Suara-Pembaruan.com — Forum Bisnis Indonesia-Rusia yang diselenggarakan hari ini menjadi tonggak penting dalam mempererat hubungan dagang dan investasi antara kedua negara.
Lebih dari 30 perusahaan asal Rusia dari berbagai sektor, mulai dari solusi digital, produk makanan, peralatan khusus, hingga sektor industri lainnya, hadir langsung di forum ini untuk menjajaki peluang kerja sama konkret dengan pelaku usaha Indonesia.
Forum bergengsi ini merupakan inisiatif Yayasan Roscongress melalui Roscongress International yang bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari rangkaian pertemuan ke-13 Sidang Komisi Bersama Indonesia-Rusia Bidang Kerja Sama Perdagangan, Ekonomi, dan Teknik.
Dalam sesi pleno bertajuk “Russia-Indonesia Strategy of Partnership”, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto menekankan peran forum ini sebagai platform nyata untuk menyatukan kepentingan bisnis kedua negara.
“Kerja sama antara KADIN Indonesia dan Roscongress Foundation menjadi kunci untuk menghadirkan solusi nyata sesuai kebutuhan pelaku bisnis kedua negara,” ujar Menko Airlangga.
Sementara itu, Deputi Pertama Perdana Menteri Federasi Rusia Denis Manturov menyampaikan harapan besar terhadap penguatan kerja sama strategis, khususnya di sektor pertanian dan energi. Ia juga menekankan pentingnya percepatan finalisasi perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU).
“Untuk mendukung keberlanjutan kerja sama, perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) diharapkan dapat segera terwujud dan ditandatangani pada tahun ini,” tegas DPM Manturov.
Menko Airlangga dalam forum ini juga menyampaikan arah kebijakan utama Pemerintah Indonesia, meliputi penguatan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), hilirisasi industri, serta transformasi digital.
“Saat ini terdapat 25 KEK yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Dengan dukungan fasilitas dan insentif khusus, KEK diharapkan menjadi motor pertumbuhan ekonomi dan daya tarik investasi,” jelasnya.
Ia turut menyoroti pentingnya hilirisasi sektor unggulan seperti nikel, tembaga, bauksit, kelapa sawit, dan petrokimia untuk menciptakan nilai tambah dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah.
Dalam konteks transformasi digital, Airlangga menyampaikan bahwa ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mendekati USD 1 triliun pada tahun 2030. Peluang kerja sama dengan Rusia dinilai terbuka lebar, khususnya di bidang teknologi siber, pendidikan, kesehatan, dan pariwisata.
“Saya berharap pertemuan ini menghasilkan pemahaman dan kesepakatan business-to-business yang lebih mendalam, membuka akses pasar, serta menciptakan peluang investasi baru di bidang energi terbarukan, teknologi, dan manufaktur,” tegasnya.
Sejumlah tokoh penting turut hadir dalam forum ini, antara lain:
Edi Prio Pambudi, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian
Sergey Shiskarev, Chairman of the Board of Directors of the Delo Group
Alexander Stuglev, CEO Roscongress Foundation
Veronika Nikishina, General Director Russian Export Center
James Riady, Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Hubungan Internasional
Ahmad Siddik Badruddin, Direktur Manajemen Risiko PT Pertamina (Persero)
Ismeth Wibowo, Komisaris PT SUNRA Retail Indonesia sekaligus cucu dari Pahlawan Nasional Ir. H. Djuanda
Sebagai bagian dari perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rusia, forum ini turut dimeriahkan dengan Konser Bersama yang digelar di Ciputra Artpreneur Theater pada malam harinya. Konser dimulai pukul 18.45 WIB dan menjadi simbol penguatan kerja sama budaya serta persahabatan antarbangsa.
Konser tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional, termasuk Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotejo, serta Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha.