[ad_1]
Suara-Pembaruan.com – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan stok pupuk, PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri), anak usaha PT Pupuk Indonesia, dapat memenuhi kebutuhan petani untuk menyambut musim tahap kedua (Juli-Desember 2021). Perlu ada penyempurnaan dari sisi pengemasan pupuk karena belum dilampirkan kode bar (barcode). Sejauh ini, Pusri hanya mencantumkan kode industri.
Hal ini dikatakan oleh Mentan Syahrul dalam kunjungan kerjanya meninjau ketersediaan stok pupuk di Gudang Pusri Palembang, Jumat, 28 Mei 2021.
“Saya melihat langsung kesiapan stok pupuk Pusri dalam pemenuhan target pupuk subsidi nasional, dan sudah siap untuk mendukung musim tanam II,” katanya.
Ia berharap tidak lagi ada keterlambatan penyaluran pupuk subsidi ke petani. Apalagi penerima bantuan sesuai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) ini sudah terdaftar dan tervalidasi dari tingkat kabupaten hingga Kementerian Pertanian.
Pemerintah pun berharap ketersediaan pupuk ini dapat terpantau mulai dari lini 1 (tingkat provinsi), lini 2 (tingkat kabupaten) dan lini 3 (tingkat kecamatan) dan seterusnya hingga tepat waktu di petani.
Dari pematauannya itu, Syahrul menilai perlu ada penyempurnaan dari sisi pengemasan pupuk karena belum dilampirkan kode bar (barcode). Sejauh ini, Pusri hanya mencantumkan kode industri.
Menurutnya, jika dilengkapi barcode maka distribusi pupuk dapat terpantau karena kode penyaluran pupuk ke Sumatera, Jawa, dan Kalimatan, dibuat berbeda-beda.
Ia tak menyangkal, bukan hanya persoalan distribusinya, ketersediaan pupuk ini juga masih menjadi persoalan.
Hingga kini permintaan terhadap pupuk subsidi mencapai 24 juta ton per tahun sementara kemampuan keuangan negara hanya mampu mendukung sebanyak 9 juta ton per tahun.
Sehingga, menurut Mentan adalah tidak benar anggapan bahwa terjadi kelangkaan pupuk, melainkan sebenarnya yakni kekurangan kuota pupuk subsidi.
Namun, pemerintah berupaya menambah kuota pupuk subsidi ini demi peningkatan produktivitas pangan.
“Sebenarnya tidak semua (bantuan pemerintah) ada di pupuk subsidi, pemerintah juga ada Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian yang bunganya disubsidi. Ini juga bisa dipakai petani untuk kepentingan pupuk,” kata dia.
Direktur Utama PT Pusri Tri Wahyudi Saleh mengatakan pada 2021, Pusri berkewajiban menyalurkan 230.000 ton pupuk urea dan NPK bersubsidi ke 17 kabupaten/kota di Sumsel.
Terkait kebutuhan petani, Pusri juga menyediakan pupuk nonsubsidi yang mana kapasitas produksi perusahaan dipastikan akan memenuhi kebutuhan Sumsel yang saat ini ditetapkan daerah penyangga pangan nasional dalam Program Food Estate.
“Kami pun sudah menyakinkan Pemprov Sumsel bahwa siap mendukung target masuk tiga besar lumbung pangan nasional,” kata Tri. (red/pen)
[ad_2]