Jokowi dan Yudo sosok pemimpin yang sama-sama memiliki sikap nasionalisme, merawat keberagaman, sederhana dan memiliki sense of crisis.
Suara-Pembaruan.com — Chemistry Jadi Faktor Jokowi Tunjuk Yudo Margono Calon Panglima TNI
Tak sekedar rotasi tapi yang lebih penting adalah, chemistry menjadi pertimbangan Presiden Jokowi pilih Laksamana Yudo Margono menjadi Panglima TNI.
“Chemistry atau kecocokan menjadi salah satu faktor Presiden Joko Widodo menunjuk Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono menjadi calon Panglima TNI,” demikian rilis Public Watch Integrity.
Faktor aksesibilitas atau keterkesanan publik terhadap sosok Yudo, juga menjadi pertimbangan menunjuk Yudo jadi calon panglima.
Pada tahun lalu, tingkat aksesibilitas Yudo dinilai masih kalah populer dibanding Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang kala itu masih menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Padahal, publik saat itu memprediksi Yudo akan menjadi pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto
Tapi ternyata kemudian Jenderal Andika lebih populer dibanding Laksamana Yudo yang cenderung low profile. Juga tidak banyak kelihatan membangun komunikasi politik. ”
Andika Perkasa yang akan memasuki masa pensiun pada 21 Desember 2022.
Nama Yudo Margono diumumkan langsung oleh Ketua DPR Puan Maharani setelah menerima surat presiden (surpres) dari Presiden Joko Widodo.
Yang diantarkan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno di Gedung DPR, Jakarta, Senin (29/11/2022).
Puan meyakini bahwa Presiden mempunyai banyak pertimbangan dalam menunjuk Yudo untuk memegang tongkat komando Panglima TNI, salah satunya ihwal nasionalisme yang ada pada diri abituren Akademi Angkatan Laut (AAL) 1988 itu.
“Tentu saja banyak hal yang menjadi pertimbangan kinerja, kemudian nasionalisme, rasa cinta Tanah Air, dan lain sebagainya, dan itu saya rasa sudah memenuhi syarat yang ada,” ujar Puan di Gedung DPR, Senin sore.
PR Calon Panglima TNI Yudo Margono, dari Konflik Papua hingga Laut China Selatan
Sementara itu, Pratikno mengungkapkan bahwa faktor rotasi antar matra menjadi salah satu pertimbangan Presiden menunjuk Yudo menjadi calon Panglima TNI.
Diketahui, sejak pemerintahan Jokowi pada 2014, belum ada satu pun sosok dari matra laut yang menjadi Panglima TNI.
Dalam periode kepemimpinan Jokowi tersebut, tongkat komando Panglima TNI sejauh ini diisi oleh perwira tinggi yang berasal dari matra darat dan udara.
Setelah menerima surpres, terdapat sejumlah mekanisme yang bakal dijalankan DPR sebelum memberikan persetujuan terhadap usulan Presiden.
Surpres Jokowi itu akan dibawa ke rapat pimpinan dan Badan Musyawarah (Bamus) DPR. Selanjutnya, Komisi I DPR bakal menggelar fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan terhadap Yudo.
Setelahnya, barulah DPR memutuskan untuk memberikan persetujuan usulan nama Yudo.
Mekanisme ini diyakini akan rampung sebelum DPR memasuki masa reses yang dimulai pada 15 Desember 2022.