Hotline Redaksi: 0817-21-7070 (WA/Telegram)
Internasional

Raja Minta Maaf atas Peran Belanda dalam Perbudakan Kolonial

×

Raja Minta Maaf atas Peran Belanda dalam Perbudakan Kolonial

Sebarkan artikel ini
Raja Minta Maaf atas Peran Belanda dalam Perbudakan Kolonial

[ad_1]

Raja Minta Maaf atas Peran Belanda dalam Perbudakan Kolonial

Raja Belanda Willem-Alexander pada Sabtu (1/7) meminta maaf atas keterlibatan Belanda dalam sejarah perbudakan di masa lalu yang dampaknya masih terasa hingga saat ini.

Raja mengungkapkan hal itu pada upacara peringatan 160 tahun penghapusan perbudakan secara sah di Belanda, termasuk bekas jajahannya di Kepulauan Karibia.

“Pada hari ini mengingat sejarah perbudakan Belanda, saya mohon maaf atas kejahatan kemanusiaan ini,” katanya. Dia mengatakan rasisme dalam masyarakat Belanda tetap menjadi masalah dan tidak semua orang akan mendukung permintaan maafnya.

Namun, “waktu telah berubah dan Keti Koti … rantai-rantai benar-benar telah terputus,” katanya diiringi tepuk tangan dan sorakan ribuan penonton di monumen nasional di Oosterpark, Amsterdam.

“Keti Koti” adalah bahasa Suriname yang berarti ‘rantai putus’ dan merupakan gelar yang diberikan pada 1 Juli sebagai hari peringatan perbudakan dan perayaan kebebasan.

Permintaan maaf ini datang dalam konteks peninjauan ulang terhadap kolonial Belanda di masa lalu, termasuk keterlibatan dalam perdagangan budak Atlantik dan perbudakan di bekas koloni Asia-nya.

Willem-Alexander meminta maaf di Indonesia pada 2020 atas “kekerasan berlebihan” selama pemerintahan kolonial Belanda.

Pada Desember Perdana Menteri Mark Rutte mengakui Negara Belanda memikul tanggung jawab dalam perdagangan budak Atlantik dan mendapat untung darinya. Ia menyampaikan permohonan maaf atas hal tersebut.

Rutte mengatakan pemerintah tidak akan membayar reparasi, seperti yang direkomendasikan panel penasihat pada 2021.

Sebuah studi yang ditugaskan oleh pemerintah yang diterbitkan pada bulan lalu menemukan bahwa House of Orange mendapat untung sekitar $600 juta dari aksi kolonial Belanda pada 1675-1770, sebagian besar diberikan sebagai hadiah dari keuntungan perdagangan rempah-rempah Perusahaan Hindia Timur Belanda.

Royal House pada Desember menugaskan penyelidikan independen terhadap peran Keluarga Kerajaan dalam sejarah kolonial. Hasil penyelidikan tersebut diharapkan tuntas pada 2025. [ah]

[ad_2]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

pola jam hoki mahjong black scatter surabaya raih 688 juta

gates of olympus 1000 meledak 912 juta pemain medan

scatter wild emas 7 kali beruntun pemain bali 555 juta

gold bonanza ngamuk 10 putaran semarang raup 701 juta

trik putaran ganjil mahjong black scatter yogyakarta 599 juta

pola gelap olympus 1000 kakek merah palembang 834 juta

25 spin gold bonanza scatter bombardir makassar 645 juta

mahjong black scatter mode sultan menang 750 juta malang

scatter emas turun terus bandung barat dapat 489 juta

gates of olympus 1000 petir merah strategi lampung 950 juta