[ad_1]
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua, Irjen Pol Mathius D Fakhiri, mengatakan pihaknya bersama tim Satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih terus melakukan pencarian untuk menyelamatkan pilot Susi Air Philip Mark Merthens yang disandera oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB). Dalam misi menyelamatkan pilot berkebangsaan Selandia Baru itu, aparat keamanan akan melakukannya dengan teliti dan tegas.
“Terkait perkembangan pilot tentunya kami mencermati bagaimana pola penanganan yang harus dilakukan dengan baik, teliti, tepat, dan tegas dalam pengambilan langkah hukumnya. Tentunya kami akan berkolaborasi dengan Satgas Damai Cartenz dan TNI untuk membantu bersama-sama melakukan penangkapan terhadap pelaku kejahatannya,” kata Fakhiri dalam keterangannya yang ditulis Sabtu (17/6).
Aparat keamanan saat ini memusatkan pencarian dan penyelamatan pilot Susi Air di wilayah Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Aparat keamanan juga sedang mempersiapkan sejumlah langkah untuk menyelamatkan pilot Susi Air.
“Kami sudah memetakan dan menggambarkan bagaimana posisi yang ada pada pilot. Saya juga sudah dapat laporan tentang langkah-langkah yang dilakukan Satgas Damai Cartenz bersama TNI. Ini akan menjadi evaluasi,” jelas Fakhiri.
Beberapa waktu lalu Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) atau KKB mengancam akan menembak pilot Susi Air jika tidak ada pembicaraan mengenai kemerdekaan Papua.
Menanggapi hal itu, Fakhiri mengatakan hal itu akan menjadi sebuah pertimbangan secara cermat dan penuh kehati-hatian dalam mengambil langkah-langkah penegakan hukum.
“Tentunya saya nanti akan membuat rapat khusus bersama Satgas Damai Cartenz untuk mengambil langkah cepat dalam sisa waktu yang ada, baik negosiasi dan penegakan hukum yang kami lakukan,” ucapnya.
Bukan hanya itu, kata Fakhiri, dirinya telah bertemu dengan semua pihak termasuk tokoh agama untuk dapat bernegosiasi dengan KKB pimpinan Egianus Kogoya agar mau membebaskan pilot Susi Air yang disandera.
“Kami berharap nanti semua bisa berkoordinasi melakukan pendekatan budaya dan kekeluargaan. Egianus Kogoya bisa mengembalikan pilot yang diamankan (disandera),” ujarnya.
Fakhiri juga memberikan ultimatum jika ada masyarakat dan unsur pemerintah yang terlibat aktif dalam membantu kelompok Egianus Kogoya, akan berhadapan dengan proses hukum.
“Saya tidak akan main-main lagi. Saya sudah beri peringatan tapi mereka selalu main-main dengan itu. Jika ada yang memberikan uang kepada KKB dan memenuhi unsur yang saya katakan. Kami periksa,” katanya.
Aparat keamanan pun enggan gegabah dalam operasi penyelamatan pilot Susi Air tersebut. Penyelamatan pilot Susi Air juga tidak akan memberikan dampak negatif terhadap masyarakat di Nduga.
“Kami harus menghitung dengan cermat sehingga jangan sampai nanti ada tindakan-tindakan yang berakibat pada masyarakat di Nduga. Nanti bisa dipakai untuk isu pembunuhan terhadap masyarakat Papua dan eksodus ini kami hindari. Sehingga hati-hati dan teliti kami lakukan,” pungkas Fakhiri.
Sementara itu juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, mengatakan pihaknya tidak akan lagi mengumumkan terkait perkembangan kondisi pilot Susi Air asal Selandia Baru itu, usai menolak negosiasi yang mereka sampaikan.
“Kami tidak akan mengumumkan lagi keadaan pilot yang terbaru,” katanya kepada VOA, Sabtu (17/6).
Kemudian, markas pusat dari TPNPB-OPM juga telah memberi tahu kepada Egianus Kogoya terkait untung-rugi tentang pilot Susi Air yang mereka sandera. Pasalnya, beberapa waktu lalu Egianus mengeluarkan pernyataan akan menembak pilot Susi Air apabila tidak ada pembicaraan terkait kemerdekaan Papua.
“Kami dari manajemen markas pusat sebagai pengendali komando TPNPB mempunyai kewajiban untuk kontrol di sana. Oleh karena itu kami sudah mengirim pernyataan ke Egianus. Tunggu saja untuk sementara,” tandas Sebby. [aa/ft]
[ad_2]