Suara-Pembaruan.com — Tim Robotik TechnoNatura Berangkat Mengikuti Lomba Robot Dunia Di Jenewa Swiss
Jakarta – Tim robot Madrasah Technonatura R2045 (nama tim robotik Madrasah TechnoNatura), Senin malam (10/10/2022) berangkat menuju Jenewa Swiss.
Mereka mengikuti lomba robot First Global Challenge (FGC) 2022 yang akan diselenggarakan pada 13-16 Oktober.
Setelah sempat terkendala pandemi sehingga lomba ini hanya diadakan secara online, tahun ini lomba FGC kembali diadakan secara on site di mana lebih dari 180 negara hadir mengirimkan wakilnya.
Lomba FGC ini pertama kali diadakan pada tahun 2017 di Washington DC dan diikuti oleh 150 negara.
Madrasah TechnoNatura mengirimkan teamnya mewakili Indonesia dan menyabet medali perak untuk kategori Innovation in Engineering.
Setelah itu lomba FGC diadakan di negara berbeda-beda setiap tahunnya dan Madrasah TechnoNatura selalu mengirimkan timnya.
Tahun 2018 di Mexico City tim Indonesia berhasil meraih medali perak untuk kategori Creativity and Imagination.
Dan pada tahun 2019 di Dubai mendapatkan award di kategori safety.
Kali ini tim robot Madrasah TechnoNatura yang berangkat ke Swis berjumlah 18 orang ( 3 mentor dan 15 siswa).
Mereka bertolak ke Jenewa pada pukul 21.30 WIB Senin malam, tanggal 10 Oktober 2022 dari Bandara Ultimate Soekarno Hatta Tanggerang Banten.
Tahun ini, Tim robot FGC Indonesia ini disponsori oleh MiniGold Indonesia, Exxon Mobile dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).
“Terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pihak sponsor sehingga kegiatan lomba ini dapat kami ikuti.”
“Semoga kami mendapatkan hasil terbaik di Jenewa nanti,”kata Fatih (kapten tim R 2045), sesaat sebelum berangkat di Bandara Soeta (10/10/2022).
Ghazy (Juru bicara tim) mengungkapkan, robot yang akan diperlombakan bernama Dryomatica.
Robot satu ini diambil dari nama Drybalanops Aromatica, yang merupakan spesies pohon kamper.
Nantinya robot tersebut akan menjawab tantangan dalam proses pembersihan CO2 akibat carbon footprint.
“Robot kita itu namanya Dyromatica yang diambil dari Dryobalanops Aromatica yaitu suatu spesies pohon yang sudah hampir punah, yaitu pohon kamper,” jelas Ghazy .
Tim Robot R 2045, sebelum bertolak ke Swiss, Jumat kemarin (7/10/2022 sempat dilepas Indonesia Esport Association (IESPA) untuk mengikuti kejuaraan robot Internasional.
Dalam sambutannya Ketua Umum IESPA, Ibnu Riza Pradipto berharap perlombaan robotik internasional ini dapat meningkatkan minat masyarakat Indonesia dalam bidang tersebut.
Menurutnya, dengan tingginya minat akan dunia robotik, maka akan tercipta ahli-ahli robotik yang akan punya pengaruh besar di dunia industri Tanah Air.
“(Harapannya) mereka menjadi leader-leader teknologi Indonesia, yaitu mereka bisa membesarkan lagi bukan hanya di robotik saja, tapi di seluruh aspek teknologi dan sains,” ujar Ibnu kepada tim robotik R 2045 di Kantor National Olympic Comittee (NOC), Senayan.
Ibnu menjelaskan, IESPA merupakan bagian dari Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI). Ia menyebutkan, IESPA juga memiliki divisi baru, yakni tentang robotik dan drone.
Terkait Kejuaraan First Global Challenge 2022 di Jenewa, Ketua Bidang Robotik IESPA DKI Jakarta, Gunanjar Barokah menjelaskan, pada kompetisi robot itu akan diberikan tugas untuk mengumpulkan sejumlah bola ke dalam sebuah keranjang.
“Task-nya itu lebih kompetisi skill robot itu sendiri, jadi nanti diberikan sebuah tugas buat memasukkan bola-bola yang sebagai simbol dari karbon untuk dikumpulkan disuatu keranjang.”
