[ad_1]
Indonesia memiliki banyak jenis kesenian yang termasuk ke dalam warisan budaya. Salah satu yang menarik adalah tari topeng Cirebon.
Ini merupakan seni pertunjukan tari yang di dalamnya terdapat simbol-simbol bermakna. Simbol tersebut disampaikan kepada penontonya lewat warna dan jumlah topeng penari, hingga jumlah gamelan pengiring.
Tari topeng Cirebon juga biasanya terdiri dari dalang, serta enam pemuda yang mementaskan tarian, serta empat orang yang memainkan gamelan sebagai pengiring.
Untuk mengenal lebih dalam dengan kesenian khas Kota Wali ini, yuk, simak ulasan selengkapnya yang telah kami rangkum dari berbagai sumber sebagai berikut!
Artikel terkait: 6 Fakta Menarik Candi Singosari, Salah Satunya Miliki Patung Penjaga Terbesar di Dunia!
Sejarah dan Fakta Unik Tari Topeng Khas Cirebon
1. Sejarah Tari Topeng Cirebon
Kesenian tari ini memiliki beberapa versi sejarah. Namun disebutkan, tarian topeng sudah dikenal sejak masa Majapahit. Ini merupakan sisa dari upacara keagamaan peninggalan Hindu dan Buddha yang akhirnya tersebar di pelosok Pulau Jawa.
Mengutip laman Indonesia Kaya, Jacob Sumardjo dalam Aekeologi Budaya Indonesia menyebut bahka Raja Hayam Wuruk menari mengenakan topeng yang terbuat dari emas.
Setelah Majapahit jatuh, tarian ini akhirnya dipertahankan oleh sultan Demak dengan kemasan baru. Nah, tarian yang dikemas Demak ini akhirnya menyebar ke daerah lain, termasuk Cirebon yang saat itu berada di bawah pengaruh Demak.
Saat pertama kali masuk ke daerah Cirebon, tarian topeng ini berbaur atau dipadukan dengan kesenian rakyat setempat. Maka itu, akhirnya terciptalah tarian topeng Cirebon yang memiliki gerakan khas.
Bukan cuma di Cirebon, budaya tarian ini juga berkembang di daerah sekitarnya yakni Subang, Indramayu, Majalengka, Jatibarang, hingga Brebes.
2. Pernah Digunakan sebagai Media Dakwah
Mengutip laman Jurnal UIN, tari topeng sendiri juga merupakan kesenian yang dikembangkan oleh para Wali Songo. Awalnya, kesenian ini digunakan para Wali untuk berdakwah.
Kesenian ini sempat digunakan oleh Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga untuk menyebarkan agama Islam. Bukan cuma sarana dakwah, tarian ini juga kerap ditampilkan sebagai bentuk hiburan di lingkungan keraton.
3. Mengandung Beragam Simbol Bermakna
Mengutip laman Merdeka, tarian topeng juga dikenal memiliki 5 jenis perwatakan saat ditampilkan pada pertunjukan. Nah, perwatakan yang dimiliki juga memiliki makna sebagai simbol kehidupan.
Perwatakan tersebut disesuaikan dengan jenis topeng yang dikenakan para penarinya, yakni:
- Topeng Panji: Simbol fase pertama kehidupan manusia yang masih suci. Saat baru pertama dilahirkan. Topeng tersebut selalu diiringi dengan gerakan penarinya yang lembut dan diiringi musik berirama cepat.
- Topeng Samba: Samba atau Mindo/Mindua berarti fase kehidupan yang kedua atau masa anak-anak. Menggunakan kedok samba, penari pun melakukan gerakan tari yang sedikit lebih lincah seperti anak-anak.
- Rumyang: Merupakan fase remaja manusia. Gerakannya luwes dan sedikit genit.
- Topeng Tumenggung: Memainkan peran sebagai seorang yang sudah dewasa. Topengnya bewarna merah gelap kecokelatan serta tarian yang dibawakan sedikit tegas
- Topeng Kelana: Merupakan gambaran dari sisi manusia yang jahat, serakah, dan penuh amarah. Warna topengnya merah menyala.
Artikel terkait: Mengenal Kain Tenun Sengkang, Warisan Turun Temurun dari Sulawesi Selatan
4. Pementasan Keliling Daerah
Pada masa Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga, permainan tari ini dilakukan dengan cara sembari keliling daerah seperti mengamen.
Namun, jenis ngamen yang dilakukan sedikit berbeda. Setelah pementasan, kedua wali songo tersebut tidak meminta uang sebagai imbalan, tetapi meminta siapa pun yang menyaksikan dengan mengucapkan dua kalimat syahadat untuk masuk Islam. Ini merupakan salah satu cara mereka dalam menyebarkan agama Islam.
5. Masih Banyak Unsur Keislaman di Dalamnya
Kini, tari topeng Cirebon sudah berkembang menjadi kesenian daerah yang khas. Namun, di dalam tariannya, ternyata masih banyak unsur budaya dan simbol ajaran Islam.
Beberapa simbol yang muncul seperti gerakan simbolik saat seseorang memberikan sedekah. Atau, penggambaran hawa nafsu manusia yang kerap ditemukan dan disebutkan dalam Al-Quran lewat tarian topeng Kelana.
Seiring berkembangnya zaman, bentuk pementasan tarian topeng ini pun ada yang berubah. Namun, tarian topeng Cirebon tetap dianggap sebagai tarian yang sakral. Biasanya, sebelum mementaskan tarian ini, para pelakunya perlu melakukan puasa atau semedi terlebih dulu serta ritual lainnya.
Kini, tari topeng ini juga biasanya dipentaskan saat ada acara khusus seperti hajatan, ritual Keraton Cirebonan, hingga pagelaran daerah.
Artikel terkait: 21 Makanan Khas Sunda Legendaris, Lezat dan Bikin Ketagihan!
Nah, Parents, demikianlah ulasan seputar tari topeng Cirebon yang dulunya merupakan sarana dakwah dan kini berkembang menjadi kesenian daerah. Semoga bermanfaat!
***
Baca juga:
Docang Cirebon, Kuliner Legendaris yang Disukai Wali Songo
Sejarah dan Keunikan Tari Lenggang Nyai, Simbol Perjuangan Perempuan
6 Fakta Unik Dieng, Daratan Tinggi yang Dianggap Tempat Dewa Bersemayam
[ad_2]