“Dengan penuh rasa syukur, kami menginformasikan bahwa berdasarkan penilaian BestBrokers yang dimuat dalam artikel Currency News edisi November 2024, uang kertas Rp50.000 Indonesia berhasil meraih peringkat ke-2 dalam kategori “World’s Most Secure Currencies: The Hardest Banknotes to Counterfeit”.
Suara-Pembaruan.com — Ismeth Wibowo: Merayakan Keberhasilan Uang Rupiah dan Mengenang Perjuangan Ir. H. Djuanda
“Hari ini, kita tidak hanya merayakan keberhasilan uang rupiah, tetapi juga mengenang perjuangan Ir. H. Djuanda dalam mewujudkan kedaulatan negara kepulauan Indonesia,” ungkap Ismeth Wibowo, Komisaris PT Sunra Distributor Indonesia sekaligus cucu Pahlawan Nasional Ir. H. Djuanda Kartawidjaja, saat menanggapi berita gembira tentang uang kertas Rp50.000 yang masuk daftar mata uang dengan fitur keamanan terbaik di dunia.
Pengakuan Internasional untuk Uang Rupiah
Menurut laporan terbaru dari BestBrokers, lembaga independen yang menganalisis dan memeringkat platform keuangan serta mata uang dunia, uang kertas Rp50.000 yang dirilis pada 17 Agustus 2022 dinilai memiliki 17 fitur keamanan canggih.
Beberapa di antaranya:
-Watermark bergambar Ir. H. Djuanda Kartawidjaja.
-Benang pengaman teknologi microlenses.
-Tinta dinamis (OVMI) yang berubah warna dan memberikan efek gerak.
-Fitur taktil untuk membantu tunanetra mengenali nilai uang.
-Microprinting dan gambar tersembunyi yang hanya dapat dilihat dengan kaca pembesar.
Dalam pemeringkatan tersebut, uang kertas Indonesia berada di peringkat kedua dunia, tepat di bawah uang kertas Swiss (100 Franc) dan mengungguli Euro (€50), Australian Dollar (A$50), serta Zloty Polandia (200 Zloty).
“Peringkat ini merupakan pengakuan internasional atas keunggulan desain dan teknologi keamanan uang kertas Indonesia, hasil kerja keras kolaborasi antara Bank Indonesia dan Perum Peruri,” tambah Ismeth.
Menjaga Simbol Kebanggaan Nasional
Ismeth juga menegaskan bahwa penghargaan ini bukan sekadar prestasi, tetapi juga simbol penghargaan dunia terhadap inovasi Indonesia. Ia mengajak masyarakat untuk terus menjaga simbol-simbol kebanggaan nasional, termasuk uang rupiah dan kedaulatan laut yang diperjuangkan oleh para pendahulu.
Deklarasi Djuanda: Tonggak Sejarah Nusantara
Dalam peringatan Hari Nusantara 13 Desember, Ismeth mengingatkan pentingnya memahami sejarah Deklarasi Djuanda. Deklarasi yang dicanangkan pada 1957 ini memperjuangkan konsep negara kepulauan dengan wilayah laut teritorial sejauh 12 mil dari garis penghubung pulau-pulau terluar.
Sebelumnya, Indonesia masih terikat aturan kolonial Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie (1939) yang hanya memberikan hak 3 mil dari garis pantai untuk setiap pulau, sehingga laut di antara pulau menjadi batas pemisah.
Deklarasi Djuanda mengubah pandangan ini, menjadikan laut sebagai penghubung pulau-pulau dalam satu kesatuan kedaulatan.
“Hari Nusantara bukan sekadar peringatan, melainkan ajakan untuk menjaga kedaulatan maritim Indonesia sebagai bangsa kepulauan yang besar dan disegani dunia,” ujar Ismeth.
Warisan Ir. H. Djuanda untuk Generasi Mendatang
Dalam semangat ini, Ismeth mengajak generasi muda untuk terus menghargai perjuangan para pendahulu, terutama dalam menjaga kedaulatan laut dan inovasi bangsa. Dengan merayakan keberhasilan uang rupiah, kita turut mengenang kontribusi Ir. H. Djuanda, sang pemersatu laut Indonesia.
“Sebagai cucu beliau, saya merasa bangga dan terpanggil untuk melanjutkan perjuangan menjaga kedaulatan negara kepulauan yang telah dirintis oleh kakek saya,” tutup Ismeth dengan penuh semangat.