[ad_1]
JAKARTA, Majalahtime.com – Ketika semua media otomotif dan influencer merayakan peluncuran dua sedan Honda terbaru, Civic dan CIty, Kamis (28/10/2021), kami mencoba melihat sudut pandang berbeda. Salah satu yang belum dibahas adalah pasar sedan yang selama ini lesu di Indonesia, kembali terangsang.
Selama ini, pasar sedan di Indonesia melempem, tidak sampai 1% terhadap total penjualan nasional. Kondisi yang dipercaya penyebab utamannya karena komposisi Pajak Penambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM) yang tidak adil. Terlampau tinggi.
Sedan yang punya konstruksi bodi tiga kotak dianggap sebagai mobil mewah. Padahal, sedan merupakan mobil terlaris di dunia dan dipasarkan dalam berbagai segmen, mulai yang murah sampai yang premium, bahkan mobil sport juga wujudnya seperti itu.
Kini, per 16 Oktober 2021, kondisinya berubah ketika Peraturan Pemerintah (PP) No.74 Tahun 2021, tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2019 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah, resmi berlaku.
Tampilan sedan terbaru Honda Civic RS. (Autospinn)
Sederhananya, PPnBM mobil di Indonesia bukan lagi ditentukan oleh jenis bodi dan sistem penggerak, tapi lewat emisi gas buang. Alasan ini juga membuat kebijakan ini disebut jadi Pajak Emisi atau Carbon Tax.
Sedan sekelas City atau Vios dengan mesin 1.500 cc ke bawah, semula harus bayar PPnBM 30%, lewat regulasi baru jadi tinggal 15% saja. Penurunan ini sangat signifikan, berpengaruh pada banderol yang lebih murah, sehingga bisa merangsang minat konsumen.
Terkait regulasi ini, PT Honda Porspect Motor (HPM) langsung ngegas lepas dua sedan baru ke pasar, City dan Civic geterasi terbaru. Soal spesifikasi dan detail kedua model ini, silahkan browsing saja di google, sudah banyak yang bahas.
Fokus yang coba kita ungkap lagi adalah, baik City dan Civic sama-sama di bekali mesin 1.500 cc DOHC VTEC. Bedanya, City NA sedangkan Civic dibekali turbo. Memang ada perbedaan fitur dan tambahan teknologi, tapi kalau fokusnya cuma cuan, upaya merangsang pasar sedan bisa kembali jalan di tempat.
HPM kemudian menjual All New Honda City Rp 355 juta dan All New Honda Civic RS Rp 567 juta on the road Jakarta. Harga ini diklaim Honda sudah memanfaatkan skema Pajak Emisi yang lebih rendah, tapi harga masih lebih mahal.
“Ini kan all new model, untuk City ada kenaikan Rp 2,4 juta, sedangkan Civic sekitar Rp 34 juta. Kita memberikan nilai untuk uang terbaik dengan hadirnya berbagai fitur di model terbaru ini,” ucap yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing Director PT HPM saat peluncuran kedua produk, Kamis (28/10/2021).
Entah kelewat pede atau memang strategi perusahaan adalah mengejar cuan terbesar, setelah pandemi menghantam setahun terakhir. Jadi, perusahaan butuh untung, jangan merugi terus. Yusak menargetkan penjualan Honda Civic bisa mencapai 750 unit per tahun dan untuk City 450 unit per tahun.
Kondisi ini yang terkadang bikin dahi berkerut. Memang sih, tidak melanggar regulasi dan biasanya dikemas dengan kata “strategi perusahaan”. Tapi, ATPM terkadang juga terlalu memanfaatkann keadaan tanpa melihat potensi jangka panjang yang lebih besar.
Bayangkan, kalau City dan CIvic baru ini dijual dengan harga lebih murah. Untung tetap ada, tapi pasar membesar. Volume juga bakal memperbesar cuan perusahaan nantinya.
[ad_2]