[ad_1]
SuaraPemerintah.id – Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Junaedi menyampaikan, kelapa sawit memiliki peran yang penting dalam mendukung kinerja sektor pertanian.
Sebelumnya di 2020, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar 2,07%. Di tengah kontraksi ekonomi tersebut, sektor pertanian masih bisa tumbuh positif sebesar 1,75%, di mana kelapa sawit menjadi salah satu kontributor utamanya.
“Pada tahun 2020, kinerjanya untuk ekspor meningkat 13,6% persen untuk nilainya, tentu ini sesuatu hal yang membanggakan,” kata Dedi Junaedi dalam diskusi “Masa Depan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) Menuju Pengakuan Internasional,” yang digelar Indef, Senin (7/6/2021).
Dedi menjelaskan, dalam beberapa bulan terakhir, produsen sawit baik perusahaan, korporasi atau pekebun juga sedang menikmati harga produk sawit yang tinggi. “Mudah-mudahan ini bisa menjadi motivasi untuk mengolah kebun sawitnya lebih baik, sehingga produktivitasnya meningkat,” jelasnya.
Dedi mengungkapkan, sebanyak 70% produk sawit Indonesia sudah dipasarkan di dunia. Hal ini sejalan dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 44 Tahun 2020 tentang sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang kemudian ditindaklanjuti dengan terbitnya Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38 tahun 2020 tentang Penyelenggara Sertifikasi ISPO.
Dedi menyampaikan, hingga 31 Desember 2020, telah terbit sebanyak 750 sertifikat ISPO, di mana sebanyak 735 sertifikat diberikan kepada perusahaan baik itu perusahan perkebunan swasta maupun PT Perkebunan Nusantara (PTPN), sementara sisanya diberikan bagi para pekebun sawit.
“Kinerja kelapa sawit yang sudah cukup bagus tersebut harus dijaga dan ditingkatkan lagi daya saingnya di pasar dunia agar semakin baik. Tata kelola perkebunan kelapa sawit berkelanjutan terus kita tingkatkan dan perkuat, antara lain melalui penguatan regulasi sertifikasi ISPO,” ujar Dedi.
[ad_2]