Suara-Pembaruan.com — Halalbihalal PP Muhammadiyah di UMJ: Momentum Perkuat Silaturahmi dan Kolaborasi Umat Bangsa
Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) kembali dipercaya menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan Halalbihalal Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang berlangsung hangat dan penuh kekeluargaan di Auditorium KH. Ahmad Azhar Basyir, Gedung Cendekia UMJ, Sabtu (19/04).
Acara ini bukan sekadar pertemuan selepas Ramadan, tetapi menjadi simbol penguatan silaturahmi, sinergi, dan kolaborasi lintas sektor demi kebaikan umat, bangsa, dan kemanusiaan universal.
UMJ Sebagai Shohibul Bait untuk Kedua Kalinya
Rektor UMJ, Prof. Dr. Ma’mun Murod Al-Barbasy, membuka acara dengan ucapan selamat Idulfitri kepada para tamu undangan, seraya mengharap diterimanya seluruh ibadah di bulan suci Ramadan.
“Taqabbalallahu minna wa minkum,” ucap Ma’mun, yang juga menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan PP Muhammadiyah kepada UMJ sebagai Shohibul Bait dalam agenda besar ini untuk kedua kalinya.
Ia juga tak lupa menyampaikan permohonan maaf apabila terdapat kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan.
Silaturahmi: Pilar Peradaban dan Perekat Bangsa
Dalam pidatonya, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, menegaskan bahwa silaturahmi memiliki dua dimensi penting: eksklusif dan inklusif. Dimensi eksklusif merujuk pada penguatan ukhuwah imaniyah, sebagaimana termaktub dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 10, sedangkan dimensi inklusif menjadi jembatan dalam membangun tatanan sosial kebangsaan dan kemanusiaan.
“Silaturahmi bukan sekadar rutinitas tahunan, tapi bagian dari konsolidasi spiritual dan sosial kita. Ia menjadi sarana untuk memperkuat kerja sama membangun umat, bangsa, dan kemanusiaan,” ujar Haedar.
Haedar juga mengingatkan pentingnya menjaga kolaborasi dari unsur keburukan dan lebih menekankan pada nilai-nilai ketakwaan, kasih sayang, serta kepedulian terhadap problematika umat.
“Indonesia dibangun di atas fondasi kebersamaan dalam keberagaman. Pancasila menjadi pilar, sementara agama dan budaya adalah ruh dari identitas kebangsaan,” tegasnya.
Kehadiran Tokoh Bangsa dan Perwakilan Negara Sahabat
Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen penting dari nasional hingga internasional. Hadir jajaran Ketua PP Muhammadiyah dan PP Aisyiyah, serta tokoh dari kementerian dan lembaga tinggi negara.
Di antaranya tampak Abdul Mu’ti (Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah), Zulkifli Hasan (Menko Bidang Pangan), KH Marsudi Syuhud (Wakil Ketua Umum MUI), Brian Yuliarto (Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi), dan Fahri Hamzah (Wamen Perumahan dan Kawasan Permukiman).
Tak ketinggalan hadir pula tokoh-tokoh seperti Anggito Abimanyu, Viva Yoga Mauladi, Agus Jabo Priyono, Achmad Riza Patria, serta para duta besar dari Amerika Serikat, Australia, Ukraina, dan Kenya.
Dari kalangan masyarakat sipil dan tokoh agama, hadir Sutrisno Bachir (mantan Ketua Umum PAN), Sekjen Dewan Masjid Indonesia Rahmat Hidayat, Ketua Umum Persis Jeje Zaenudin, dan Ismeth Wibowo, cucu Ir. H. Djuanda yang juga kader Muhammadiyah.
Silaturahmi dalam Perspektif Islam
Dalam Islam, silaturahmi bukan sekadar praktik sosial, tetapi bagian dari iman dan akhlak. Ia menjadi pilar penting dalam membentuk masyarakat madani yang adil dan beradab, serta instrumen utama dalam mempererat kohesi sosial dan menjembatani keberagaman.
Haedar menutup dengan harapan agar momentum Halalbihalal ini tidak hanya menjadi ajang temu lahiriah, melainkan juga pemantik semangat untuk terus berjuang dalam jalan dakwah dan pembangunan peradaban berkemajuan.
“Semoga Halalbihalal ini menjadi pelecut untuk memperkuat spirit bermuhammadiyah, serta menjalin relasi yang produktif demi membangun umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta,” pungkasnya.