[ad_1]
Suara-Pembaruan.com – Pencanangan Desa Cinta Statistik (Desa Cantik) oleh Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi dilaksanakan Minggu (11/4/21) pagi di Kelurahan Teritip, Balikpapan Timur.
Dalam kesempatan tersebut hadir pula perwakilan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Ahmad Zaini dan Kepala BPS Balikpapan, Mustakim.
Dalam sambutannya, Kepala BPS Kota Balikpapan menyampaikan laporan mengenai Desa Cinta Statistik (Desa Cantik). Ini adalah satu program peningkatan kompetensi aparatur desa dan kelurahan dalam pengelolaan dan pemanfaatan data.
“Sehingga perencanaan pembangunan di desa dan kelurahan akan lebih tepat sasaran,” ungkapnya.
Inisiasi kegiatan ini berdasarkan fakta secara nasional, bahwa desa dan Kelurahan berkontribusi sebesar 74 persen pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
“Peranan Desa sangat dominan dalam beberapa hal. Juga dalam rangka pemenuhan tujuan pembangunan, desa berkontribusi 91 persen dalam 10 sasaran berorientasi kewilayahan,” ungkapnya.
Namun selama ini desa dan kelurahan tidak masuk daftar rencana aksi nasional. Sehingga untuk mewujudkan target, BPS berupaya membangun kemitraan dengan desa melalui penyediaan dan analisis data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan di tingkat desa dan kelurahan.
“Di tahun 2021 dipilih 100 desa dan kelurahan dalam rangka pembinaan statistik sektoral pada level wilayah administrasi terkecil yakni desa dan kelurahan,” sebutnya.
100 Desa ini dipilih dari 301 usulan pembinaan statistik desa di seluruh wilayah Indonesia. Di Katim terpilih Kelurahan Teritip di Kota Balikpapan dan Desa Gurimbang di Kabupaten Berau.
“Pembinaan yang akan dilakukan BPS adalah untuk menggali data statistik terkait potensi desa dan kelurahan tersebut,” tandasnya.
Sementara, Wali Kota Balikpapan menyampaikan sambutannya, ia mengatakan bahwa keberadaan data sangat penting. Misalnya saat pemerintah mencanangkan program jaring pengaman sosial atau bantuan sosial.
“Seperti data orang terdampak Covid-19. Orang miskin. Juga dalam pelaksanaan vaksinasi, butuh data. Apalagi paksa dilaksanakan serentak. Jadi dari data diketahui jumlah penerima seperti pelayanan publik, siapa saja. Atau lansia berusia 60 tahun keatas,” terang wali kota.
Pendataan sangatlah penting. Karena selama ini dalam mendata orang-orang miskin kerap ada tiga versi. Versi BPS, versi Bapenas atau Bappeda, lalu data lapangan.
“Seringkali data-data ini terdapat perbedaan. Salah satu yang membuat data ini berbeda adalah karena data bersifat dinamis. Tiap hari berkembang,” sebutnya.
Sehingga menurut dia, Desa Cantik ini sangat baik terutama untuk kemajuan desa atau kelurahan tersebut. Yang mana di Balikpapan, Kelurahan Teritip yang terpilih.
[ad_2]