[ad_1]
Parents, ada banyak sekali dongeng Nusantara yang punya makna baik untuk diceritakan kepada buah hati tercinta. Salah satu yang terkenal adalah dongeng Lutung Kasarung.
Lutung Kasarung sendiri merupakan dongeng legendaris dari Jawa Barat. Berkisah tentang seorang pangeran bernama Sanghyang Guruminda dari Kahyangan, yang turun ke bumi dalam wujud lutung atau kera bewarna hitam berekor panjang. Di bumi, ia bertemu dengan putri Purbasari yang dikutuk oleh kakaknya sendiri.
Penasaran tentang kisah Lutung Kasarung dan makna baik apa yang bisa dipetik darinya? Melansir berbagai sumber, yuk, simak dongeng selengkapnya berikut ini, Parents!
Artikel terkait: Dongeng Persahabatan Singa dan Tikus, Mengajarkan Anak Agar Tidak Sombong
Dongeng Nusantara Lutung Kasarung
Alkisah, pada zaman dahulu kala di bumi Sunda, hiduplah seorang putri cantik bernama Purbasari. Ia adalah anak bungsu dari Prabu Tapa Agung, raja kerajaan pasir batang.
Selain Purbasari, Prabu Tapa Agung juga memiliki enam putri lain. Mereka adalah Purbarangrang, Purbadewata, Purbaendah, Purbakancana, Purbamanik, dan Purbaleuih.
Dari ketujuh anak perempuan itu, Purbasari memang memiliki paras paling menawan. Dia bahkan dikaruniai hati yang baik, lembut, ramah, serta suka menolong.
Berbeda dengan sang kakak sulung, Purbarangrang, yang punya paras dan perilaku buruk. Ia sangat kasar, sombong, dan selalu iri hati kepada orang lain.
Prabu Tapa Agung Turun Tahta
Setelah menjabat sebagai raja dalam waktu lama, Prabu Tapa Agung memilih untuk turun tahta. Sang raja tersebut pun memilih Purbasari untuk melanjutkan kepemimpinannya.
Hal ini tentunya sudah dipikirkan secara matang oleh Prabu Tapa Agung. Menurutnya, Purbasari merupakan sosok yang paling pantas menggantikan dirinya.
Putri bungsunya tersebut memiliki sifat baik, bijaksana, dan jujur sehingga pantas dijadikan penerusnya. Sangat berbanding terbalik dengan Purbarangrang, sang anak sulungnya yang tidak ia percaya akan bisa memimpin kerajaan dengan sifat buruknya.
Di hadapan para petinggi kerajaan dan enam putri lainnya, Prabu Tapa Agung pun menyerahkan tahta pada Purbasari. Setelah itu, ia pun keluar dari istana dan memulai hidup baru sebagai pertapa.
Purbarangrang Menjadi Murka
Tidak bisa mendapat tahta kerajaan Pasir Batang, Purbarangrang pun murka. Ia meminta bantuan sang tunangan, Indrajaya, untuk kemudian menghubungi nenek sihir dan berniat mencelakai Purbasari.
Sang nenek sihir memberikan boreh atau zat hitam pekat yang ia suruh untuk disemburkan ke wajah dan tubuh Purbasari. Purbarangrang pun melakukan perintah itu. Alhasil, seluruh wajah dan tubuh Purbasari pun dipenuhi dengan bercak hitam mengerikan. Purbarangrang pun menggunakan momen ini untuk mengusir adiknya dari istana.
“Orang ini dikutuk. Tidak pantas menjadi Ratu kerajaan Pasir Batang. Ia harus diasingkan ke hutan agar penyakitnya tidak menular,” Kata Purbarangrang.
Ucapan Purbarangrang pun terwujud. Ia merebut tahta Purbasari dan adik bungsunya itu diasingkan ke hutan. Diantar oleh pamannya yang bernama Patih Uwak Batara Lengser, Purbasari pun akhirnya ditinggal sendiri di hutan belantara.
Pertemuan Purbasari dan Lutung Kasarung
Purbasari pun hidup sendiri di tengah hutan. Namun, karena kebaikan hati dan untuk menghibur diri, ia selalu bermain dengan hewan-hewan di sekitarnya. Sejak itu, ia juga berteman dengan hewan-hewan di sana. Mereka saling membantu untuk bertahan.
Suatu hari, ketika Purbasari sedang bermain dengan hewan-hewan, tiba-tiba saja ia bertemu dengan seekor lutung atau kera bewarna hitam berekor panjang. Purbasari sangat takut kepadanya.
“Ampun! Jangan sakiti aku,” teriak Purbasari
“Jangan takut, Tuan Putri.”
Purbasari kaget. Lutung itu bisa berbicara.
“Aku Guruminda, putra Sunan Ambu dari Kahyangan. Aku telah melakukan kesalahan besar dan dibuang ke bumi dengan bentuk seperti ini. Aku sedang tersesat di hutan,” ucap Lutung lagi.
Setelah itu, rasa takut Purbasari pun sirna. Karena mereka merasa senasib, dibuang dari tempat tinggalnya, Purbasari dan Lutung pun menjadi dekat. Bahkan, Purbasari memiliki panggilan khusus bagi Guruminda, yakni Lutung Kasarung.
Artikel terkait: 7 Rekomendasi Podcast Dongeng yang Cocok Jadi Media Hiburan Anak
Lutung Kasarung Mencoba Menyembuhkan Penyakit Purbasari
Pada suatu malam bulan purnama, Lutung Kasarung pergi ke suatu tempat untuk bersemedi. Ia meminta kepada Tuhan untuk menyembuhkan penyakit Purbasari. Tak disangka, doa tulus Lutung Kasarung dikabulkan.
