Hotline Redaksi: 0817-21-7070 (WA/Telegram)
Headline

7 Ciri Vagina yang Sehat, Ini yang Bunda Perlu Tahu

380
×

7 Ciri Vagina yang Sehat, Ini yang Bunda Perlu Tahu

Sebarkan artikel ini
7 Ciri Vagina yang Sehat, Ini yang Bunda Perlu Tahu

[ad_1]

Kesehatan vagina tentu saja bagian penting dari kesehatan seorang perempuan. Pertanyaannya, sudahkah vagina yang sehat?

Adanya masalah pada organ kewanitaan ini dapat memengaruhi kepercayaan diri sehingga memicu stres hingga gangguan relasi dengan pasangan. Tak hanya sampai di situ, masalah pada vagina yang lebih serius dapat berpengaruh pada kesuburan dan fungsi seksual seseorang. 

Mengetahui bagaimana ciri-ciri vagina yang sehat berikut dapat membantu Anda untuk mengenali masalah sejak dini. 

Ciri-ciri Vagina yang sehat

Vagina adalah sebuah kanal tertutup yang memanjang dari area vulva (bagian luar kelamin wanita) hingga leher rahim. Vagina yang sehat dapat tampak berbeda untuk setiap orang. Vagina berbeda dalam:

1. Bentuk

Bagian dalam vagina berbentuk seperti tabung panjang dengan lipatan-lipatan yang dapat mengembang dan berkontraksi. Ada yang menyebutnya ini bagaikan akordeon. Hasil studi radiologi mengungkapkan bahwa sebagian besar vagina memiliki bentuk yang menyempit ke arah lubang vagina dan melebar ke arah leher rahim. Pola ini membuat vagina berbentuk seperti huruf ‘V’.

Artikel Terkait: Seperti Apa Kondisi Vagina Setelah Melahirkan Normal (Vaginal Birth)? Simak Penjelasan Dokter Berikut Ini

 

2. Ukuran

Meski bentuk vagina setiap wanita kurang lebih sama, terdapat variasi dalam ukurannya. Saat tidak terstimulasi, rata-rata vagina memiliki panjang 6,3 cm, dengan kisaran 4,1-9,5 cm. 

3. Warna

Dinding vagina umumnya berwarna merah muda. Meski demikian, faktor warna kulit dan aliran darah juga memengaruhi. Saat terstimulasi, di mana aliran darah meningkat, vagina dapat tampak lebih merah keunguan.

4. Tekstur

Seperti sudah disebutkan, dinding vagina normal memiliki lipatan-lipatan (rugae), yang memungkinkan saluran vagina melebar. Rugae ini kurang lebih mirip dengan tonjolan yang Anda rasakan ketika lidah menyentuh langit-langit mulut bagian depan. Akan tetapi, tekstur dinding vagina relatif halus sebelum pubertas dan setelah menopause.

5. Bau

Vagina yang sehat mengeluarkan bau yang unik dan bervariasi tergantung pada fase siklus haid. Bau vagina juga dipengaruhi oleh praktik kebersihan pribadi Anda. Secara umum, bau vagina yang ‘amis’ atau ‘busuk’ dianggap tidak normal dan menandakan adanya infeksi.

vagina yang sehat

6. Lendir yang keluar

Vagina yang sehat juga mengeluarkan lendir. Anda mengenalnya sebagai ‘keputihan’. Keputihan yang normal berwarna bening atau putih keruh, tidak berbau, dan tidak menimbulkan keluhan apapun. Di samping itu, tergantung pada fase siklus haid, keputihan dapat kental atau encer.

Di luar masa subur, keputihan cenderung kental dan berwarna putih keruh. Sebaliknya, di masa subur, keputihan akan lebih encer, berwarna bening dan elastis. Perubahan pada ciri keputihan yang muncul dapat menandakan adanya infeksi atau peradangan pada vagina.

Artikel Terkait: Vagina gatal, waspadai risiko infeksi jamur pada vagina

7. Derajat keasaman (pH) vagina

Derajat keasaman atau pH menggambarkan seberapa asam atau basa kondisi suatu lingkungan. Secara alami, kondisi di dalam vagina bersifat asam, dengan pH berkisar antara 3,8-4,5. Semakin rendah, artinya semakin asam. 

Kondisi ini terbentuk karena vagina memiliki koloni mikroba sehat yang menjaganya tetap asam untuk mencegah infeksi. Salah satu jenis mikroba yang berperan yakni bakteri Lactobacillus, yang memproduksi asam laktat dan hidrogen peroksida sehingga pH vagina tetap asam. Di samping itu, ada pula peran hormon estrogen. Hormon ini mendorong pertumbuhan Lactobacillus sehingga secara tidak langsung berkontribusi terhadap pH vagina. 

Secara alami, vagina dapat membersihkan dirinya sendiri dan karena itu tidak perlu ‘dicuci’. Mencuci bagian dalam vagina (douching) justru dapat mengubah keseimbangan mikroba sehat, yang selanjutnya mengubah pH vagina. Bila pH-nya berada di luar kisaran normal, Anda akan merasakan keluhan-keluhan yang berhubungan dengan bau vagina dan keputihan yang tidak normal.

Cara Mengetahui Vagina yang Sehat

vagina yang sehat

Salah satu cara termudah untuk mengetahui apakah vagina Anda sehat yakni dengan melakukan pemeriksaan mandiri. Anda dapat memeriksa sendiri menggunakan cermin genggam. Pada prinsipnya, semakin sering melakukan pemeriksaan mandiri, Anda akan semakin paham apa yang normal dan yang tidak. 

