[ad_1]
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan pada hari pertama rangkaian acara KTT ASEAN ke-42, Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan bilateral dengan PM Taur Matan Ruak. Ada beberapa hal yang dibahas, yakni isu-isu terkait Keketuaan Indonesia kali ini. Jokowi berharap Timor Leste akan segera menjadi anggota penuh ASEAN.
“Presiden menyampaikan, bahwa selama Keketuaan Indonesia ini roadmap untuk Timor Leste agar menjadi anggota penuh akan disepakati, dan mengharapkan agar Timor Leste dapat segera memenuhi kriteria yang ada di roadmap yang besok akan diadopsi sehingga akan dapat menjadi anggota penuh ASEAN,” ungkap Retno.
Selain itu, kedua pemimpin negara juga membahas berbagai kerja sama perekonomian terutama di wilayah perbatasan kedua negara. Guna mewujudkan hal tersebut, Jokowi dan PM Timor Leste telah sepakat untuk membentuk joint working group yang akan mempersiapkan pengembangan kawasan ekonomi di perbatasan kedua negara. Indonesia, kata Menlu, mengusulkan agar bilateral investment treaty dapat segera dibentuk atau mulai dibahas antar kedua negara.
Pertamuan Bilateral dengan Tiga negara Lainnya
Selain pertemuan bilateral dengan PM Timor Leste, Jokowi juga melakukan pertemuan dengan tiga pemimpin negara lainnya, yakni Malaysia, Vietnam dan Laos.
Untuk Malaysia sendiri, kata Menlu, Jokowi menekankan kepada PM Malaysia Anwar Ibrahim mengenai pentingnya optimalisasi perlindungan para Pekerja Migran Indonesia yang bekerja di sana.
“Dan Bapak Presiden juga mengingatkan pentingnya optimalisasi one channel system dan perlindungan para pekerja migran Indonesia yang bekerja di Malaysia,” kata Retno.
Selain itu, dalam pertemuan bilateral tersebut Jokowi juga menyampaikan pentingnya kedua negara untuk segera menyelesaikan perbatasan laut dan juga darat.
Dengan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh, kata Retno, kedua negara membahas target perdagangan antar kedua negara sebesar $15 miliar untuk 2028.
“Beliau berdua optimis target tersebut akan dapat terpenuhi dengan syarat bahwa semua restriksi atau hambatan perdagangan dapat dikurangi, kalau tidak bisa dihilangkan sepenuhnya. Kemudian kedua pemimpin Indonesia dan Vietnam juga sepakat bahwa akan segera dinegosiasikan bilateral investment treaty karena semakin meningkatnya investasi dari kedua belah pihak,” jelasnya.
Kedua pemimpin negara, kata Retno, juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama energi di bidang energi baru dan terbarukan (EBT). Keduanya juga sepakat menyelesaikan pengaturan pelaksanaan dan proses ratifikasi terkait selesainya perundingan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) antar kedua negara.
“Mengenai selesainya perundingan ZEE antara Vietnam dan Indonesia yang sudah ditandatangani, kedua pemimpin sepakat agar implementing arrangement dan proses ratifikasi dapat segera diselesaikan. Selain itu Bapak Presiden juga menyampaikan agar MoU mengenai kelautan dan perikanan dapat diselesaikan segera,” tuturnya.
Terakhir, Jokowi juga melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Laos Sonexsay Siphandone.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin membahas pentingnya peningkatan kerja sama untuk memberantas perdagangan manusia di kawasan ASEAN.
“Kedua pemimpin juga menekankan pentingnya kedua negara untuk meningkatkan kerja sama dalam memberantas trafficking in persons yang saat ini sedang marak terjadi di negara-negara anggota ASEAN,” jelas Retno.
Selain itu, dalam pertemuan tersebut keduanya juga membahas sejumlah kerja sama ekonomi yang dijalin oleh kedua negara, antara lain dalam bidang energi dan transportasi.
“Kedua pemimpin membahas sebagian besar kerja sama ekonomi, misalnya Bapak Presiden menyampaikan beberapa kerja sama BUMN Indonesia, antara lain kerja sama PLN dengan Electricite Du Laos, kemudian pengadaan pesawat dari PT DI untuk angkatan udara Laos, dan juga pengadaan kereta api dari PT Inka untuk PetroTrade Laos Company,” tandasnya. [gi/lt]
[ad_2]