Tanah di sekitarnya tiba-tiba menjadi sebuah talaga kecil. Airnya jernih dan harum, serta mengandung obat kulit yang ampuh menyembuhkan penyakit apa pun.
Paginya, atas ajakan Lutung Kasarung, Purbasari melihat talaga tersebut. Ia pun menceburkan diri ke dalam telaga itu. Secara ajaib, kulitnya kembali bersih, halus, dan menawan seperti semula.
“Wah, terima kasih, Lutung! Kau telah menyembuhkan aku!” ungkap Purbasari senang.
Sejak itu, Purbasari pun menjadi betah tinggal di hutan bersama Lutung Kasarung. Mereka pun menyukai satu sama lain dan bahagia di sana.
Purbasari Kembali ke Istana
Suatu ketika, Patih Uwak Batara Lengser datang ke hutan untuk melihat keadaan Purbasari. Ia pun kaget karena Purbasari sudah cantik seperti semula. Sang Patih akhirnya mengajak Purbasari kembali ke istana. Hal ini pun atas permintaan Prabu Tapa Agung yang kembali ke istana.
Purbasari awalnya menolak. Namun, ia akhirnya luluh setelah dibujuk oleh Lutung Kasarung. Purbasari juga meminta agar ia bisa kembali ke istana dengan mengajak Lutung bersamanya.
Kembalinya Purbasari ke istana membuat para penghuni di sana senang, tetapi tidak dengan Purbarangrang. Sang kakak murka karena merasa tahtanya terancam.
Sayembara Perebutan Tahta
Melihat posisinya, Purbarangrang meminta sang ayah untuk mengadakan sayembara. Sekiranya siapa yang lebih pantas menjadi ratu antara dirinya dan Purbasari.
Lantaran kebaikan hatinya, sang Prabu Tapa Agung pun menyetujui.
Sayembara pun dimulai, disaksikan oleh seluruh rakyat Pasir Batang. Sayembara terdiri dari lomba masak. Lomba ini dimenangkan Purbasari dengan pertolongan Lutung Kasarung.
Perlombaan kedua adalah adu panjang rambut. Purbasari juga menang atas pertolongan Lutung Kasarung.
Hal ini pun membuat Purbarangrang geram dan meminta Prabu Tapa Agung untuk mengadakan sayembara tambahan, yakni lomba adu ketampanan calon suami atau tunangan calon ratu.
“Kalau Purbasari menang dalam lomba ini, maka aku akan menyerahkan tahtaku,” janji Purbarangrang.
Purbarangrang pun menunjukan ketampanan tunangannya, Indrajaya. Ia sangat percaya diri bahwa di lomba kali ini dia akan menjadi pemenangnya.
Lutung Kasarung Berubah Menjadi Pangeran Tampan
Purbasari juga tak mau kalah, ia menunjukkan calon tunangannya yang tak lain adalah Lutung Kasarung. Namun, hal itu malah membuat Purbarangrang dan tunangannya terbahak-bahak.
“Lutung hitam itu adalah tunanganmu? Hahahaha.”
Mendengar Purbasari direndahkan dan diejek, Lutung Kasarung pun marah. Ia tiba-tiba saja berdoa dan menunjukkan kekuatannya. Ia memohon kepada Tuhan agar wujudnya dikembalikan ke sosok semula, yakni sebagai seorang pemuda bernama Guruminda yang tampan dan gagah.
Doa itu pun dikabulkan. Lutung Kasarung akhirnya berubah menjadi Guruminda kembali. Semua yang ada di sana terpesona akan ketampanan Guruminda.
Purbasari Kembali Menjadi Ratu
Akhirnya, sayembara berakhir dan Purbasari kembali menjadi ratu kerajaan.
Purbarangrang dan tunangannya diberikan hukuman atas perbuatan kejam mereka pada Purbasari. Namun, Purbasari merupakan sosok pemaaf sehingga kesalahan sang kakak ia ampuni. Purbasari juga masih mengizinkan Purbarangrang tinggal di istana.
Sejak itu, Purbasari kembali memimpin Kerajaan Pasir Batang. Para rakyat gembira karena ratu mereka kini merupakan sosok yang bijaksana, baik, dan menawan.
Purbasari pun akhirnya menikah dengan pangeran Guruminda dari kahyangan. Keduanya hidup bahagia selamanya.
Pesan Moral Dongeng Lutung Kasarung
Dari dongeng Nusantara ini, ada banyak juga pesan moral dan makna baik yang bisa diajarkan pada anak. Beberapa di antaranya adalah:
- Rasa iri dengki dan keserakahan itu tidaklah baik untuk dipelahara dalam diri. Kelak, kedua sifat tersebut akan membuat kita terjerumus dalam ketidakbahagiaan dan penyesalan
- Jangan suka merendahkan orang lain
- Jadilah jujur dan baik pada siapa pun, maka kelak kita akan menerima banyak bantuan dan kebaikan pula dari sifat tersebut
- Kebaikan dan kebenaran akan menjadi pemenang dan membawa akhir yang indah
Artikel terkait: 3 Contoh Dongeng untuk Bayi, Kisahnya Simpel dan Penuh Makna
Nah, Parents, itulah dongeng Lutung Kasarung yang bisa Anda ceritakan kepada si kecil beserta pesan moralnya.
***
Baca juga:
Manfaat Membacakan Cerita Dongeng untuk Stimulasi Si Buah Hati
Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini Lewat Kegiatan Membaca Dongeng
Mengisahkan Orangtua dan Anak, Ini 2 Contoh Dongeng Populer untuk Buah Hati
[ad_2]