Viral Di Media Sosial, Tapi Tak Muncul Di Media Mainstream.
Tulisan seorang netizen yang secara spontan menulis di media sosial menjadi menarik, terkait gonjang ganjing Partai menampilkan sosok pemimpin masa depan.
Sementara itu, netizen ini menulis hal yang features human interest, yang berhubungan dengan peristiwa hangat yang menarik perhatian masyarakat. Tapi, luput dari pemberitaan, terkait yang “berita” dan yang bukan.
Simak:
Tergerak hati saya untuk menulis ini di media sosial. Seandainya Kita, Punya Pemimpin Yang Meneduhkan seperti ini.
Sore itu, saat saya sholat di mesjid rest area km 57 Jakarta-Cikampek.
Rest area Km 57 Jakarta arah Cikampek. Di Mesjid At-Taubah, saya sholat di shaf paling belakang.
Setiap pengunjung yang akan sholat di Masjid At-Taubah harus scan aplikasi PeduliLindungi.
Dengan begitu, masyarakat yang akan sholat di masjid tersebut harus sudah divaksinasi.
Masjid dengan sejuta keindahan di dalamnya, tempat wudhu yang nyaman, toilet yang bersih dan lega. I like it.
Ini masjid bagus, enak, nyaman, favorit di sepanjang tol cikampek. Kajian bagus-bagus khatib jumat juga oleh ustad-ustad terkenal.
Menunaikan ibadah saat dalam perjalanan, saya lakukan. Namun, kali ini sholat sudah berjalan. Akhirnya saya ikut ber baris di belakangnya.
Terdengar, sayup sayup suara imam, membacakan lantunan ayat terdengar.
Setelah selesai solat makmum pun bubar. Hanya satu dua yang tertinggal termasuk saya dan pak imam yang masih sangat khusuk berdoa.
Tidak sedikit pun terbetik oleh saya bahwa, ternyata yang menjadi imam sholat tadi adalah orang penting di negeri ini.
Sebagai musafir atau masih dalam perjalanan jauh dan belum sampai ke tujuan. Saya menjamak sholat, dalam perjalanan keluar kota.
Terus terang, saya kaget ketika imam selesai berdoa dan membalik kan badan nya karena mau keluar ternyata imam tadi adalah orang sangat penting di negri ini, yaitu ketua MA RI.
Betapa adem negeri ini. Kalau pemimpinnya taat ber-agama dan sederhana seperti bapak itu.
Saya hanya bisa menulis di media sosial seperti ini, karena saya bukan wartawan.
Hanya warga biasa yang senang, jika pemimpin kita taat beribadah dan kelakuannya dalam etika berintegritas.
Ini sekedar catatan kecil saja, sebagai saksi seorang ketua MA Prof H M Syarifuddin dengan khidmad mengimami anggota nya sholat berjamaah di mesjid, dalam perjalanannya keluar kota.
Ah, ingin rasanya melihat kejadian-kejadian tak terduga semacam ini, menemui pemimpin bangsa di luar hiruk pikuk berita.
Karena sesungguhnya, setiap membuka mata. Terhampar pelajaran aneka rupa. Kala memejamkan mata, sejatinya tempat suci mengaji diri.
Merenung setiap hari, apakah hidup yang dijalani sudah punya arti.