[ad_1]
Jakarta, Bumntrack.co.id – Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan tahun 2020 PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada pemegang saham. Hal tersebut seiring dengan kinerja Perseroan yang sedang mengalami penurunan.
“Pada RUPS ini, menyetujui untuk tidak membagikan dividen Perseroan untuk Tahun Buku 2020 sehubungan dengan hal-hal yang telah disampaikan oleh Direksi. Direksi diminta berkerja keras untuk melakukan upaya-upaya peningkatan kinerja perseroan di tahun 2021 sehingga nantinya dapat memberikan dividen yang lebih optimal kepada investor,” kata Abdur Rahim Hasan selaku Komisaris Independen IPCC dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (16/6).
Rio T.N. Lasse, Direktur Operasi dan Teknik IPCC menyampaikan dampak Pandemi membuat kegiatan bisnis dan usaha secara keseluruhan sempat terhenti sehingga mempengaruhi roda perekonomian nasional. Adanya peraturan terkait dengan pembatasan kegiatan di bidang industri lainnya secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kegiatan logistik dan jasa kepelabuhan. Belum lagi adanya kebijakan pembatasan keluar masuk kegiatan ekspor dan impor maupun lockdown di sejumlah negara juga turut mempengaruhi kegiatan usaha di sektor logistik dan jasa kepelabuhan.
“Dari sisi kendaraan penumpang (CBU) di Terminal Internasional mengalami penurunan 29,22 persen (YoY) untuk layanan ekspor menjadi 230.760 unit CBU sepanjang 2020; impor sebesar 33.231 unit atau turun 55,68 persen (YoY). Untuk segmen Alat berat ekspor naik 52,05 persen (YoY) sebanyak 6.278 unit dan impor turun 59,10 persen (YoY) menjadi 3.578 unit yang ditangani. Pada segmen General Cargo/Spareparts naik 1,08 persen (YoY) untuk ekspor dan impor lebih rendah 38,28 persen. Pada Terminal Domestik sebanyak 120.381 unit CBU ditangangi sepanjang 2020 atau turun 8,11 persen (YoY) dengan penyeberangan melalui Dermaga Panjang turun 68,78 persen (YoY) dan melalui Dermaga Ex-Presiden turun 69,28 persen (YoY); Segmen Alat berat yang ditangani turun 16,70 persen (YoY) dengan jumlah 16.219 unit dengan penyeberangan melalui Dermaga Panjang turun 75,06 persen (YoY) dan melalui Dermaga Ex-Presiden turun 78,94% (YoY); General Cargo/Spareparts turun 42,55 persen (YoY); serta bongkar muat Motor turun 1,75 persen (YoY),” jelas Rio.
Sepanjang 2020, angka rasio marjin Perseroan cenderung mengalami penurunan, Operating Margin tercatat -5,0 persen; Net Margin -6,7 persen; dan EBITDA margin 32,7 persen seiring adanya kenaikan penyusutan atas imbas pencatatan Aset Hak Guna. Angka RoE tercatat -0,02 persen dan RoA -0,01 persen. Sepanjang 2020, pendapatan IPCC sebesar Rp356,53 miliar atau lebih rendah 31,86 persen dibandingkan 2019 sebesar Rp523,22 miliar.
“Dengan terjadinya penurunan di sejumlah Beban Pokok Pendapatan, IPCC mampu mencatatkan Laba Kotor sebesar Rp75,71 miliar atau lebih rendah 65,21 persen dari tahun sebelumnya. Di sisi lain, meningkatnya Beban Operasional sebesar 5,51 persen menjadi Rp93,43 miliar dari tahun sebelumnya membuat Perseroan mencatatkan penurunan laba Operasional yang tercatat minus Rp17,72 miliar dari tahun sebelumnya yang tercatat positif Rp129,09 miliar. Alhasil, dari sisi bottom line tercatat rugi tahun berjalan sebesar Rp23,77 miliar dibandingkan tahun lalu yang tercatat laba tahun berjalan sebesar Rp135,30 miliar,” tambahnya.
Selain itu, harga saham IPCC sempat mengalami penurunan hingga ke level terendahnya di harga Rp226 pada 24 Maret 2020 atau turun 66,76 persen dari penutupan di akhir 2019 di level Rp680 per lembar saham. Pasca penurunan dalam tersebut, secara berangsur pergerakan harga saham IPCC kembali mengalami kenaikan seiring upaya manajemen dalam menjaga keberlangsungan bisnis operasional Perseroan. Upaya manajemen tersebut dan dibarengi dengan mulai kembali naiknya pasar saham membuat harga saham IPCC kembali mengalami kenaikan hingga menyentuh level tertingginya kembali di harga Rp670 pada 22 Desember 2020 atau mengalami kenaikan 196,46 persen dari posisi terendahnya.
[ad_2]