Hotline Redaksi: 0817-21-7070 (WA/Telegram)
Viral

Menyelidiki protein dalam sel tunggal – Majalah Time.com

197
×

Menyelidiki protein dalam sel tunggal – Majalah Time.com

Sebarkan artikel ini
Menyelidiki protein dalam sel tunggal – Majalah Time.com

[ad_1]

Sel yang berbeda membuat protein yang berbeda, dan pengetahuan tentang perbedaan ini dapat sangat meningkatkan pemahaman para ilmuwan tentang peran sel individu dalam jaringan sehat dan penyakit. Tetapi mendapatkan cukup protein dari satu sel untuk dianalisis merupakan tantangan.

Sekarang, para peneliti telah mengembangkan metode baru yang dapat membuka rahasia proteomik sel individu, menurut cerita sampul di Berita Kimia & Teknik, outlet berita independen dari American Chemical Society.

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan telah memiliki alat, seperti reaksi berantai transkripsi-polimerase terbalik (dikenal sebagai RT-PCR), untuk menganalisis gen yang ditranskripsi dalam sel tunggal. Namun, mereka tidak memiliki alat analog untuk meningkatkan jejak kecil protein menjadi sinyal yang dapat dideteksi, tulis Koresponden Senior Celia Henry Arnaud. Tapi sekarang, kemajuan dalam spektrometri massa dan pemrosesan sampel memungkinkan para ilmuwan untuk melihat perbedaan sel-ke-sel, dengan tujuan suatu hari nanti mendapatkan pembacaan penuh dari semua protein yang dibuat dalam sel.

Meskipun masih jauh untuk mencapai tujuan ini, para ilmuwan telah mengidentifikasi ratusan protein dari sel tunggal, yang memicu penemuan baru di bidang-bidang seperti biologi perkembangan, biologi kanker, dan ilmu saraf. Sebagai contoh, para peneliti telah menggunakan proteomik sel tunggal untuk mendeteksi perbedaan protein di antara sel-sel individu dalam embrio katak 16 sel, yang telah mengungkapkan wawasan baru tentang bagaimana sel induk embrionik berkembang.

Yang lain telah menggunakan teknik untuk mempelajari lebih lanjut tentang regulasi dan sinyal sel kanker, yang dapat membantu menjawab pertanyaan mengapa beberapa kanker tidak merespons terapi. Dan yang lain lagi mempelajari bagaimana rasio protein yang mengontrol kontraksi otot berubah selama penyakit jantung, yang dapat mengarah pada terapi yang dipersonalisasi untuk gagal jantung.

Bidang proteomik sel tunggal – yang menurut banyak ilmuwan tidak terjangkau – telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dengan munculnya teknik baru, spektrometer massa yang lebih sensitif, dan pendekatan interdisipliner, tulis Arnaud.

Sumber: acs.org



[ad_2]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *