[ad_1]
Suara-Pembaruan.com – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara tekankan pentingnya kinerja organisasi yang dinamis agar mampu menyesuaikan situasi dan kondisi yang terus berubah akibat pandemi Covid 19. Dinamisnya kinerja organisasi harus dilakukan sebagai bentuk responsif dan antisipatif karena APBN terus bergerak mengikuti dinamika perekonomian Indonesia.
“Dinamisnya itu adalah untuk menyesuaikan dengan apa yang terjadi di masyarakat, apa yang dibutuhkan dari APBN. Dinamisnya itu adalah untuk responsif dan antisipatif,” kata Wamenkeu dalam Webinar Executive Training “Raising Linkage and Engagement of Performance and Risk Management” secara daring, Selasa (15/06).
Kinerja organisasi harus dapat diukur secara dinamis. Rapat Dialog Kinerja Organisasi (DKO) menjadi ajang untuk menyintesiskan kinerja yang dapat digunakan untuk merespons kondisi ekonomi dinamis di masyarakat.
“Gunakan rapat DKO tersebut untuk merespons kondisi dinamis masyarakat. DKO tidak sekedar menjadi formalitas, tapi menjadi ajang sintesis dari kinerja yang tiap hari dilakukan itu, menciptakan kinerja APBN yang dinamis, kinerja organisasi yang dinamis, karena setiap hari kita mengantisipasi risiko terhadap kinerja kita,” ujar Wamenkeu.
Dalam mengelola kinerja organisasi, setiap unit perlu mengaitkan dengan manajemen risiko. Manajemen risiko adalah analisis atau manajemen yang harus didiskusikan supaya kinerja organisasi tercapai.
“Risiko itu adalah semua hal yang bisa membuat kinerja kita tidak tercapai. Risiko apa saja di unit Ibu Bapak sekalian ini perlu diolah dengan baik. Kaitkan diskusi mengenai manajemen kinerja dengan manajemen risiko. Saya bisa bilang bahwa di tingkat pimpinan Kementerian Keuangan ini terus kita upayakan dan kita dorong,” ujar Wamenkeu.
Indeks Kinerja Utama (IKU) merupakan indikator dari visi-visi Kementerian Keuangan. Wamenkeu berpesan agar para peserta webinar dapat terus membagikan visi tersebut kepada seluruh staf di unit masing-masing.
“Ibu Bapak adalah pimpinan-pimpinan Kementerian Keuangan di berbagai elemen APBN, di berbagai daerah di Indonesia. Share vision dari pimpinan Kementerian Keuangan menjadi sangat penting untuk disampaikan dalam konteks kinerja dan risiko. Kita jalankan APBN dengan kinerja yang makin lama makin baik. Supaya kinerja makin lama makin baik, kita lakukan manajemen kinerja dan manajemen risiko,” kata Wamenkeu.
[ad_2]