalah prinsip mendasar yang saya pegang erat sebagai pilar integritas profesi ini.

Meskipun demikian, keputusan saya tidak luput dari sorotan dan kritik dari rekan sejawat. Beberapa di antaranya menyindir bahwa mobil yang berada dalam posisi netral tidak akan pernah bergerak maju.

Dalam pandangan mereka, memilih untuk bersikap netral dianggap sebagai tindakan yang tidak produktif.

Seolah-olah, dalam konteks politik, memilih sisi adalah satu-satunya langkah yang masuk akal. Namun, saya berpendapat sebaliknya. Saya memandang netralitas sebagai sikap yang bukan hanya mencerminkan kemandirian diri, tetapi juga tanggung jawab sebagai penjaga informasi.

Dalam realitasnya, banyak rekan jurnalis yang memilih terlibat langsung dalam politik praktis. Mereka menjadi bagian dari tim sukses, bahkan menduduki posisi strategis seperti komisaris BUMN atau duta besar. Langkah ini seringkali diiringi oleh penghinaan terhadap pilihan saya yang tetap netral.

Namun, saya tetap kokoh pada keputusan ini.

Bagi saya, sebagai seorang jurnalis, menjaga kemerdekaan dan netralitas adalah modal berharga. Meskipun beberapa rekan lebih memilih untuk secara terang-terangan mendukung satu partai atau bahkan terlibat aktif dalam politik, saya memilih untuk tidak ikut campur dalam dinamika politik praktis.

Tetap netral bukan berarti golput.

Ini adalah sikap kritis dan bertanggung jawab terhadap informasi. Netralitas saya bukanlah tanda ketidakpedulian, melainkan sebuah bentuk kewaspadaan terhadap kemungkinan bias yang dapat menghancurkan integritas seorang jurnalis.

Pada akhirnya, memilih netral bukanlah tindakan melarikan diri dari tanggung jawab sebagai warga negara.

Saya tetap aktif dalam menyuarakan pendapat, mengeksplorasi fakta, dan menggali kebenaran di tengah gemuruh politik.

Jadi, mari hargai pilihan untuk tetap netral sebagai bentuk kontribusi positif terhadap pembentukan opini publik yang berlandaskan pada informasi yang adil dan seimbang.

Salam dari seorang netral yang bukanlah golput, tetapi merupakan garda terdepan dalam menjaga integritas informasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *