[ad_1]
Menonton film anak tema pendidikan ini tak hanya sekadar mengisi waktu luang, tapi juga menambah khasanah pengetahuan anak mengenai beberapa wilayah di Indonesia. Sekaligus, menginspirasi mereka tentang bagaimana mengumpulkan semangat dalam menggapai mimpi.
Dari film-film ini, anak juga belajar bahwa ‘usaha tidak akan mengkhianati hasil’. Yuk, Parents, ajak si kecil tonton 8 film anak tema Pendidikan ini di waktu liburan kenaikan kelas nanti.
8 Film Anak Tema Pendidikan, Bangun Semangat Raih Mimpi
1. Mengejar Embun ke Eropa (2016)
Ini cerita tentang Puro (Rizky Hanggono) dan Ani (Putri Ayudya) yang sama-sama tinggal di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, salah satu pulau yang krisis air. Saking sulitnya menemukan air, anak-anak di sana setiap pagi mandi dengan embun sebelum berangkat ke sekolah. Mereka berlarian di kebon singkong demi mendapatkan embun yang bisa membasahi kulit mereka.
Setelah mereka dewasa, keduanya berkesempatan bertemu dalam sebuah perayaan syukuran. Cinta mereka bersemi di sana, dan keduanya pun menikah. Suatu hari Puro mendapat kesempatan melanjutkan studi ke Eropa. Di sana ia berjalan-jalan ke Roma, Napoli, Vatikan, Pompeii, dan juga Leiden. Banyak hal yang dipelajari Puro selama di Eropa.
Sekembalinya dari Eropa, Puro bekerja di Universitas Delapan Penjuru Angin (UDPA) Kendari sebagai Kepala Jurusan Sosial Ekonomi. Ia berjuang memperbaiki etos kerja para dosen dan semua staf dan memperbaiki sistem pengajaran di sana. Usahanya membuahkan hasil, ia berhasil menjabat sebagai rektor kampus.
Artikel terkait: 9 Film Hallowen untuk Anak, Tontonan Seru di Akhir Pekan!
2. MARS Mimpi Ananda Raih Semesta (2016)
Film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karangan Aishworo Ang ini berkisah tentang seorang perempuan bernama Tupon yang berjuang menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi. Mimpi Tupon bisa dibilang mimpi semua ibu di dunia. Tapi terlihat mustahil baginya karena ia hanyalah wanita tua yang buta huruf dan hidup di kaki Gunung Kidul, Jawa Tengah.
Tupon tak pernah lelah menyemangati putrinya, Sekar Palupi, untuk terus bersekolah. Kegemarannya adalah membawa Sekar melihat-lihat alam bebas dan menunjukkan lintang lantip (bintang yang cerdas), planet Mars. Berkat kegigihan Tupon dan keinginan besar dari Sekar untuk Maju, putrinya itu pun berhasil meraih gelar master di bidang astronomi di Oxford Univeristy, Inggris.
3. Negeri Lima Menara (2012)
Film ini juga diangkat dari sebuah novel berjudul sama yang ditulis oleh Ahmad Fuadi. Bercerita tentang kehidupan Alif, remaja sederhana asal Maninjau, Sumatera Barat, yang bersahabat dengan Randai, teman SMP-nya. Setelah lulus, keduanya sepakat untuk melanjutkan SMA di Bandung dan kuliah di ITB.
Namun keinginan itu kandas setelah ibu Alif memaksanya masuk pondok Pesantren Madani di Ponorogo, Jawa Timur. Alif pun menuruti permintaan orangtuanya.
Di pesantren, Alif bertemu dan berkenalan dengan 5 santri lainnya. Mereka adalah Baso Salahuddin dari Gowa, Atang dari Bandung, Raja Lubis dari Medan, Said Jufri dari Surabaya, dan Dulmajid dari Sumenep.
Tak lama keenamnya menjadi sahabat baik. Mereka sering berkumpul di menara masjid, dan mereka menamai persahabatan mereka dengan sahibul menara atau pemilik menara. Bersama-sama mereka bercita-cita ingin menaklukkan dunia.
Artikel terkait: 10 Rekomendasi Film tentang Ibu dan Anak, Bikin Sedih dan Baper!
4. Laskar Pelangi (2008)
Sebuah sekolah Muhammadiyah di desa Gantung, Belitung Timur, terancam dibubarkan oleh Depdikbud Sumatera Selatan jika siswanya tidak mencapai 10 anak. Di detik-detik terakhir sebelum penutupan diresmikan, Harun bersama ibunya datang ke sekolah untuk mendaftar.
Dari sinilah cerita Ikal, Lintang, Mahar, Harun, Sahara, A Kiong, Flo, Borek, Kucai, Syahdan, Trapani, dan A Ling dimulai. Kehidupan para Laskar Pelangi –sebutan yang diberikan Bu Muslimah kepada mereka- tak melulu menyenangkan. Anak-anak ini kerap skeptis bisa maju karena para pejabat pemerintah daerah di sana begitu gigihnya ingin menghancurkan infrastruktur.