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

  1. Mulai dengan bagian bibir luar vagina (labia mayor), yakni lipatan kulit yang mengelilingi lubang vagina. Warnanya dapat bervariasi, dari merah mudah hingga coklat tua atau hitam. Periksa apakah terdapat benjolan, luka, atau ruam. 
  2. Periksa bibir dalam vagina (labia minora), di mana terdapat 3 bagian penting di dalamnya.
    • Klitoris, yakni organ yang berperan dalam memberikan kenikmatan seksual pada wanita. Ini adalah jaringan spons berbentuk bola, yang berlokasi di bagian atas vulva (ke arah bagian depan tubuh), di mana labia bagian dalam bertemu. 
    • Di bawah klitoris, terdapat lubang kecil yang disebut uretra. Melalui lubang inilah urin keluar.
    • Di belakang uretra, terdapat lubang vagina, yang menghubungkan rahim dan dunia luar. Di lubang inilah darah haid keluar, di mana hubungan intim dapat terjadi, dan bayi dilahirkan. 
  3. Kenali bagaimana bau dan lendir vagina Anda yang normal. Ini akan membantu Anda mengetahui ketika ada sesuatu yang tidak beres. 

vagina yang sehat

Hal-hal yang Memengaruhi Kesehatan Miss V

Hal tersering yang menimbulkan masalah pada vagina berkaitan dengan ketidakseimbangan mikroba vagina. Ini bisa terjadi akibat:

  • Praktik kebersihan pribadi yang tidak tepat
  • Terpapar zat yang menimbulkan iritasi atau alergi
  • Meningkatnya stres
  • Penyakit
  • Seks yang tidak aman
  • Penggunaan terapi atau kontrasepsi hormonal

Bila ini terjadi, akan timbul gejala-gejala berikut, yang menandakan vagina tidak sehat atau terdapat infeksi:

  • Kemerahan atau gatal pada vagina
  • Rasa terbakar atau perih
  • Keputihan yang tidak normal (berwarna abu-abu, kekuningan, kehijauan, kecoklatan, atau mengandung bercak darah)
  • Keputihan yang berbau tidak sedap
  • Benjolan pada vagina
  • Nyeri saat berhubungan intim
  • Perdarahan setelah berhubungan intim

Artikel Terkait: Vagina lembab bikin tak nyaman? Ini penyebab dan cara mengatasinya

7 Ciri Vagina yang Sehat, Ini yang Bunda Perlu Tahu

Sebaiknya segera kunjungi dokter apabila terdapat muncul gejala-gejala tersebut. 

Lakukan Hal Ini Agar Vagina Tetap Sehat

Menjaga kesehatan vagina tidaklah sulit. Namun, bila tidak memahami cara kerjanya, bisa jadi Anda malah secara tidak sadar mengganggu kesehatannya. Seperti sudah disebutkan sebelumnya, vagina dapat membersihkan dirinya sendiri (self-cleaning). Oleh sebab itu, bagian dalam vagina tidak perlu dibersihkan atau dicuci.

Mencuci bagian luar dengan sedikit sabun dan air mengalir saja sudah cukup. Setelah itu, keringkan dengan cara menepuk-nepuk—bukan menggosok—untuk menghindari iritasi kulit. 

Berikut adalah anjuran lengkap praktik kebersihan pribadi agar vagina tetap sehat:

  • Hindari menggaruk ketika terasa gatal.
  • Hindari mencuci bagian dalam vagina (douching).
  • Gunakan pakaian dalam yang longgar dan berbahan dasar katun. Hindari bahan nilon dan rayon, yang panas dan tidak menyerap keringat.
  • Hindari penggunaan pantyliner dan G-string.
  • Gunakan pembalut tidak berparfum ketika haid dan ganti setiap 6-8 jam.
  • Sebisa mungkin gunakan sabun yang lembut dan tidak berparfum tajam.
  • Hindari mandi busa dan berendam.
  • Hindari penggunaan produk kewanitaan seperti feminine spray/deodorant dan bedak.

Di samping soal kebersihan pribadi, ada pula hal-hal penting yang perlu dilakukan untuk mencapai kesehatan vagina yang optimal.

7 Ciri Vagina yang Sehat, Ini yang Bunda Perlu Tahu

  • Bertanggung jawab secara seksual. Gunakan kondom saat berhubungan intim atau setia terhadap satu pasangan yang bebas dari infeksi menular seksual. 
  • Dapatkan vaksinasi human papilloma virus (HPV) untuk mencegah kanker serviks, serta vaksinasi hepatitis B, yang ditularkan melalui hubungan intim.
  • Melakukan deteksi dini kanker leher rahim (serviks) melalui pemeriksaan Pap Smear. Ini dapat dilakukan mulai usia 25 tahun atau setelah mulai aktif secara seksual.
  • Latihan Kegel. Latihan ini dapat membantu menguatkan otot-otot dasar panggul dan vagina, terutama pada wanita dengan prolaps rahim (rahim terbalik ke luar), kebocoran urin atau kelemahan otot-otot panggul akibat proses persalinan normal.
  • Membatasi konsumsi alkohol dan menghindari merokok. Konsumsi alkohol yang berlebihan dan kronis dapat mengganggu fungsi seksual. Sedangkan penggunaan nikotin dapat menurunkan gairah seksual.

Untuk memastikan vagina Anda betul-betul sehat, lakukan pula pemeriksaan ginekologi (kandungan) secara rutin, yakni setahun sekali, di samping pemeriksaan mandiri. Dengan demikian, perubahan atau kelainan sekecil apapun bisa langsung dideteksi dan diobati sejak dini. 

 

Baca Juga:

5 Makanan untuk Kesehatan Vagina yang Harus Bunda Coba

Spa vagina bisa mengencangkan otot kewanitaan? Ini penjelasan dokter!

Mengenal Tentang Orgasme Vagina yang Dianggap Sebagai Mitos

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

[ad_2]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *