[ad_1]
Kementerian Pertahanan Ukraina pada Jumat (26/5) mengatakan Rusia berencana untuk mensimulasikan kecelakaan besar di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang dikendalikan pasukan pro-Moskow. Simulasi tersebut merupakan bagian dari upaya Kremlin menggagalkan serangan balasan Ukraina yang telah lama direncanakan untuk merebut kembali wilayah yang diduduki oleh Rusia.
PLTN Zaporizhzhia, yang terletak di wilayah selatan Ukraina yang diduduki Rusia, adalah PLTN terbesar di Eropa. Wilayah tersebut sering kali menjadi sasaran penembakan kedua belah di mana mereka saling menuding sebagai pelakunya.
Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan mengatakan pasukan Rusia akan segera membombardir pembangkit tersebut dan kemudian mengumumkan kebocoran radiasi. Hal itu akan memaksa penyelidikan oleh otoritas internasional. Pada saat itulah, semua serangan akan dihentikan.
Pernyataan direktorat yang diunggah di Telegram itu tidak memberikan bukti apapun. Dikatakan Rusia telah mengganggu rencana rotasi kunjungan para inspektur dari Badan Energi Atom Internasional (IEA), yang berbasis di PLTN tersebut.
IAEA yang berbasis di Wina, yang sering mengunggah informasi terkait PLTN tersebut, tidak menyebutkan adanya gangguan.
Pekan lalu, sejumlah saksi mengatakan pasukan militer Rusia telah meningkatkan posisi pertahanan di dalam dan sekitar PLTN menjelang serangan balasan.
Pada Oktober 2022, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak Barat untuk memperingatkan Rusia agar tidak meledakkan bendungan yang akan membanjiri wilayah yang luas. Bendungan itu tidak dihancurkan.
Pada Februari, Rusia mengatakan Ukraina berencana untuk melakukan insiden nuklir di wilayahnya untuk menyalahkan Moskow.
Rusia telah berulang kali menuduh Kyiv merencanakan operasi “bendera palsu” dengan senjata non-konvensional, menggunakan bahan biologis atau radioaktif. Namun tidak ada satu pun serangan yang terwujud. [ah/ft]
[ad_2]