Beruntung mereka memiliki guru-guru yang baik, Ibu Muslimah dan Pak Harfan, yang selalu menyemangati dan memberi harapan baru. Laskar Pelangi merupakan novel Andrea Hirata yang difilmkan dengan judul sama.
5. Sokola Rimba (2013)
Ini film tentang perjuangan Butet Manurung (diperankan Prisia Nasution), pendiri Sokola Rimba di hutan pedalaman Bukit Duabelas, Jambi. Sebelumnya Butet bekerja di lembaga konservasi hutan di Jambi. Setelah 3 tahun bekerja, ia memutuskan menjadi pengajar bagi anak-anak di suku anak dalam atau disebut orang rimba yang tinggal di hulu Sungai Makekal.
‘Murid’ pertama yang diajarnya adalah Bungo. Mereka saling mengenal ketika Bungo menyelamatkan Butet dalam sebuah peristiwa. Untuk membalas budi, Butet mengajari Bungo membaca dan menulis.
Melihat semangat Bungo, Butet jadi terinspirasi untuk mengajari lebih banyak anak lagi.
6. Di Timur Matahari (2012)
Mazmur, Agnes, Yokim, Suryani, dan teman-temannya sudah 6 bulan menanti guru pengganti untuk sekolah mereka. Setiap pagi ia pergi ke bandara kecil dekat dengan kediamannya, menunggu pesawat datang membawa seorang guru. Namun guru yang dinanti tak kunjung datang.
Mazmur tinggal di daerah pegunungan tengah Papua, sebuah daerah yang sangat sulit dijangkau. Akhirnya, untuk mengisi kekosongan, mereka melakukan aktivitas sendiri Seperti bernyanyi, memperhatikan lingkungan sekitar, serta berdiskusi dengan pemuka agama dan orang-orang dewasa di sekitar mereka.
Namun sebuah pertikaian antarkampung terjadi. Ayah Mazmur, Blasius, dibunuh oleh Joseph (ayah Agnes) dan paman dari Yokim dan Suryani. Ada niatan dari Michael, adik Blasius, yang sudah lama tinggal di Pulau Jawa ingin membawa Mazmur tinggal bersamanya. Namun Alex, adik Blasius yang lain, menentangnya dan justru berniat balas dendam atas kematian Blasius.
Artikel terkait: Asik! 6 Film Dokumenter Netflix untuk Anak Kini Bisa Dinikmati di TVRI
7. Jembatan Pensil (2017)
Jembatan Pensil bercerita tentang empat murid SD di Perkampungan Muna, Sulawesi Tenggara, bernama Inal, Aska, Nia dan Ondeng mencari guru baru sebagai pengganti guru mereka yang sudah tua. Tak seperti anak lainnya, Inal adalah anak tuna netra dan Ondeng mengalami retradasi mental.
Meski memiliki keterbatasan, Ondeng memiliki kemampuan menggambar sketsa. Ia punya impian dapat memperbaiki jembatan menuju sekolahnya yang sudah rapuh.
Benar saja, suatu hari jembatan itu roboh saat ia dan teman-temannya yang lain melintas. Meski di hari-hari berikutnya mereka kesulitan datang ke sekolah, mereka tetap semangat dan bekerja sama membangun jembatan itu kembali.
8. Sang Pemimpi (2009)
Buku kedua dari trilogi Andrea Hirata ini bercerita tentang tiga orang remaja asal Belitong bernama Ikal, Arai dan Jimbron. Ketiganya bersekolah di SMA Negeri Pertama di Manggar, Belitong.
Mereka berasal dari latar belakang keluarga yang mirip. Untuk bisa bersekolah, mereka mencukupi kebutuhannya dengan bekerja paruh waktu sebagai kuli di pasar ikan yang bekerja dari pukul 02.00 hingga 07.00. Namun karakter ketiganya begitu berbeda. Arai anak yang lebih cerdas dibandingkan dua temannya. Ikal begitu mengidolakan H. Rhoma Irama. Dan Jibron, sangat menyukai kuda.
Oleh karena cerita kepala sekolah, Pak Balia, yang selalu menyebut kota Sorbonne, Perancis, sebagai kota yang sangat bagus, mereka jadi bermimpi ingin ke sana. Tapi setelah lulus kuliah, nasib membawa mereka pada kampus yang berbeda.
Dari sinopsisnya sudah terbayang betapa serunya film-film ini, ya. Yuk, segera bikin jadwal nonton bersama anak!
Baca juga:
10 Rekomendasi Film Animasi Keluarga, Bisa Jadi Menu Hiburan di Hari Raya
11 Film Tentang Ayah Ini Cocok Ditonton Bareng Keluarga, Bisa Bikin Banjir Air Mata
Tetap di Rumah Aja Tanpa Bosan, Ini 10 Film Keluarga Terbaik yang Menguras Air Mata
[ad_2]