[ad_1]
SuaraPemerintah.id – Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama (Kemenag) M Ishom Yusqi mengatakan, 60 persen madrasah telah siap menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM). Sisanya secara perlahan akan dipersiapkan hingga tahun ajaran baru dimulai Juli nanti.
“Berdasarkan riset dari Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Diklat Agama, memang 60 persen madrasah kita sudah siap untuk PTM dengan ketentuan protokol kesehatan. Untuk sisanya yang belum, masih ada waktu untuk menyiapkan diri sampai tahun ajaran baru,” kata dia, Ahad (30/5).
Sebanyak 60 persen madrasah yang menyatakan siap ini dinilai tidak hanya dari sisi pendidik, tetapi juga fasilitas kebersihan yang menunjang protokol kesehatan. Termasuk di antaranya menyediakan alat pengukur suhu dan tempat mencuci tangan. Sementara bagi 40 persen sisanya, Ishom menyebut, segala persiapan akan terus dikejar.
Nantinya Kemenag dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) secara bersama akan meluncurkan panduan pembelajaran tatap muka terbatas. Selain dua kementerian ini, peluncuran panduan juga akan diikuti dua kementerian lain, sesuai dengan surat keputusan bersama (SKB) empat menteri sebelumnya.
Setelah buku panduan ini diluncurkan, Kemenag akan melakukan sosialisasi. Sosialisasi ini berkaitan dengan proses pembelajaran dan protokol kesehatan yang harus dipenuhi oleh setiap sekolah.
Terkait proses vaksinasi bagi tenaga pendidik, Ishom menyatakan, sudah berjalan dan dilakukan oleh guru. Namun, proses vaksinasi ini dipegang tanggung jawabnya oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan gugus tugas Covid-19 di setiap daerah.
“Sebagian sudah mengikuti vaksinasi. Namun, kami tidak memiliki datanya. Kontrol dilakukan oleh Kemenkes, sementara kami hanya memberikan data jumlah gurunya,” kata dia.
Dalam proses PTM terbatas di tengah menyebarnya Covid-19 ini, ia pun mengingatkan pentingnya peran serta orang tua. Izin dari orang tua harus didapatkan sebelum melakukan kegiatan belajar di sekolah. Orang tua juga diminta ikut aktif dalam mengawasi buah hati agar keselamatan dan kesehatannya tetap terjaga.
“Misal, kalau mau berangkat sekolah harus diperhatikan betul kondisi anak. Kalau kondisinya lagi kurang fit, ya jangan diberangkatkan. Harus ada kesadaran dari semua pihak,” kata dia.
Sementara, mengenai pembelajaran di pondok pesantren (ponpes), Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Waryono mengatakan, ponpes di sejumlah wilayah telah menerima kembali santri-santrinya dan bersiap memulai kembali kegiatan belajar mengajar (KBM). Ia menyebut kembalinya para santri ke ponpes dilakukan secara bertahap.
“Untuk pesantren, seperti yang saya kemukakan, tidak mendapat fasilitas pembelajaran jarak jauh (PJJ). Karena itu, pesantren memang sudah melakukan KBM secara tatap muka,” ujarnya.
Pengurus pesantren telah menyiapkan jadwal bagi masing-masing santri dan orang tua yang ingin mengantarkan anak mereka. Waryono mengungkapkan, pihaknya selama dua hari terakhir telah melakukan peninjauan langsung di wilayah Pekalongan dan Magelang.
Untuk kedatangan santri ini, ia menyebut, beberapa pesantren yang memiliki infrastruktur dan fasilitas memadai mensyaratkan santrinya melakukan tes antigen saat kedatangan. “Pesantren tetap harus menerapkan protokol kesehatan.
[ad_2]