Tokoh yang dikenal sebagai salah satu tokoh reformasi Indonesia, pegiat media, kolumnis, dan juru bicara kepresidenan.
Pada zaman pemerintahan Orde Baru, Wimar termasuk salah satu tokoh yang kerap melakukan kritik. Melalui program acara “Perpektif” di SCTV pada 1994 lalu, ia mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintahan Orde Baru.
Belakangan, program acara itu dihentikan oleh pemerintahan Presiden Soeharto.
Sebenarnya bukan kali itu saja Wimar diredam oleh Orba. Pada 1974, Wimar pernah dipenjara oleh Orba karena dituding melawan pemerintah.
Namun Wimar tetap terus memberikan perspektif berbeda pada pemerintahan Orde Baru. Tiga tahun setelah Perpektif dilarang, ia kembali memandu acara “Selayang Pandang” pada 1997-2000 di Indosiar.
Dalam acara itu Wimar suka melempar joke-joke lucu tapi cerdas sekaligus kritis. Sampai kekuasaan Presiden Soeharto runtuh, Wimar masih memandu acara tersebut.
Pada 2000, saat Abdurrahman Wahid menjadi Presiden Indonesia, Wimar ditunjuk menjadi juru bicara kepresidenan. Jabatan itu ia sandang sampai 2001, sebelum akhirnya Abdurrahman Wahid diturunkan dari jabatannya.
Semenjak itu nama Wimar jarang terdengar. Apalagi setelah instrinya meninggal pada 2003. Ia mengaku sepeninggal istrinya, ia sangat kesepian.
Lelaki berambut kribo dan berkacamata baru muncul tiga tahun kemudian. Ia kembali memandu acara Prespektif dalam format baru pada 2006.
Belakangan sosok Wimar yang kritis juga terus mengembangkan perusahaanya, InterMatrix Communications (IMX). IMX merupakan perusahaan public relations yang berfokus pada strategi komunikasi dalam isu-isu publik, terutama isu perubahan iklim, deforestasi dan isu-isu masyarakat adat.