[ad_1]
Suara-Pembaruan.com – Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono dalam peringatan Hari Laut Sedunia pada 8 Juni 2021 menginginkan masyarakat luas agar dalam menjaga kesehatan laut turut menggalakkan restorasi terumbu karang dan mangrove di berbagai daerah. Hari Laut Sedunia pada hari ini berdekatan dengan Hari Segitiga Terumbu Karang pada 9 Juni atau keesokan harinya.
Hal ini dikatakan oleh Menteri Trenggono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, 8 Juni 2021.
“Hilangkan kebiasaan buruk buang sampah sembarangan hingga gerakkan restorasi karang dan mangrove,” katanya.
Dengan kedekatan antara dua hari tersebut, lanjutnya, maka juga menyiratkan bahwa aspek kelestarian laut sangatlah esensial dalam merayakannya.
“Perayaan yang berdekatan ini menjadi simbol, bahwa laut dan terumbu karang pada dasarnya tidak dapat dipisahkan, serta perlu untuk terus dijaga dan dilestarikan,” ujar Menteri Trenggono.
Ia mengemukakan bahwa kerusakan ekosistem laut sebagian besar ditengarai ulah manusia. Berdasarkan data ada jutaan ton sampah rumah tangga yang mencemari laut setiap tahunnya, utamanya plastik.
Keberadaan sampah-sampah tersebut, lanjutnya, pada akhirnya akan mengganggu kelangsungan hidup biota laut di dalamnya.
Selain sampah, masih menurut dia, kerusakan terumbu karang dan mangrove juga menjadi persoalan tersendiri bagi kesehatan laut Indonesia. Sebagai upaya perbaikan, pemerintah melalui kementerian/lembaga dan instansi pemerintah lainnya menggalakkan sejumah program restorasi.
Untuk KKP misalnya, melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2020 berhasil merestorasi sekitar 74,3 hektare atau setara 93.685 berbagai jenis struktur terumbu karang yang ditempatkan di beberapa kawasan pesisir Pulau Dewata (Nusa Dua, Pandawa, Sanur, Serangan dan Buleleng).
Sedangkan untuk mangrove, KKP melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) sepanjang tahun lalu saja telah melakukan penanaman 2.975.129 batang mangrove dengan luas area mencapai 448,18 hektare. Luasan ini melampaui target yang ditetapkan sebesar 200 hektare.
“Kami memiliki komitmen juga terhadap kesehatan laut, untuk melakukan restorasi terhadap wilayah pesisir yang kritis terhadap kerusakan tanaman mangrove. Dan ini sudah kami lakukan, total mangrove di Indonesia luasnya 3,3 juta hektare yang kritis 647 ribu hektare. Kami sudah melakukan restorasi kurang lebih sekitar 3.000 hektare,” tegasnya.
Sementara di tingkat internasional, Pemerintah Indonesia aktif mengikuti forum maupun dialog yang berkaitan dengan kesehatan laut. Misalnya pada 2009 lalu, Indonesia menginisiasi untuk menjaga dan memanfaatkan wilayah laut serta terumbu karang di daerah segitiga terumbu karang secara berkelanjutan. (red/pen)
[ad_2]