“Jadi bukan hanya di esport gaming tapi juga ada di elektronik sport lainnya yaitu robotic dan drone,” ujar Gunanjar Barokah.
Diharapkan IESPA bisa mengakomodir sebuah event yang lebih luas tidak hanya membuat sebuah lomba game, namun lebih dari itu.
Melihat robotik adalah sebuah alat yang cukup menarik dan bagus untuk dilombakan dengan penguasaan tekhnologinya, maka tercetus ide robotikpun dapat ikut dilombakan dibawah IESPA.
“Disitulah kami buat yayasan yang nantinya semua kalangan bisa ikutan dalam kegitan robotik ini.”
“Dan diprogram robotik ini pun kami punya agenda yang mencakup pada pelajar kelas 1 SD hingga kelas 12 SMA” ujar A. Riza Wahono ketua tim robotik Technonatura memberi keterangan sebelum bertolak Ke Jenewa Swiss, Senin Malam (10/10/2022).
Kegiatan kompetisi robot yang selama ini ada diluar negeri menurut Riza Wahono, sebisa mungkin nantinya,juga harus dilakukan dan dibuat kompetisinya di Indonesia.
Tahun ini baru saja dibentuk komunitas robot Indonesia dan dalam tahun ini pula komunitas robot akan membuat sebuah kegiatan dengan menggandeng Event yang akan dibuat bekerja sama dengan Asosiasi Olahraga Elektronik Indonesia (Indonesia Esport Association / IESPA.
“Itu sebab, TechnoNatura bersama komunitas robot akan mencoba membuat sebuah kegiatan yang rencana akan diselenggarakan di kota Jogja dan even kedua rencana di Jakarta.
Wacana ini yang coba akan dibuat agar kedepan di 2045 para generasi emas memiliki banyak pembuat atau progammer robot yang handal mengimbangi para pembuat robot diluar negeri,” jelas Riza .
Technonatura Masuk 10 Besar Technology Experience New
Yang menarik, sejak tahun lalu, panitia menambahkan satu lomba tambahan selain lomba utama robot yaitu New Technology Challenge.
Dimana peserta ditantang untuk memanfaatkan teknologi terbaru untuk menjawab tantangan global sesuai tema lomba (tahun ini tema lomba adalah Carbon Capture).
Setiap team diminta untuk membuat solusi menggunakan teknologi untuk mengatasi problem yang sedang dihadapi dunia, yaitu global warming.
Dari proposal solusi yang masuk, panitia memilih 10 solusi terbaik menjadi finalis yang akan bertanding langsung di depan dewan juri di Jenewa, Swiss.
Dan team Indonesia adalah salah satu finalis. Kesepuluh finalist tsb adalah (alfabet) Belize, Bosnia and Herzegovina, Canada, Greece, Indonesia, Iran, Madagascar, Romania, Slovakia, dan Zimbabwe.
Tim TechnoNatura dari Indonesia menawarkan solusi mengurangi karbon dengan penanaman kembali hutan.
Namun dengan mempelajari kegagalan penghijauan di masa lalu, team R2045 menawarkan solusi menggunakan bioteknologi sehingga bisa dihasilkan bibit tanam secara masal dengan cepat dan memiliki sifat-sifat tanaman yang diinginkan.
Bukan cuma itu, tanaman yang dipilih juga harus sesuai dengan habitat hutan Indonesia, yaitu pohon kamper.
Siswa siswi yang tergabung dalam tim robotik 2045 menggagas pada dunia untuk menanam pohon kamper (sejenis kapur barus) sebanyak mungkin pada habitatnya.
Dimana untuk mengatasi pembenihan tim TechoNatura membuat penelitian menciptakan pembibitan lewat proses kloning.
Proses ini menghasilkan bibit yang dianggap lebih efektif tumbuh serta cepat ketimbang proses pembibitan konvensional.
Di Jenewa, siswa-siswi TechnoNatura ini harus menghadapi dewan juri dan harus meyakinkan mereka bahwa solusinya adalah solusi yang terbaik untuk melawan emisi karbon.
“Mudah-mudahan, team Indonesia dapat menyabet medali di bidang New Technology Challenge ini,” ujar Riza Wahono pimpinan robotik TechnoNatura berharap.
- BACA JUGA: Majalah MATRA edisi Oktober 2022, klik ini