[ad_1]
Suara-Pembaruan.com – PT Pos Indonesia (Persero) meluncurkan Program Pos Migran Indonesia dalam rangka menjadi pusat layanan yang melayani pekerja migran asal Indonesia. Di antaranya fasilitas keuangan berupa digital touchpoint atau aplikasi keuangan mobile. Sudah ada 625 pekerja migran Indonesia yang sudah melakukan pemasangan atau instal aplikasi tersebut terjadi transaksi Rp1,8 miliar.
Hal ini dijelaskan oleh Direktur Utama Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi di Bandung, Jawa Barat, Selasa, 6 April 2021.
“Program Pos Migran Indonesia ini sebenarnya telah mulai dirintis sejak tahun 2020. Kami berkoordinasi dengan sangat intens bersama Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) untuk menyiapkan program itu,” ujarnya.
Pihaknya menyediakan dua fasilitas bagi program ini yaitu fasilitas keuangan berupa digital touchpoint atau aplikasi keuangan mobile di mana pekerja migran agar dapat melalukan transaksi keuangan dengan keluarga mereka.
“Alhamdulillah sampai hari ini sudah ada 625 pekerja migran Indonesia yang sudah melakukan pemasangan atau instal aplikasi tersebut. Yang terbanyak masih keluarganya di Indonesia, kedua adalah pekerja migran Indonesia di Taiwan, dan ketiga yakni pekerja migran Indonesia di Malaysia,” kata Faizal.
Pihaknya mengatakan dari 625 pengguna itu sudah terjadi transaksi Rp1,8 miliar hanya dalam beberapa hari. Transaksi terbanyak pertama yakni melakukan transfer uang, kedua adalah melakukan pembayaran seperti token listrik dan pulsa telepon, dan untuk transaksi terbanyak ketiga yaitu remitansi atau pengiriman uang dari luar negeri ke Indonesia.
Jasa keuangan oleh Pos Indonesia ini berbeda dengan jasa keuangan dari layanan financial technology atau fintech lainnya. Yang membedakan dari aplikasi fintech ini karena Pos Indonesia memiliki interaksi fisik di 4.800 kantor Pos Indonesia. Pos Indonesia juga memiliki 58.000 agen pos yang tersebar di desa.
Fasilitas kedua adalah fasilitas fisik yaitu pusat informasi migran Indonesia yang disediakan oleh BP2MI yang berada di dua lokasi, salah satunya Bandung.
“InsyaAllah akan terdapat lebih dari 200 pusat informasi migran Indonesia yang disediakan di berbagai Kantor Pos Indonesia,” kata Faizal.
Menurut Faizal, Kalau dulu layanan pos hanya digunakan untuk mengirimkan uang dan barang, saat ini layanan pos telah bertransformasi menjadi pusat layanan masyarakat, termasuk masyarakat saat ini bisa melegalisir akte kelahiran.
“Alhamdulillah saat ini kami mendapatkan kepercayaan dari BP2MI untuk menambah satu lagi layanan kepada masyarakat di kantor Pos Indonesia,” ujarnya. (red/pen)
[ad_2]